HUT Bhayangkara ke 77

Asal-usul Sebutan Bhayangkara yang jadi Sebutan Polri, Ternyata Diambil dari Nama Prajurit Kerajaan

Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang diperingati setiap tanggal 1 Juli, perlunya mengetahui asal muasal dari sebutan tersebut.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Odi Aria
Freepik.com
Berikut ini asal-usul nama Bhayangkara yang menjadi sebutan untuk Polri hingga saat ini. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini asal-usul nama Bhayangkara yang jadi sebutan untuk Polri hingga kini.

Jika mendengar sebutan Bhayangkara pasti identik dengan polisi Republik Indonesia (Polri).

Nama Bhayangkara sudah menjadi sebutan populer untuk anggota Polri.

Apalagi menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang diperingati setiap tanggal 1 Juli, perlunya mengetahui asal muasal dari sebutan tersebut.

Sebelum Kemerdekaan RI

Dikutip dari humas.polri.go.id, sebutan Bhayangkara berasal dari nama prajurit kerajaan Majapahit.

Pada zaman Kerajaan Majapahit patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.

Kemudian, pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi.

Hal itu dimaksudkan untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu.

Pada masa pendudukan Jepang, Kepolisian di Indonesia dibagi berdasarkan wilayah dan setiap wilayah memiliki pusatnya masing-masing, seperti Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta.

Baca juga: Kumpulan Puisi Terbaik Peringati HUT Bhayangkara ke-77 Tahun 2023, Penuh Makna dan Inspirasi

Selanjutnya, Kepolisian Sumatera berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kepolisian Kalimantan berpusat di Banjarmasin.

Berbeda dari zaman Belanda yang hanya mengizinkan jabatan tinggi diisi orang-orang mereka.

Namun, ketika di bawah Jepang, kepolisian dipimpin oleh warga Indonesia.

Meski menjadi pemimpin, orang pribumi masih didampingi pejabat Jepang yang pada praktiknya lebih berkuasa.

Awal Kemerdekaan Indonesia

Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun.

Sementara itu, polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus1945.

Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 pun memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia.

Sebelumnya, pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Lalu, Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN) pada tanggal 29 September 1945.

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi.

Di sisi lain, masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.

Pada tanggal 1 Juli inilah diperingati sebagai Hari Bhayangkara setiap tahunnya, sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved