Sholat Subuh

Sebelum Sholat Subuh Baca Surat Pendek Juz Amma Ini, Niscaya Dapat Rezeki dari Arah yang Tak Diduga

Di antara keutamaan membaca ayat suci Alquran ialah memperoleh rezeki yang datang dari arah yang tak disangka. Terutama dibaca sebelum sholat subuh.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Tria Agustina
Sripoku.com/Tria Agustina
Berikut ini bacaan Juz Amma Surat Al Balad 

SRIPOKU.COM - Berikut ini bacaan surat yang bisa diamalkan sebelum sholat subuh agar memperoleh rezeki yang tidak diduga.

Setiap surat dalam Alquran memiliki keutamaan dan keistimewaannya masing-masing.

Di antara keutamaan ayat tersebut, siapa saja yang membacanya bisa mendapatkan rezeki tak terduga.

Seperti membaca Juz Amma surat pendek ini sebelum menunaikan sholat subuh yakni Surat Al Balad.

Surat Al Balad yang artinya negeri merupakan surat ke-90 dalam Alquran.

Surat Al Balad tergolong ke dalam surah Makkiyah karena diturunkan di Mekkah.

Surat Al Balad yang terdiri atas 20 ayat ini termasuk ke dalam Juz 'Amma atau juz 30.

Dinamakan "Al-Balad" yang berarti Negeri diambil dari perkataan "Al-Balad" yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Yang dimaksud dengan kota dalam ayat ini ialah kota Mekkah.

Berikut ini Keutamaan Surat Al Balad Lengkap Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Artinya.

Baca juga: Bacalah Juz Amma Surat Pendek Ini Satu Kali Selepas Berwudhu, Pahala Setara Ibadah Selama 50 Tahun

Keutamaan Surat Al-Balad

Berikut ini keutamaan surat Al Balad dikutip dari laman Facebook Ceramah Ramadhan.

Wirid Agar dimudahkan rezekinya.

Apabila orang membiasakan membacanya setiap selesai sholat sunah rawatib sebelum sholat subuh.

Insya Allah, dia tidak akan susah, selalu saja memperoleh rejeki yang tidak diduga-duga sebelumnya.

Sehingga ada ulama yang menamakan surat ini dengan Khaisul Fuqara (poket orang-orang fakir).

Surat Al Balad

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahirrohmaanirrohiim

لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ

lā uqsimu bihāżal-balad

1. Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah),

وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ

wa anta ḥillum bihāżal-balad

2. dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini,

وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ

wa wālidiw wa mā walad

3. dan demi (pertalian) bapak dan anaknya.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ

laqad khalaqnal-insāna fī kabad

4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَّقْدِرَ عَلَيْهِ اَحَدٌ ۘ

a yaḥsabu al lay yaqdira 'alaihi aḥad

5. Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?

يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ

yaqụlu ahlaktu mālal lubadā

6. Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”

اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌۗ

a yaḥsabu al lam yarahū aḥad

7. Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?

اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ

a lam naj'al lahụ 'ainaīn

8. Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,

وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ

wa lisānaw wa syafataīn

9. dan lidah dan sepasang bibir?

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ

wa hadaināhun-najdaīn

10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan),

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ ۖ

fa laqtaḥamal-'aqabah

11. tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ

wa mā adrāka mal-'aqabah

12. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?

فَكُّ رَقَبَةٍۙ

fakku raqabah

13. (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya),

اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ

au iṭ'āmun fī yaumin żī masgabah

14. atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,

يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ

yatīman żā maqrabah

15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ

au miskīnan żā matrabah

16. atau orang miskin yang sangat fakir.

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ

ṡumma kāna minallażīna āmanụ wa tawāṣau biṣ-ṣabri wa tawāṣau bil-mar-ḥamah

17. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِۗ

ulā`ika aṣ-ḥābul-maimanah

18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْئَمَةِۗ

wallażīna kafarụ bi`āyātinā hum aṣ-ḥābul-masy`amah

19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ'

alaihim nārum mu`ṣadah

20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved