Berita Religi

Arti Istidraj dalam Islam, Lalai Ibadah tapi Harta Berlimpah, Peringatan Allah dari Kenikmatan Dunia

Jika kita temui orang yang lalai dalam ibadah namun punya harta yang berlimpah maka perlu berhati-hati. Berikut ini peringatan Allah berupa Istidraj.

Penulis: Tria Agustina | Editor: pairat
Sripoku.com/Tria Agustina
Berikut ini arti Istidraj dalam Islam, peringatan akan azab Allah di balik kenikmatan dunia. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini arti Istidraj dalam Islam, peringatan akan azab Allah di balik kenikmatan dunia.

Istidraj merupakan salah satu istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat.

Istilah Istidraj sering kali dijumpai sebagai nasihat dalam kehidupan.

Jika kita temui orang yang lalai dalam ibadah namun punya harta yang berlimpah maka perlu berhati-hati.

Pasalnya kenikmatan dan kesenangan dunia yang diberikan merupakan peringatan akan azab Allah.

Maka orang yang lalai dalam ibadah dan banyak bermaksiat namun diberi kenikmatan dunia disebut dengan Istidraj.

Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.

Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan.

Peringatan Istidraj termaktub dalam QS. Al An'am ayat 44 sebagai berikut:

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44)

Berikut ini ini tanda-tanda Istidraj dalam Islam di balik kenikmatan dunia yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat melalui kanal YouTube Taman Surga.

Baca juga: Dikira Nikmat Padahal Azab, Awas Ternyata Inilah Tanda-tanda Bahwa Istidraj Sedang Menjangkiti Diri!

"Jangan pernah merasa kecil hati, kalau ada orang-orang dzolim nampak semakin kuat cengkramannya, padahal mereka nggak pernah ibadah," terang Ustaz Adi Hidayat.

"Misalnya orang itu nggak pernah ibadah, kok bisnisnya keliatan lancar. Kemudian usahanya kayak begini dan sebagainya. Kata Allah hei jangan pernah merasa iri pada yang begitu. Kamu ahli akhirat masak iri pada ahli dunia Nggak nyambung," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Ia juga menambahkan jikalau pun ingin iri dengan yang juga ahli akhirat.

Misalnya ada anak berusia 4 tahun, punya keterbatasan pada penglihatan, tapi bisa hafal Alquran.

Sebaliknya, kita yang sudah berusia puluhan tahun, diberi kesehatan terutama mata, namun tidak mampu menghafal Alquran.

Maka hal ini sangat pantas dianggap iri jika urusannya akhirat.

"Itu iri tuh kenapa dia bisa saya nggak? Itu ghitbah (sifat yang dipuji oleh Allah), tapi jika iri pada sesuatu yang nggak ada bandingannya, ahli surga masa' iri dengan orang yang belum jelas surganya," tutur Ustaz Adi Hidayat.

"Kata Allah diberikan ketenangan dalam jiwa kita, hei itu cuma urusan dunia, begitu meninggal dunianya nggak akan dibawa, bekal akherat itu bukan dunia, tapi ibadah kepada Allah," tambahnya.

Ustaz Adi Hidayat juga menegaskan jika manusia diberikan sedikit dan tidak sama seperti mereka, karena itu bekal untuk ibadah.

Bahkan ia memperingatkan agar berhat-hati jika diberikan Allah lebih itu pun untuk bekal ibadah juga bukan untuk pamer.

"Karena barangkali orang yang nggak punya harta lebih dia sudah banyak tahajudnya, saking jarang makan yang enak-enak misalnya dia sering puasanya, malam-malam sering bangunnya, sedikit tidurnya, sedikit makannya," jelasnya.

"Lah kamu sedikit-sedikit makan, sedikit-sedikit tidur, saya berikan harta lebih supaya jadi bekal ibadah yang lain, saingi mereka itu, keluarkan infak dan sodaqohnya," tambahnya.

Mereka itu kata Allah, biarkan saja, nggak mau ibadah, harta digunakan untuk banyak maksiat, dosa yang terbanyak dikumpulkan dari situ.

Jadi, harta yang dikumpulkan itu karena tidak menjadii ibadah, didapatkan dengan cara yang salah, bukan menjadikan kenyamanan di akhirat tapi menumpuk dosa dalam kehidupannya.

Hingga akhirnya kata Allah, diujung waktu mereka akan menyesal dan memohon kepada Allah 'Ya Allah berikan kami kesempatan agar bisa memperbaiki diri'

"Jangan pernah merasa iri dan pesimis dengan kehidupan orang-orang yang tidak menyembah Allah, tapi terlihat seperti sejahtera, itu hanya sebatas fatamorgana dunia yang jika mereka tidak tobat hanya menambah dosa," ujarnya

Rasulullah SAW bersabda :

"Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada Allah, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad)

Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu pernah berkata :

“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)

Cek Berita dan Artikel Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved