Alquran

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 284 Lengkap Keutamaan Sebesar Apapun Dosamu Niscaya akan Diampuni Allah

Terdapat bacaan surat Al Baqarah ayat 284 lengkap dengan keutamaan surat dalam Alquran apabila mengamalkannya maka sebesar apapun dosa diampuni Allah.

Penulis: Tria Agustina | Editor: adi kurniawan
Sripoku.com/Tria Agustina
Berikut ini bacaan surat Al Baqarah ayat 284 lengkap keutamaan jika diamalkan maka dosanya akan diampuni Allah. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini bacaan surat Al Baqarah ayat 284 dalam Alquran dengan keutamaan selengkapnya.

Terdapat bacaan surat Al Baqarah ayat 284 yang dimuat dalam artikel ini.

Adapun keutamaan bacaan surat Al Baqarah ayat 284 yang tercantum dalam Alquran juga diuraikan selengkapnya.

Manusia merupakan tempatnya salah dan khilaf, namun bukan berarti Allah tak mengampuni dosanya.

Meski manusia berlumur dosa, jika ia memohon ampun terhadap Allah Subhanahuwata'ala, tidak ada yang tidak dihapuskan dosanya.

Hal ini seperti yang dibagikan oleh Syekh Ali Jaber dalam ceramahnya melalui tayangan YouTube religiOne.

Baca juga: Bacaan Doa Sapu Jagat Terdapat dalam Alquran Surat Al Baqarah Ayat 201 yang Digemari Rasulullah SAW

Dalam ceramahnya, Syekh Ali Jaber rahimahullah menyampaikan jika Allah SWT merupakan Maha Pengampun.

"Seberapa apapun dosa kita, sebesar apapun dosa kita, kalu kita selalu ingat Robbighfirli, Allahumaghfirli dengan kata ghofur Allah Subhanahuwata'ala dengan apa yang kita yakini dari makna kalimat ini, Allah Subhanahuwata'ala pasti akan mengampuni dosa-dosa kita," tuturnya.

"Beda sama orang yang berbuat dosa dan maksiat, tapi dia merasa tidak bakal diampuni, atau ada orang melihat saudaranya dalam berdosa, saudaranya jatuh dalam perbuatan maksiat, dan dia merasa aku sudah nasehati beberapa kali, tapi orang itu tidak mau berubah," terangnya.

"Orang ini tidak mau bertaubat, tapi suatu saat dia berkata heh kamu tidak akan diampuni Allah, oh ini bahaya, ini sudah istilahnya ikut campur dengan nama Allah Subhanahuwata'ala al-ghofur," tambahnya.

"Allah Subhanahuwata'ala hanya menindak siapa yang diampuni dan siapa yang diazab, siapa yang Allah maakan dan siapa yang tidak dimaafkan," tuturnya.

"Itulah alasan sebagaimana Rasulullah Sholalallahu'alaihiwasallam pernah menceritakan ketika ada orang sholeh, yang melihat saudaranya selalu berbuat dosa dan maksiat dan dia nasehatinya berapa kali, tapi tidak ada perubahan, besok bertemu lagi masih berbuat dosa maksiat," lanjutnya.

"Sampai yang ketiga kali dia sudah berani berkata Allah tidak bakal ampuni dosamu, Allah Subhanahuwata'ala disitulah marah dan Allah Subhanahuwata'ala berkata Siapa yang menjadikan dirinya Tuhan atasKu, Akulah yang mengampuni dosa-dosa hamba-Ku," jelasnya.

Baca juga: Bacaan Surat Al Buruj 22 Ayat di Alquran Lengkap Keutamaan Sering Dibaca Rasulullah saat Sholat Isya

"Ternyata yang sholeh ini gara-gara ucapannya yang begitu salah dan mendapatkan kemurkaan Allah, dialah terhapus kebaikannya dan orang justru berdosa dan maksiat dia diampuni dosanya oleh Allah Subhanahuwta'ala," sambungnya.

"Hati-hati dengan kata Ghofur, itu arti bahwa Allah Subhanahuwata'ala sudah mengampuni dosa kita, dan tidak boleh ketika kita memohon ampun disertai dengan rasa putus asa," tuturnya.

"Atau ada istilah bisikan hati ada Allah mau ampuni nggak, Allah berkenan ampuni dosa nggak, berarti kita belum meyakini kalimat Al-Ghofur, Allah subhanawata'ala Maha Pengampun," ujar Syekh Ali Jaber.

Oleh sebab itu ini adalah kesempatan untuk kita menghayati dan semuanya hafal, tiga ayat terakhir surat Al-Baqarah.

"Betapa besarnya Allah Subhanahuwata'ala menunjukkan ampunannya dan kasih sayangnya Allah Subhanahuwata'ala kepada kita," ungkapnya.

Berikut bacaan Q.S Al-Baqarah ayat 284

لِّلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Arab-Latin:

lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-ard, wa in tubdu mā fī anfusikum au tukhfuhu yujāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyā`u wa yu'ażżibu may yasyā`, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr

Artinya:

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.

Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

"Ketika turun ayat ini, para sahabat yang mengerti bahasa Alquran, memahami isi kandungan Alquran, cukup mulianya guru mereka adalah Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasalam," jelasnya.

"Betapa berat dari makna lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-ard, coba bayangkan kalau kita hayati dari ayat ini, wa in tubdu mā fī anfusikum au tukhfuhu yujāsibkum bihillāh, barangsiapa mau membuka isi hatinya, maupun dia sembunyikan di dalam di dalam hatinya, tetep dua-duanya bakal dihisab oleh Allah," lanjutnya.

"Mohon maaf siapa di antara kita yang tidak ada bisikan qalbu, siapa di antara kita yang ada di dalam hatinya sifat atau hal-hal yang tidak disukai dengan kawannya dan saudaranya, coba kalau semua orang tau isi hati kita mungkin banyak berpecah belah di tengah kita," tuturnya.

"Dan siapa di antara kita yang mampu menolak bisikan qalbu apalagi bisikan yang buruk, ada nggak di dalam perasaan hati kita ingin berbuat dosa maksiat, ternyata itu keinginan di hati pun bakal dihisab oleh Allah, bisa jadi fa yagfiru limay yasyā`u, bisa jadi wa yu'ażżibu may yasyā`, gara-gara bisikan ini bisa diampuni dan juga bisa diazab," lanjutnya.

"wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr, Allah maha mampu atas segala sesuatu, termasuk bisikan qalbu," jelas Syekh Ali Jaber.

Sahabat melulu datang kepada Rasul, ya Rasulullah gimana ayat ini berat, ndak mampu kita, bagaimana sikap kita terhadap ayat ini, semua termasuk apa yang kita fikirkan, apa yang kita bisikkan dalam hati, bakal dihisab oleh Allah, kayaknya berat ya Rasulullah.

Rasul Sholalallahu'alaihiwasalam hanya menyikapi satu.

Sami'na wa atho'na, sami'na wa atho'na, sami'na waatho'na.

Dan masih para sahabat melulu menyampaikan kepada Rasul Sholallahu'alaihiwasalam dan Rasul tidak melebihi dengan kata sami'na waatho'na sampai mereka mengikuti Nabi Muhammad Sholallahu'alaihiwasalam.

Sami'na wa atho'na, sami'na wa atho'na, sampai mereka bener-bener meyakini dan menerima walaupun begitu berat yang dihadapi oleh mereka, tapi mereka menerima, menunjukkan kepada Allah bagaimana sami'na wa atho'na, mendengar perintahmu ya Allah dan kami bertaat kepadamu.

Cek Berita dan Artikel Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved