Antisipasi Tragedi Kanjuruhan Malang, Suporter Sriwijaya FC Usul Gelar Jambore Suporter

"Harusnya PSSI, PT LIB dan pihak kepolisian sudah mengantisipasi misalnya masalah jam tayang jangan malam," tegas Qusoi. 

Komentar juga dilontarkan mantan striker PS Palembang Safrizal Affandi yang juga Sektim Sriwijaya FC yang melihat titik berat kesalahannya pada Panpel. 

"Karena jelas-jelas Stadion Kanjuruhan itu melebihi kapasitas 45 ribu. Bukan menyalahkan aparat, penggunaan gas air mata itu menyalahi karena bikin panik mereka mencari jalur evakuasi. Makanya tumpah ruah ke lapangan. Intinya sangat disayangkan," kata Safrizal. 

Ia mengembalikan juga kepada suporter silahkan fanatisme mendukung klub. Akan tetapi tetap menjaga rasa kenyamanan, keamanan dan jangan brutal anarkis hingga membuat imej sepakbola tanah air cacat. 

Begitu juga pemerhati sepakbola Palembang, Andi Pedo mengingatkan agar FIFA-PT Liga hendaknya mbuat statuta baik terhadap pemain, perangkat pertandingan. 

"Ini kan di luar normal. Penonton meluber, rusuh. Prosedur keamanannya gimana dengan sebegitu banyaknya penonton. SOP harus dijalankan dulu. Ini kan suporter terlihat memaki di dalam video itu karena terlalu banyak gas air mata dalam Stadion membuat sesak," kata Andi Pedo. 

Mantan Asisten Manajer Tim Sriwijaya FC ini mengingatkan aturan penggunaan gas air mata di dalam Stadion merupakan pelangaran kode keamanan FIFA. 

"Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19 jelas disebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam Stadion," ujar Pedo. 

Bahkan dalam Pasal tersebut, juga disebutkan bahwa kedua benda ini dilarang dibawa masuk ke dalam Stadion. (Abdul Hafiz)