Harga BBM Naik
Harga Solar Naik, Ini Komentar Sopir di Mura, 'Tak Apa Naik, Asal Barangnya Ada'
Beda lagi pendapat Iwan, yang juga seorang sopir. Dia mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM khususnya solar.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Pemerintah resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu Solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 dan pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Kenaikan harga BBM menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, khususnya para sopir dan pengguna kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Begitu juga di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumsel.
Dimana ada sebagain yang menerima, ada juga yang menolak dan ada yang menerima karena terpaksa.
Rohidin, salah seorang sopir mengaku, tidak masalah jika harga BBM naik, khususnya solar. Namun, pemerintah harus juga memastikan ketersediannya untuk masyarakat.
"Tidak apa-apa naik, asalkan barangnya ada. Karena selama ini barangnya tidak ada. Kami harus antre panjang, bahkan menginap demi mendapatkan solar," ungkapnya, Sabtu (3/9/2022).
Beda lagi pendapat Iwan, yang juga seorang sopir. Dia mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM khususnya solar. Sebab menurutnya, kenaikan harga BBM itu akan semakin membebaninya.
"Penghasilan saya tidak seberapa, kalau harga BBM naik, maka ini akan menjadi beban tambahan juga," kata Iwan saat diwawancarai Sripoku.com, Sabtu (3/9/2022).
Dia berharap, dengan kenaikan harga BBM ini, pemerintah juga harusnya menyiapkan solusi untuk masyarakat. Salah satunya dengan menambah kuota bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat.
"Kalau saya sebenarnya menolak kenaikan ini, namun mau bagaimana lagi. Mau tidak mau yang harus menerima, meski jadi beban tambahan untuk kami," ucapnya.
Senada di sampaikan, Joko salah seorang warga Kecamatan Tugumulyo mengaku terkejut dan kecewa dengan kenaikan harga BBM khususnya jenis Pertalite. Pasalnya, dia masih sedang antre di SPBU F Trikoyo Kecamatan Tugumulyo.
"Saya lagi antri, kemudian menunggu giliran karena masih bongkar. Tapi, ketika sudah sampai di giliran saya, harganya sudah naik menjadi Rp10 ribu dari sebelumnya Rp7.650. Jadi biasanya hanya ngisi Rp20 ribu sudah full, sekarang jadi Rp30 ribu," ujarnya.