Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022 Banyak Dapat Kritik, Ini Alasan Qatar Gelar Pertandingan di Akhir Tahun

Piala Dunia 2022 edisi kali ini memiliki perbedaan yang mencolok dibanding gelaran sebelumnya karena jadwalnya.

Editor: Odi Aria
TWITTER.COM/BRASILEDITION
Ilustrasi logo Piala Dunia 2022 Qatar 

SRIPOKU.COM- Piala Dunia merupakan salah satu ajang sepak bola paling bergengsi di seluruh dunia. Kick-off Piala Dunia 2022 yang akan dilaksanakan pada Minggu (20/11/2022) di Qatar tinggal hitungan hari.

Namun, Piala Dunia 2022 edisi kali ini memiliki perbedaan yang mencolok dibanding gelaran sebelumnya karena jadwalnya.

Biasanya, kompetisi yang diadakan empat tahun sekali itu diadakan pada akhir musim kompetisi. 

Artinya, piala dunia mulai antara bulan Mei hingga Juli. Namun, Piala Dunia 2022 kali ini baru akan mulai pada bulan November 2022.

Hal tersebut tentunya membuat beberapa liga top di Eropa terpaksa menghentikan jalannya pertandingan pada pertengahan musim agar para pemainnya dapat mengikuti kompetisi tersebut.

Alasan Piala Dunia 2022 digelar November Lantas, kenapa Piala Dunia 2022 digelar November, bukan pertengahan tahun? Jawabannya adalah terkait cuaca dan letak geografis negara Qatar.

Keputusan untuk mengadakan Piala Dunia di tengah jalannya musim diambil guna menghindari cuaca ekstrem di Qatar saat musim panas yang berlangsung pertengahan tahun.

Suhu di Qatar saat musim panas dapat mencapai 40 derajat Celcius. Stadion Lusail terletak di pinggiran ibu kota Qatar, Doha.

Alhasil, gelaran piala dunia pun akhirnya dipindah ke bulan November di mana Qatar sudah memasuki musim dingin.

Melansir Kompas.com (22/09/2022), salah satu cara untuk menyiasati masalah cuaca di Qatar adalah dengan menggunakan air conditioner (AC) di dalam stadion.

Maka dari itu, seluruh stadion yang akan digunakan dalam turnamen tersebut kecuali Stadium 974 akan dilengkapi dengan AC.

Dengan menggunakan AC, suhu di tribun dapat diatur dan diturunkan menjadi hanya 21-22 derajat Celcius.

 

Dikritik Legenda Liverpool

Legenda Liverpool, Jamie Carragher, mengkritik keputusan FIFA terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar yang dilangsungkan pada pertengahan musim kompetisi.

Kurang dari tiga pekan lagi turnamen akbar Piala Dunia 2022 akan dilangsungkan di Negara Qatar.

Namun, sorotan berupa kritikan tak henti-hentinya tertuju pada Piala Dunia 2022 kali ini yang berbeda dari sebelumnya.

Pasalnya, perbedaan mencolok Piala Dunia 2022 dengan edisi-edisi sebelumnya adalah diselenggarakan pada pertengahan musim kompetisi.

 

Normalnya, Piala Dunia selalu digelar di akhir musim kompetisi Eropa saat libur musim panas pada bulan Juni hingga Juli.

Namun, dengan pertimbangan musim panas di Qatar yang berada pada rerata suhu 45 derajat celcius, hal ini dinilai membahayakan bagi pemain.

Oleh sebab itu, edisi kali ini digelar berbeda yang dimulai pada 20 November hingga 18 Desember 2022.

Keputusan ini seperti pedang bermata dua, di mana FIFA berniat menghindarkan bahaya pemain bertanding di musim panas, tetapi juga dengan memadatkan jadwal kompetisi.


Padatnya jadwal ini berakibat banyaknya para pemain yang menderita cedera dan justru terancam gagal membela negaranya di Piala Dunia 2022.

Legenda Liverpool, Jamie Carragher, secara tegas mengkritik keputusan FIFA pada Piala Dunia 2022 Qatar.

Carragher menilai bahwa perpindahan jadwal ini membuat para pemain lebih kesulitan dalam menjaga kebugarannya karena harus bermain dengan jadwal padat.

"Saya pikir sungguh memalukan bahwa Piala Dunia berada di posisinya, karena banyak alasan," ujar Carragher, dikutip BolaSport.com dari CBS Sports.

"Itu korupsi bahwa Qatar diberi jatah tuan rumah Piala Dunia, kami tahu itu pada saat itu (pemilihan tuan rumah)."

"Mereka berkampanye untuk memilikinya di musim panas, tidak mungkin ada Piala Dunia dipindahkan ke situasi sekarang di tengah musim."

"Pemain yang menghabiskan seluruh hidup mereka bermimpi bermain di Piala Dunia sekarang bisa cedera seperti yang telah kita lihat dengan Son (Heung-min) dan pemain lain di seluruh dunia."

"Varane menangis saat keluar dari lapangan di Stamford Bridge. Itulah seberapa dekat kita dengan Piala Dunia."

 

"Cedera, cedera 10 hari atau dua minggu, akan membuat pemain absen dari Piala Dunia dan itu seharusnya tidak terjadi."

"Semuanya dimulai dengan FIFA memberi Qatar Piala Dunia dan kemudian memindahkannya."

"Saya pikir itu benar-benar menjijikkan," tutur Carragher mengakhiri.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved