Ramadan 2023

Niat Puasa Ramadan, Doa Puasa Ramadan 1444 H, Lengkap dengan 6 Hal yang Membatalkan Puasa!

Mulai hari ini Kamis (23/3/23), seluruh umat Islam di dunia melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 2023.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
ANTON
Doa puasa ramadan 2023 

SRIPOKU.COM - Artikel ini menyajikan informasi mengenai niat puasa ramadan 1444 H, lengkap dengan arab dan artinya.

Mulai hari ini Kamis (23/3/23), seluruh umat Islam di dunia melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 2023.

Seperti yang diketahui, puasa adalah salah satu ibadah yang termasuk dalam rukun Islam yang harus dilaksanakan.

Puasa terdiri atas puasa wajib dan sunnah.

Dalam pengertiannya, puasa adalah menahan diri dari makan, minum, nafsu, dan lain sebagainya yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Lalu bagaimana dengan doa puasa atau niat puasa ramadan, berikut ulasannya:

Niat puasa ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā

Artinya : 

Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.

Doa puasa ramadan sebulan penuh:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala

Artinya: “Saya niat puasa sebulan penuh pada bulan Ramadan tahun ini mengikuti pendapat Imam Malik untuk memenuhi kewajiban karena Allah SWT.”

Baca juga: Berkumur saat Wudhu di Bulan Puasa Batal Atau Tidak? Simaki Penjelasan Singkat Ustaz Abdul Somad

Hal-hal yang membatalkan puasa 

1. Muntah dengan Sengaja

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ ذَرَعَهُ قَىْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ

Artinya : “Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadha”

Berdasarkan hadist tersebut maka apabila muntah karena tidak sengaja hal tersebut tidak membatalkan puasa

2. Haid dan Nifas

Jika seorang wanita mendapati dirinya dalam keadaan haid atau nifas di tengah puasa baik di awal hari maupu di akhir hari sebelum waktunya berbuka puasa, maka puasanya batal. Apabila tetap berpuasa, maka puasanya tidak sah.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata,

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ

“Bukankah wanita jika haidh tidak shalat dan tidak puasa?”

(HR. Bukhari no. 304 dan Muslim no. 79).

3. Jima’ (bersetubuh) dengan Sengaja

Apabila bersetubuh dengan sengaja maka tidak hanya membatalkan puasa, tetapi juga dikenai denda (kafarat).

Denda tersebut berupa melakukan puasa (di luar Ramadhan) selama dua bulan berturut-turut.

Jika tidak maka ia harus memberi makan kepada 60 fakir miskin.

Untuk siapa yang membayar kafarat menurut ulama Syafi’iyah dan Imam Ahmad, wanita yang diajak bersetubuh di bulan Ramadhan tidak punya kewajiban kafarat, yang menanggung kafarat adalah si pria.

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).

4. Keluarnya Mani dengan Sengaja

Keluarnya mani dengan sengaja tanpa berhubungan (jima’) baik dikeluarkan sendiri maupun karena bercumbu maka akan membatalkan puasa dan wajib mengqodho ranpa menunaikan kafarat.

Namun apabila mani keluar tanpa sengaja seperti mimpi basah, maka tidak membatalkan puasa.

5. Mengalami Gangguan Jiwa atau Gila (junun)

Apabila seseorang mengalami gangguan jiwa saat sedang berpuasa saat sedang melaksanakan puasa Ramadhan, maka puasanya batal.

Orang tersebut harus mengqadhanya jika ia sudah sembuh.

6. Murtad atau Keluar dari Agama Islam

Jika seseorang yang sedang berpuasa melakukan hal-hal yang bisa membuat dirinya murtad seperti menyekutukan

Allah swt atau mengingkari hukum-hukum syariat yang telah disepakati ulama (mujma’ ‘alaih).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved