Berita Religi

Kisah Teladan Siti Aisyah dan Akhir Hidup Rasulullah SAW, Simak Penjelasan Ustazah Oki Setiana Dewi

Dalam ceramahnya ustazah Oki Setiana Dewi terdapat kisah Siti Aisyah yang menemani akhir hidup Rasulullah SAW, simak selengkapnya.

Penulis: Novry Anggraini | Editor: Fadhila Rahma
Instagram/okisetianadewi
Ustadzah Oki Setiana Dewi menceritakan kisah teladan Siti Aisyah menemani akhir hidup sang suami, Rasulullah SAW. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini kisah teladan Siti Aisyah yang disampaikan oleh ustazah Oki Setiana Dewi.

Dalam ceramahnya ustazah Oki Setiana Dewi terdapat kisah Siti Aisyah yang menemani akhir hidup Rasulullah SAW.

Simak kisah teladan Siti Aisyah selengkapnya di bawah ini.

Ustadzah Oki Setiana Dewi tentang kisah teladan Siti Aisyah RA.
Ustadzah Oki Setiana Dewi tentang kisah teladan Siti Aisyah RA.

Baca juga: Kisah Teladan Ibunda Imam Bukhari Mendidik Anak, Simak Ini Penjelasan Ustazah Oki Setiana Dewi

Ustazah Oki Setiana Dewi mengatakan kalau ada banyak yang bisa dipelajari dari kisah Siti Aisyah Radhiyallahu Anhu.

Siti Aisyah RA mengajarkan kepada kita tentang akhir hidup sang suami, Rasulullah SAW dipelukannya.

Akhir hidup yang sangat indah dari pasangan kekasih Allah menjaga bahtera rumah tangganya.

Diketahui, Siti Aisyah semasa hidupnya juga mengalami yang namanya gejolak dan masalah layaknya manusia biasa, seorang wanita biasa.

Siti Aisyah memiliki segala kemuliaan, tapi juga wanita biasa yang memiliki rasa cemburu dalam hidupnya.

Baca juga: Perbanyak Menuntut Ilmu agar Terhindar dari Api Neraka, Ini Penjelasan Ustadzah Oki Setiana Dewi

Ustazah Oki Setiana Dewi menceritakan bagaimana sampai akhir hidupnya Rasulullah SAW memilih untuk bersama Siti Aisyah RA.

Hingga akhirnya kembali kepada Allah juga di dalam pelukan Siti Aisyah RA.

Dalam sebuah kisah diceritakan bagaimana Siti Aisyah sangat cemburu kepada Rasulullah SAW pada sewaktu kisah, ketika Rasulullah bersama dengan Siti Aisyah sedang bersam.

Ada seorang asisten rumah tangga yang mengirimkan makanan untuk Rasulullah, dan oleh Aisyah makanan tersebut menjadi hancur berkeping-keping.

Rasulullah tidak marah, dan hanya mengatakan, "Ibu ini sedang marah".

Rasulullah SAW mampu menentramkan hati sang istri, cemburu boleh tapi cemburu yang ada batasnya.

Baca juga: Hak & Kedudukan Wanita dalam Islam, Ini Penjelasan Ustazah Oki Setiana Dewi, Ada dalam Surah An-Nisa

Senada dalam kisah yang lain, Siti Aisyah menyadari posisinya di hati Rasulullah SAW, ia cemburu namun bukan cemburu buta.

Alkisah Rasulullah SAW berbuat baik sekali dengan sahabat-sahabat dan kerabat-kerabat Siti Khadijah, lalu Aisyah sangat cemburu.

Maka Rasulullah SAW sontak memberikan pemahaman kepada Siti Aisyah, bahwa tiada seorangpun yang mampu menggantikan posisi Khadijah di dalam hati Rasulullah.

Rasulullah SAW mengatakan, Khadijah percaya kepadaku di saat tidak ada orang yang percaya padaku di masa itu.

Sebagaimana Siti Khadijah beriman kepada Rasulullah pada saat orang-orang tak ada yang mau beriman kepada agama Allah.

Bahkan Khadijah memberikan harta terbaiknya untuk perjuangan dakwah Rasulullah, di kala tidak ada orang yang mau memberikan harta untuk perjuangan dakwah ini.

Maka ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan hal tersebut, Aisyah terdiam, Siti Aisyah paham dan sadar bahwa Siti Khadijah di hatinya Rasulullah memang tak pernah bisa tergantikan.

Aisyah paham dan akhirnya memahami bahwa sikap kecemburuan ini adalah sikap yang tidak tepat.

Lalu, dari sini kita bisa belajar, bahwa manusia biasa terkadang cemburu marah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ingatkan, "Orang yang kuat bukan orang yang pandai bergulat orang yang kuat adalah orang yang mampu dalam menahan amarahnya."

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kisah Siti Aisyah tentang akhir hidup dari sang suami yang berasa dipelukannya adalah akhir hidup yang sangat indah.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved