Berita Pagaralam

Pohon-pohon di Kota Pagar Alam Mulai Digunduli, Motto One Man One Tree Everyday Mulai Sirnah

Lagi gencar-gencar pemerintah dan komunitas pencinta alam untuk tetap mempertahankan penghijauan dengan menanam pohon satu orang satu pohon

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/wawan
Tampak petugas yang sedang menebang pohon besar yang ada ditepi-tepi jalan di Kota Pagar Alam. 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan

SRIPOKU.COM, PAGAR ALAM - Lagi gencar-gencar pemerintah dan komunitas pencinta alam untuk tetap mempertahankan penghijauan dengan menanam pohon satu orang satu pohon setiap hari, agar bumi selalu terjaga dari erosi.

Namun berbeda di Kota Pagar Alam, setiap pohon yang rindang dan menghijau dimusnahkan dengan cara ditebang.

Ini berdasarkan pengamatan wartawan Sripoku.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam akhir-akhir ini gencar melakukan penebangan pohon besar jenis Trembesi yang berada di sejumlah tepi ruas jalan di Kota Pagar Alam.

Pohon-pohon tersebut ditebang dengan alasan sudah sering membahayakan pengguna jalan.

Namun penebangan pohon tersebut masih menjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat Kota Pagar Alam. Pasalnya pohon tersebut ditanam di era Walikota Pagar Alam mendiang H Djazuli Kuris.

Diera Walikota pertama Kota Pagar Alam tersebut motto One Man One Tree Everyday, satu orang satu pohon setiap hari menjadi semangat untuk terus menanam pohon demi terus terjaganya alam dan sejuknya Kota Pagar Alam.

Namun akhir-akhir ini pohon-pohon tersebut sudah dibabat habis diera kepemimpinan Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni.

Tanam satu orang satu pohon setiap hari, tampaknya mulai sirnah dan akan menunggu dampak akhirnya.

Endi (34) warga Pagar Alam mengatakan sangat menyayangkan penebangan pohon tersebut.

Pasalnya semangat One Man One Tree Everyday yang digagas mendiang H Djazuli Kuris tersebut menjadi hilang.

"Harusnya jangan ditebang, jika memang dahannya membahayakan maka dahan nya saja yang dibuang. Kemudian untuk pohon yang sudah mati baru ditebang," ujarnya.

Dijelaskan Endi, butuh waktu lama untuk kembali menumbuhkan pohon-pohon tersebut meskipun sudah ditanam kembali.

"Jika masih ditanami untuk apa ditebang," ungkapnya.

Sementara itu, Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni mengatakan, alasan Pemkot Pagar Alam menebang pohon-pohon tersebut karena mulai banyak yang tumbang.

Hal itu membahayakan pengguna jalan dan masyarakat Pagar Alam.

"Sudah banyak yang mati dan tumbang. Jadi daripada membahayakan pengguna jalan dan masyarakat lebih baik kita tebang dan kita ganti dengan tanaman buah yang lebih bermanfaat untuk masyarakat," ujarnya kepada wartawan. (one)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved