Hari Santri 2023

7 Puisi Hari Santri Nasional 2023, Peringati Momen Bersejarah dengan Kata Penuh Arti Bertabur Makna

Ada berbagai cara dalam memperingati Hari Santri Nasional 2023. Simak ini kumpulan Puisi Hari Santri Nasional 2023 yang penuh makna dan menyentuh hati

Penulis: Tria Agustina | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Dokumen
Berikut ini kumpulan Puisi Hari Santri Nasional 2023 yang penuh makna dan menyentuh hati. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini kumpulan Puisi Hari Santri Nasional penuh makna dan menyentuh hati.

Membaca puisi merupakan salah satu cara untuk memperingati Hari santri Nasional 2023.

Terdapat kumpulan puisi Hari Santri Nasional yang bisa dibacakan pada tanggal 22 Oktober 2023.

Puisi Hari Santri Nasional 2023 ini memiliki makna untuk memperingati momen bersejarah ini.

Pasalnya Hari Santri Nasional menjadi momen besar yang diperingati setiap tahunnya.

Momen Hari Santri Nasional yang diperingati pada ada tanggal 22 Oktober merupakan momen yang memiliki makna, arti, dan filosofi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.

Sejarah mencatat, Hari Santri Nasional tahun 2023 untuk memperingati peran besar ulama santri dalam perjuangan melawan penjajah bangsa asing.

Berikut ini kumpulan puisi Hari Santri Nasional 2023 yang bertabur makna serta menyentuh hati.

Baca juga: 40 Ucapan Selamat Hari Santri Nasional 2023, Berbagi Kalimat Semangat Penuh Makna dan Menyentuh Hati

1. Pejuang Berpeci (Karya Dee Kayisna)

Kala tentara berseragam
Tak lagi mampu berjuang
Pasukan bersarung, pejuang berpeci
Maju merapatkan barisan
Menghadang, menghalau penjajah
Trut berjuang demi Indonesia merdeka
Walau merelakan nyawa
Sebagai taruhannya
Sungguh kuasa Ilahi
Meski tanpa senjata berapi
Denga bambu runcingnya
Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan
Pejuang berpeci
22 oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri

2. Santri (Karya P.P. Pamungkas)

Wahai negeri
Wahai ibu pertiwi
Engkau telah melahirkan para pejuang hingga kini
Lewat kibaran merah putih dihati para santri
Hatimu ada pada hatinya
Keresahanmu ada pada kerisauannya
Dukamu ada pada kedukaannya
Bahagiamu juga ada pada kebagiaannya

antri berjuang untuk bangsa ini
Melatih diri menahan angan
Untuk generasi penerus negeri
Walaupun nama tak menjadi arti
Tetaplahlah berada di garda terdepan
Bersama iman dan kesetiaan
Hingga tibah pada waktunya
Hayat tak lagi kau dapati

3. Akulah Santri (Karya: Mila Kamila)

Tak ada kata lelah dan letih
Barokah adalah tujuan utama yang dicari
Aku kembali terlelap
Sesekali disela hiruk-pikuk dan deru ajian kitab-kitab
Aku santri yang tak lepas dari kata mengantri
Semua seakan mati
Saat ayah dan ibu tak lagi di sisi
Tapi segulung letih itu harus kuhadapi
Tubuhku membeku
Kakiku kaku
Saat belaian ibu tak dapat kusentuh
Dan sepi merobek kalbu
Aku terdiam dalam bahasa bisuku
Tak kuhafalkan
Mengingat perjuangan yang tak kunjumg padam
Akulah santri
Yang berusaha mengokohkan hati
Demi cita-cita yang tinggi

4.Tetaplah Nyantri

Jangan resah pada orang yang membencimu
Apalagi yang membenci masih sujud pada dunia
Sebab sujudmu beda, sujudmu adalah pada ilahi

Jangan tergiur dengan ramainya mereka
Mereka ramai menyoraki dunia
Sedangkan dirimu sepi, sebab sedang muhasabah diri

Jangan resah pada dunia, sebab hanya pertunjukan
Tetapi resahlah andai Allah SWT membencimu karena tiada lagi yang mencintaimu di akhirat

Tetaplah belajar, mengabdi dan berbakti
Hiraukan tipudaya setan, dunia memang dicipta tuk menipu
Tetaplah Nyantri

5. Taman-Taman Hidayah

Aku bagai dedaunan yang terbang tertiup angin
Pergi tanpa arah, tak tahu lagi ke mana harus melangkah
Kadang tertawan lelah, lalu goyah dan mulai patah
Namun Rabbku tak pernah lelah untuk memberiku sebuah hidayah

Aku bagai ilalang yang hilang tertiup angin, perlahan
kering dan layu
Lalu Rabbku menemukanku, memberiku rintik hujan
Membuatku kembali tumbuh dan menghijau
Rintik hujan itu bernama hidayah

Aku laksana rembulan yang kehilangan purnamanya, kelam dan suram
Lalu Rabbbku menyelamatkanku dengan cahaya terang
Hingga rembulan itu kini kembali cemerlang
Cahaya itu bernama hidayah Al Qur’an dan sunah
Hidayah itu, laksana hujan di tengah kemarau yang panjang

Menghidupkan hati-hati yang hampir mati kekeringan
Laksana deburan ombak di lautan
Meluluhkan hati-hati yang keras bagai karang
Akulah dedaunan kering yang terbang tertiup angin
Lalu jatuh perlahan dalam taman-taman yang indah
Taman yang penuh kesejukan
Taman yang tanpa kegersangan
Aku menyebutnya taman-taman hidayah

6. Bangga Menjadi Santri (Karya: Ainur)

Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih
Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara
Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi
Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri
Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri

7. Abdi Negri (Karya: Mahsusi Hawa)

Gugah terbangun kala diri tengah lelap
Menatap harap disaat langit telah gelap
Menyatukan dahi pada tanah-tanah suci bumi
Menepis gundah yang menerobos masuk menodai niatan suci
Para santri Nampak tengadah
Menautkan hari semata lillah
Enggan kembali sampai fajar mengering Langkah walau bergelut dengan kantuk lelah
Juang santri selalu terpatri
Tidak lagi melawan kolonial
Ikuti jejak jihad Hasyim Asy'ari
Yang dulu berperang rela mati, demi negeri
Kini santri jadi tonggak estafet ulama
Tutur Bahasa dijaga dan ditata
Bukan membuang krama
Sorot teladan umat beragama

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved