Berita Muaraenim

Pasca Harga BBM Naik, Pedagang Perlengkapan Bayi di Muara Enim Insiatif Jualan Sepeda Listrik

Sepeda listrik dinilai lebih efisien dan efektif untuk kegiatan sehari-hari dibandingkan menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak.

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Ahmad Farozi
ardani/sripoku.com
Toko Bunda 2 Muara Enim yang menjual perlengkapan bayi dan sepeda di Kelurahan Pasar III Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim, kini juga menjual sepeda listrik sejak harga BBM naik. Tampak suasana toko, Jumat (23/9/2022). 

SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Rudi (50), pemilik Toko Bunda 2 di Kelurahan Pasar III Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim kini berinisiatif berjualan sepeda listrik.

Pedagang perlengkapan bayi dan sepeda itu tertarik menjual sepeda listrik, sejak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Karena sepeda listrik dinilai lebih efisien dan efektif untuk kegiatan sehari-hari dibandingkan menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak.

"Saya baru beberapa Minggu memasok sepeda listrik ini, dan responnya positif," kata Rudi (50), Jumat (23/9/2022).

Menurut Rudi, bahwa sebelumnya ia berdagang perlengkapan bayi dan pakaian anak serta sepeda. Tapi sejak kenaikan BBM ia berinisiatif untuk menjual sepeda listrik.

Menurutnya, diawal penjualan, masyarakat cukup antusias membeli sepeda. Karena cukup terjangkau dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Selain itu lebih efesien dan efektif, seperti tidak lagi harus antri membeli BBM, harga lebih murah dan tidak perlu mengurus surat menyurat kendaraan.

Soal kecepatan menurutnya memang terbatas bila dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

"Untuk harga kisaran Rp4,8 juta - Rp5,2 juta per unit. Kekuatan batery 500 Watt dengan 48 Volt/12AH, kecepatan maksimalnya 50 Km per jam, tapi cukup refresentatif untuk jarak pendek, terutama jalan didalam komplek," ujarnya.

Terkait kelengkapan lainnya, Rudi menerangkan sepeda listrik dilengkapi berbagai fasilitas keselamatan serta kenyamanan pengendaranya.

Seperti alarm system, keranjang kapasitas besar, pengaturan kecepatan, spion, lampu sein, dashboard yang luas, lampu led, ban tubeles dan ada sandaran belakang.

Untuk motifnya berbeda-beda. Dan harganya tergantung dari motif tersebut.

Terkait larangan pemerintah sepeda listrik beroperasi dijalan raya, Rudi mengatakan ia sudah mengetahui dari sosmed dan dari mulut ke mulut.

Namun menurutnya, dalam bentuk sosialiasi ke pedagang sepeda listrik belum dilakukan pihak terkait sehingga belum berdampak terhadap penjualan sepeda listrik.

Ditambahkan, saingannya dalam berdagang saat ini adalah toko online, sehingga penjualan di tokonya sedikit menurun.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved