Mengejutkan, Ternyata Anak Racuni Orangtua dan Kakak Terinspirasi dari Kasus Munir hingga Mirna
Pihak kepolisian mengungkap fakta yang mengejutkan kasus pembunuhan anak terhadap kedua orangtua dan kakaknya di Magelang.
SRIPOKU.COM - Pihak kepolisian mengungkap fakta yang mengejutkan kasus pembunuhan anak terhadap kedua orangtua dan kakaknya di Magelang.
Pelaku DDS tega meracuni keluarganya itu karena terinspirasi dari kasus Munir hingga kasus Mirna.
Dua kasus yang yang melibatkan Munir dan Mirna itu berhubungan dengan zat kimia arsenik dan sianida.
Hal ini diungkap oleh Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochmmad Sajarod.
Menurut dia, saat pihaknya menanyakan soal tersangka bagaimana dan darimana dia mempelajari hingga tega meracuni keluarganya.
"Ternyata, yang bersangkutan menjelaskan belajar dari kasus-kasus yang pernah terjadi. Di mana kasus yang pernah terjadi itu kasus yang menggunakan zat kimia, antara lain kasus Munir yang waktu itu meninggal karena zat kimia arsenik. Yang kedua, kasus yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu yang mana ada sate yang diolesi zat kimia berupa sianida ,dan juga kasus Mirna yang mengunakan sianida dicampurkan ke dalam kopi,"ujarnya di Aula Mapolresta Magelang dilansir dari TribunJogja, Jumat (02/12/2022).
Selain itu, pelaku ternyata juga sudah lama mempersiapkan rencana pembunuhan ini.
Para korban sempat diracuni oleh pelaku pada Rabu (23/11/2022), dimana minuman es dawet korban dicampur pelaku dengan racun.
Namun rencana pertama itu ternyata gagal.
"Dia merencanakan itu sudah sejak lama, sejak tanggal 15 November yang lalu.
Terkait percobaan pembunuhan yang pertama, karena tidak berhasil maka merencanakan kembali dan membeli zat kimia lain yang memiliki efek mematikan,"ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tersangk pembunuhan sekeluarga di Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, DD disebut memiliki ketahanan jiwa yang kokoh.
Hal itu diketahui dari pengamatan penyidik selama pemeriksaan baik wawancara maupun interograsi terhadap DDS yang gamblang dan detail.
"Alhamdulillah (tersangka) masih memiliki ketahanan jiwa yang kokoh, karena setiap kali kita melakukan pemeriksaan, baik wawancara maupun interogasi, semua dijelaskan dengan gamblang, jelas.
Yang bersangkutan menjelaskan secara detail kronologi dan jawaban dari yang disampaikan kepada penyidik," ungkap Sajarod Jumat, (2/12/2022).
Oleh sebab itu, sampai saat ini, polisi belum merasa perlu memeriksa kondisi kesehatan jiwa pria 22 tahun itu.
"Untuk sementara ini, masih belum.
Nanti akan kami koordinasi lebih lanjut, perlu tidaknya memberikan pemeriksaan kejiwaan.
Karena yang bersangkutan secara kasat mata memiliki ketahanan jiwa yang bagus," ujar Sajarod.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
