Penyebab Kakek Nenek Siksa Cucu yang Baru Berusia 2 Tahun, Pelaku Merasa Terbebani Merawat Korban

Terungkap penyebab kakek nenek Antonius Sirait dan Titin Hariyani, menyiksa cucu perempuan AF (2).

Editor: Yandi Triansyah
Photo by Luma Pimentel on Unsplash
ILUSTRASI Bayi 

SRIPOKU.COM - Terungkap penyebab kakek nenek Antonius Sirait dan Titin Hariyani, menyiksa cucu perempuan AF (2).

AF kemudian tewas di tangan kakek dan nenek tirinya, bayi malang itu sempat dibawa ke puskesmas namun nyawanya tak tertolong.

Kematian AF juga menyeret ibu kandungnya ke jeruji besi. Sebab sang ibu bernama Sri Wahyuni diketahui menelantarkan korban.

Sehingga Polres Metro Jakarta Timur menetapkan ketiganya menjadi tersangka.

Pelaku Antonius Sirait dan Titin kesehariannya hanya menjual bensin eceran.

Mereka menganggap kehadiran AF hanya beban di kehidupan mereka.

Secara bergantian mereka berulang kali menyentil, menjewer, menampar, memukul, bahkan membanting AF.

Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono, Kamis (19/1/2023).

Berdasar hasil penyidikan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) ketiga tersangka merupakan kakek, nenek tiri yakni Antonius Sirait dan Titin Hariyani, serta ibu kandung AF, Sri Wahyuni.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono mengatakan para tersangka memiliki keterlibatan berbeda namun saling berkaitan dalam kasus tewasnya AF pada Selasa (17/1/2023).

Sri Wahyuni ditetapkan sebagai tersangka dengan jerat Pasal 76 B Jo Pasal 77 dan, atau Pasal 76 C Jo Pasal 80 (4) UU Nomor 35 tahun 2014 karena menelantarkan AF kepada Sirait dan Titin.

"Pasal tersendiri yaitu penelantaran anak. Anak tersebut sudah dititip oleh ibu kandungnya dari bulan April 2022 dan tidak pernah dinafkahi," kata Budi di Jakarta Timur, Kamis (19/1/2023).

Penelantaran berkaitan dengan kasus karena meski Sri Wahyuni sudah tinggal satu rumah dengan korban, tapi hal ini menjadi motif Sirait dan Titin menyiksa AF secara biadab.

Sirait dan Titin yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual bensin eceran di kawasan Pasar Rebo tersebut merasa terbebani harus merawat AF sehingga kerap melakukan kekerasan.

Secara bergantian mereka berulang kali menyentil, menjewer, menampar, memukul, bahkan membanting AF yang dibuktikan dari temuan lebam pada sekujur jasad balita tak berdosa itu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved