Tragedi Kanjuruhan

Ratusan Nyawa Melayang di Tragedi Kanjuruhan, Polisi Klaim Gas Air Mata Bukan Penyebab Kematian

Penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian dalam Tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 131 orang terus menuai polemik.

Editor: Odi Aria
Capture SripokuTV
Ratusan Nyawa Melayang di Tragedi Kanjuruhan, Polisi Klaim Gas Air Mata Bukan Penyebab Kematian 

SRIPOKU.COM- Penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian dalam Tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 131 orang terus menuai polemik.

Banyak pihak menduga, ratusan nyawa melayang di Tragedi Kanjuruhan dalam laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) akibat gas pengendali massa itu.

Namun, pihak kepolisian berdalih bahwa gas air mata tidak mematikan meskipun digunakan dalam skala tinggi. Bahkan, menurut polisi, gas air mata bukan penyebab jatuhnya 131 korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan.

Polisi mengklaim hal ini berdasarkan keterangan ahli kimia dan persenjataan sekaligus dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan, Mas Ayu Elita Hafizah, serta Guru Besar Universitas Udayana sekaligus ahli bidang Oksiologi atau Racun Made Agus Gelgel Wirasuta.

"Beliau (Made Agus Gelgel) menyebutkan bahwa termasuk dari doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau cs ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dikutip dari kompas.com.

Dedi menjelaskan, ada 3 jenis gas air mata yang digunakan saat tragedi Kanjuruhan.

Pertama, gas air mata asap putih atau smoke.

Kedua, gas air mata yang bersifat sedang yang digunakan untuk mengurai klaster dari jumlah kecil.

Kemudian, gas air mata dalam tabung merah untuk mengurai massa dalam jumlah yang cukup besar.

"Semua tingkatan ini saya sekali lagi saya bukan expert, saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan ya cs atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," ucap dia

Lebih lanjut, berdasarkan penjelasan para ahli dan dokter spesialis, Dedi Prasetyo menegaskan jika gas air mata bukan penyebab utama kematian.

Dia menuturkan tidak ada toksin atau racun dalam gas air mata yang bisa mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

Gas air mata disebutkan hanya menyebabkan mata mengalami iritasi seperti ketika terkena sabun.

Itu pun hanya terjadi beberapa saat dan tidak mengakibatkan kerusakan yang fatal.

Menurut Dedi, penyebab utama jatuhnya ratusan korban meregangn nyawa adalah karena berdesakan dan kekurangan oksigen.

Sumber: BolaSport.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved