Berita Palembang

Alasan Siswa Kelas 5 SD di Palembang Mengaku Diculik, Takut Dimarahi Orangtua karena Baju Sobek

Kasus penculikan terhadap anak berinisial KZ di Kota Palembang dibantah oleh Polrestabes Palembang, 

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Andi Wijaya
Kapolrestabes Palembang Kombes pol Mokmahad Ngajib didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah saat memberikan keterangan soal kasus penculikan anak di Palembang, Rabu (1/2/2023). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kasus penculikan terhadap anak berinisial KZ di Kota Palembang dibantah oleh Polrestabes Palembang

Hal ini diungkap Kapolrestabes Palembang Kombes pol Mokmahad Ngajib didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah, kepada Sripoku.com, Rabu (1/2/2023). 

Ngajib mengatakan peristiwa penculikan ini tidak pernah terjadi. Kepastian itu didapatkan setelah anggota Pidum dan Tekab 134, Polrestabes Palembang melakukan penyelidikan mendalam ke sekolah dan rumahnya.

"Kita dalami dan tenyata tidak ada peristiwa ini alias hoak," tegas Ngajib sambil mengatakan anak itu merupakan murid SD Negeri 55 Palembang. 

Lanjut Ngajib, terkait baju KZ sekolah yang katanya robek itu karena terjepit di pintu sekolah.

"Bajunya robek karena terjepit baju itu terjepit di pintu sekolah. Jadi karena takut kena marah orang tuanya, anak tersebut bilang kepada orang tuanya diculik," katanya. 

Hal itu juga dikatakan KZ, sambung Ngajib, untuk menakut-nakuti adeknya yakni SA yang berumur 5 karena sering main diluar rumah.

"KZ juga bilang di culik kepada orang tuanya untuk menakuti adeknya yang sering main di luar rumah. Karena sang adik takut main di luar rumah," katanya. 

Ngajib juga mengimbau, kepada masyarakat Palembang agar tidak mudah percaya dengan isu-isu tidak bener.

"Isu ini  membuat masyarakat menjadi takut, padahal Kota Palembang aman dan tetap kondusif," katanya Ngajib.

Sedangkan orang tua korban yakni Hendra Gunawan (40), menyesali adanya berita viral atas dugaan percobaan penculikan terhadap anaknya.

"Penculikan ini tidak benar adanya pak. Anak saya sudah berbohong kepada kami, ketika ditanya baju yang robek kemarin. Kami juga tidak percaya awalnya ia berbohong. Kami memohon maaf," katanya ditemani sang istri yakni Dwi astuti (35), kepada petugas saat diambil keterangan. 

Hal ini juga dibenarkan dari rekaman CCTV yang ada yang disimpan oleh unit Pidum dan Tekab 134 , Pimpinan Kanit Pidum, AKP Robert Sihombing, yang langsung terjun melakukan penyelidikan bersama anggota di TKP dan sekolah KZ. (Diw).

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved