Opini: Peluang Bisnis Online dan Maraknya Kasus PHK

Hadirnya bisnis online tersebut, juga akan memberi peluang kepada calon pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan

Editor: Bejoroy
Dokumen Pribadi
Amidi (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang, Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan) 

Oleh: Amidi
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang, Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan)

DENGAN hadirnya teknolgi yang semakin canggih saat ini mampu mendorong aktifitas anak negeri ini cendrung dilakukan secara “online”, termasuk aktifitas bisnis. Bisnis online tersebut, ternyata akan “mereduksi” jumlah tenaga kerja yang sudah bekerja selama ini.

Suatu fenomena baru dibelantika dunia kerja. Disatu sisi, di negeri ini, tidak sedikit angkatan kerja yang belum memperoleh pekerjaan alias “pengangguran”, disisi lain dengan maraknya bisnis online tersebut justru akan menambah jumlah “pengangguran”.

Namun, hadirnya bisnis online tersebut, juga akan memberi peluang kepada calon pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan asal bisa memenuhi permintaan jasa tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis online itu sendiri (misalnya Gojek, tenaga ekspedisi, dan lainnya)

Masalah ini sudah pernah saya dan rekan saya paparkan beberapa tahun yang lalu dalam makalah seminar yang disampaikan pada forum seminar Pasca Sarjana Universitas Pancasila Jakarta dengan topik; Tantangan Startegi Manajemen dan Pasar Dalam Menghadapi Industri 4.0

Dahulu, orang enggan menjadi tukang ojek, atau enggan menjadi sopir taxi, enggan berdagang, terlebih kalau mereka sudah mengantongi ijazah sarjana bahkan pasca sarjana, dengan alasan gengsi. Namun saat ini lapangan kerja pada unit bisnis tersebut justru digandrungi, karena dirancang dengan teknologi akibat adanya revolusi industri tersebut.

Dengan adanya perkembangan industri yang menonjolkan unsur teknologi digital tersebut, masyarakat tidak perlu menunggu ojek lewat, masyarakat tidak perlu menunggu taxi dijalan atau di halte, masyarakat yang akan membeli suatu barang dan makanan/minuman tidak perlu pergi ke gerai/warung/toko, cukup dengan meng-clik ponselnya, tidak lama kemudian produk yang kita pesan tersebut sudah sampai ke rumah atau tempat kita.

Saat ini pelaku bisnis tidak harus mempunyai hotel, tidak harus mempunyai kendaraan, tidak harus mempunyai toko, mereka dengan mudahnya dapat menjual barang, makanan/minuman, jasa perhotelan/penginapan, dapat menjual jasa angkutan, dapat menjual segala macam produk yang dibutuhkan konsumen, kesemuanya dapat dilakukan dengan bisnis online melalui aplikasi yang mereka buat. Suatu model bisnis baru yang menjanjikan, bukan?

Tenaga Kerja diserap bisnis online terus bertambah.
Bisnis online yang ada, setidaknya mampu menjawab persoalan pengangguran bagi anak negeri ini. Bisnis online yang ada di Provinsi Sumatera Selatan ini berupa perdagangan barang dilengkapi bisnis ikutannya yakni jasa pengantaran/pengiriman barang (jasa ekspedisi), bisnis jasa transportasi online (go jek, Grab, Maxim) dan lainnya.

Bila kita cermati, saat ini jumlah tenaga kerja dan atau pengangguran yang mengisi lowongan kerja unit bisnis online tersebut terus bertambah. Saya belum mendapatkan data jumlah tenaga kerja yang bekerja pada unit bisnis online di Provinsi Sumatera Selatan ini, namun secara kasat mata bisa kita saksikan sendiri pertambahan jumlah mereka yang mengisi lowongan kerja pada unit bisnis online tersebut.

Pada suatu saat saya bertanya kepada mereka (salah satu sopir transportasi online roda empat), bagaimana dengan perkembangan penumpang saudara saat ini, ia menjawab sudah berkurang, karena pasca pandemi ini jumlah kawan-kawan yang ikut “nimbrung” berkeja di trasnportasi online ini terus bertambah, sementara pihak perusahaan tidak melakukan pembatasan terhadap lowongan ini. Artinya lowongan ini tetap dibuka, sepanjang ada yang mau mendaftar.

Seiring dengan pertambahan jumlah pengangguran, seiring dengan itu pula lowongan kerja ini akan terus diburu. Apalagi dengan maraknya kasus PHK akhir-akhir ini.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Dream.co.id, 05 Agustus 2022, mensinyalir bahwa Co-founder dan CEO Gojek, Kevin Aluwi, mengatakan kini Gojek telah mengantongi dua juta mitra driver dan satu juta mitra usaha. Aplikasinya pun telah diundu sebanyak 190 juta di Asia Tenggara per Juni 2021. Data akurat belum diperoleh, namun yang jelas unit bisnis online Gojek, Grab, Maxim dan lainnya tersebut tidak sedikit menyerap tenaga kerja yang ada dan sekaligus menyelamatkan anak negeri ini dari “kemiskinan absolut” bila mereka masih menganggur.

Bisnis Online dan PHK Marak.
Jika kita perhatikan secara seksama, antara kasus PHK, perkembangan unit bisnis online mempunyai hubungan signifikan. Semakin gencar dan maraknya pelaku bisnis online dan maraknya bisnis konvensional beralih ke bisnis online, semakin besar peluang PHK. Sebaliknya semakin besarnya gelombang PHK yang dilakukan unit bisnis konvensional, karena semakin besarnya dorongan dan pengaruh bisnis online yang bermunculan akhir-akhir ini.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved