Berita SMK PP Negeri Sembawa
Gencarkan Pertanian Organik, SMK PP Negeri, Kementan Ajak Millenial Implementasikan Genta Organik
Gencarkan Pertanian Organik, SMK PP Negeri, Kementan Ajak Millenial Implementasikan Genta Organik ementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan
SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Seiring berkembangnya trend gaya hidup sehat serta meningkatnya kesadaran di kalangan masyarakat akan pentingnya produk pangan bermutu dan sehat yang akhirnya mempengaruhi permintaan akan produk pertanian organik yang kian meningkat.
Saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus menggalakkan pertanian organik melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).
Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal.

Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan penggunaan pupuk organik menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Dengan penggunaan pupuk organik diharapkan, dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dengan demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” kata Syahrul Yasin Limpo.
Dalam upaya mensukseskan program pertanian organik, SMK PP Negeri Sembawa menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) mom volume 4 edisi 6 dengan mengangkat tema Sukses Implementasi Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik) yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom yang diikuti 700 an partisipan pada Sabtu (11/02/2023).
Hadir membuka webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, yang menyampaikan bahwa kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Dimulai dengan adanya pandemi covid-19, perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina yang semua nya mengakibatkan krisis pangan global dan berdampak pada sarana prasarana mahal terutama harga pupuk yang mahal.
“Penggunaan pupuk ada tendensi yang berlebihan. Penggunaan urea berlebihan dapat menyebabkan tanah lebih masam. Residu pestisida mampu membasmi hama, namun mikroba penyubur tanah juga bisa ikut mati. Residu pestisida saat hujan dapat masuk ke air tanah, sungai, danau dan dapat menyebabkan zooplankton dll ikut mati,” tambah Dedi Nursyamsi.
“Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Apapun yang terjadi produksi dan produktivitas pertanian tidak boleh bersoal, termasuk meskipun harga pupuk melejit,” tutur Dedi Nursyamsi.
Untuk itu Gerakan Pertanian Pro Organik digagas yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah sebagai salah satu solusi terhadap masalah pupuk mahal.
Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta mensukseskan program genta organik.
“Kegiatan MAF yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penggunaan pupuk organik, proses pembuatannya yang nantinya dapat memberikan motivasi bagi para peserta agar dapat tergerak untuk terus menggalakkan genta organik,” ujar Yudi Astoni.
Webinar MAF kali ini dihadiri lebih dari seribu partisipan yang menghadirkan 3 pemateri yang sangat luar biasa yakni Fuadi Irsan, (Himpunan Ilmu Tanah Indonesia/Kepala IP2TP (Kebun Percontohan), Martinus (Penggiat Petani Organik Pelestari Burung Tyto Alba Karang Agung Ilir), Suyitno (POPT PHP Dinas Provinsi Sumatera Selatan).
Suyitno mengulas mengenai pupuk organik, yang mana berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau mengembangkan makhluk hidup berupa bakteri, kandungan unsur hara berkelanjutan guna untuk budidaya tanaman sehat (BTS).
Jenis-jenis pupuk organik dengan bermacam bentuk dan jenisnya yakni pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk organik cair.
Selanjutnya suyitno menjelaskan, proses pembuatan pupuk organik bisa dilakukan dengan cara fermentasi dari bahan fermentasi limbah tumbuhan.
Proses fermentasi menghasilkan unsur hara makro dan unsur hara mikro dan sangat besar menghasilkan mikroorganisme yaitu bakteri, pengikat unsur hara, bakteri dekomposer dan pelebur residu kimia.
Meneruskan paparan dari Suyitno, Martinus menjelaskan, bahwa proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) tidak harus terpaku dengan salah satu bahan, artinya bila tidak ada salah satu dari bahan yang diperlukan bisa digantikan dengan bahan lain yang sesuai kandungan unsur hara yang dibutuhkan.
Pupuk Organik cair berbahan kotoran kambing bisa diganti dengan kotoran kelinci, Kotoran lawet bisa diganti kotoran kelelawar.
“Pemanfaatan Penggunaan pupuk organik menurut pengalaman para petani di lapangan dapat mengurangi intensitas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu Hama Maupun Penyakit,” ungkap Martinus.
Terakhir Farudi Irsan mengulas tentang Implementasi Pupuk organik dan peningkatan produktivitas, mengulik isu pertanian hari ini yakni dilihat dari produksi pertanian rendah sehingga cenderung menurun yang mana biaya produksi semakin tinggi terutama pada harga pupuk yang mahal.
Fuadi Irsan menjelaskan, perbedaan antara pupuk organik dan anorganik yang penggunaannya harus seimbang, kelebihan serta kekurangan penggunaan pupuk organik seperti kita tau mampu meningkatkan bahan organik tanah, kecenderungan tanah di Indonesia bahan organik yang rendah, sehingga aktivitas mikro organik dalam tanah menjadi cepat, ditambah juga petani di Indonesia tidak mengembalikan hasil panen ke dalam tanah.
Pupuk organik mampu mengembalikan kualitas tanah, kesuburan tanah, lebih solid dengan adanya bahan organik.
Selain itu ada juga kekurangannya yakni jumlah hara yang diberikan kurang dari pupuk anorganik, serta respon tanaman terhadap lebih lambat pupuk organik tidak secepat seperti pupuk kimia pada saat diberikan.
Dengan memberikan pupuk anorganik secara terus menerus maka akan mengakibatkan keasaman tanah meningkat, beberapa hari menjadi terdefisiensi. Kesuburan tanah menurun, tanah mudah tererosi.
Diakhir paparannya Fuadi menyimpulkan Implementasi pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanaman, meningkatkan nilai jual hasil pertanian, serta menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti yang memberikan closing statement dalam kegiatan MAF ini mengatakan, pertanian organik merupakan tantangan bagi anak-anak muda, kita harus bijak dalam memanfaatkan pupuk organik maupun pupuk kimia.
"Karena dengan ini kita bisa menjaga keseimbangan alam, sehingga menuju pertanian berkelanjutan,” jelas Idha Widi Arsanti.
“Mendorong digitalisasi terus dilakukan, teknologi terus diterapkan agar menjembatani kebutuhan konsumen akan produk-produk inovatif ketangan konsumen melalui marketplace mastore hingga outlet MIA," tutup Idha Widi Arsanti.
SMK PP Negeri Sembawa
Kementan
pertanian organik
Millenial Implementasikan Genta Organik
Gerakan Tani Pro Organik
pupuk
Mentan Amran Terima Anugerah Bintang Mahaputra Adipurna dari Presiden Prabowo |
![]() |
---|
SMKPP Negeri Kementan Raih Sertifikat ISO 9001:2015 dan ISO 37001:2016 |
![]() |
---|
Tingkatkan Kapasitas SDM Pendamping Brigade Pangan, Kementan Kembali Gelar Workshop di Lampung |
![]() |
---|
Perkuat Brigade Pangan, Kementan Dorong Provinsi Sumsel Jadi Lumbung Pangan |
![]() |
---|
Kementan Perkuat Peran Brigade Pangan, 2085 Petani Ikuti Bimtek Serentak di Provinsi Lampung |
![]() |
---|