Berita Religi

Makna Berserah Diri kepada Allah, Ustazah Oki Setiana Dewi Ingatkan Isi Surah Al-Baqarah Ayat 216

Simak makna berserah diri kepada Allah dalam Islam, lengkap dijelaskan oleh Ustazah Oki Setiana Dewi.

Penulis: Novry Anggraini | Editor: pairat
Instagram/okisetianadewi
Berikut penjelasan ustazah Oki Setiana Dewi tentang berserah diri kepada Allah, tawadhu. 

SRIPOKU.COM - Begini makna berserah diri kepada Allah menurut Ustazah Oki Setiana Dewi.

Ustazah Oki Setiana Dewi mengatakan bahwa Allah tahu yang terbaik untuk Hamba-Nya.

Simak selengkapnya penjelasan ustazah Oki Setiana Dewi tentang berserah diri kepada Allah.

Ustazah Oki Setiana Dewi ceramah tentang berserah diri kepada Allah
Ustazah Oki Setiana Dewi ceramah tentang berserah diri kepada Allah (YouTube/Oki Setiana Dewi)

Baca juga: Mengapa Kita Harus Punya Amalan Unggulan? Simak Penjelasan Ustazah Oki Setiana Dewi

Di awal, ustazah Oki Setiana Dewi mengingatkan satu ayat, yaitu, Quran surah Al-Baqarah ayat 216, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216)

Yang maksudnya, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita suka atau tidak suka, kata Allah "itulah yang terbaik bagimu."

Melalui ujian itu kita belajar sabar, kita belajar kuat, kita belajar tangguh, kita belajar bahwa kita bukan siapa-siapa.

Baca juga: Allah Akan Senantiasa Menguji Hambanya, Ini Penjelasan Ustadzah Oki Setiana Dewi, Tawakal Alallah

Karena Allah mampu berkehendak apapun dan kita tawadhu, merendah diri kepada Allah SWT untuk memohon pertolongan.

Diantara tubuh kita yang paling mulia adalah kepala kita.

Ketika bersujud, meletakkan kepala di tempat yang paling rendah, dan mengatakan "Subhana robbial a'la wa bihamdi."

Kita mengatakan Allah yang maha tinggi, maka sujud kita akan bermakna, dan kita merendahkan diri kita serendah-rendahnya.

Mengakui bahwa kita manusia bukan siapa-siapa di hadapan Allah

Allah yang maha besar, yang maha tinggi, ketika kita merendah kepada Allah, kita mengakui kalau kita manusia memerlukan Pertolongan Allah.

Karena orang-orang yang senantiasa sabar, shalat, banyak sujudnya, pasti mampu melalui setiap episode kehidupan ini.

Ketika bahagia, tidak lupa kepada Allah dan mengatakan bahwa kebahagiaan ini Allah yang berikan, harta kekayaan ini Allah yang berikan, kepandaian, keluarga yang bahagia, semuanya sebab Allah yang berikan.

Termasuk ketika sedih, tetap mengingat Allah SWT.

Dan percaya bahwa setiap episode kehidupan ini harus dilalui, dan semua akan baik-baik saja.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved