Berita Banyuasin
Warga Sebokor Patok Lahan Sawit, Begini Respon PT TBL
Persoalan penguasaan lahan tanpa hak milik oleh PT. TBL (Tunas Baru Lampung), Roni, Kartono dan masyarakat Desa Sebokor Kecamatan Air Kumbang
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Yandi Triansyah
Bahwa menurut keterangan PT. TBL, PT TBL telah menyelesaikan masalah tersebut dengan Ahwa (Imron), namun penyelesaian tersebut tidak pernah melibatkan Roni dan Kartono, bahkan menurut putusan MA No. 147 K/Pid/2022, yang intinya menyatakan bahwa Ahua terbukti telah melakukan tindak pidana menggunakan surat palsu. Dan saat ini Ahua sedang menjalani hukuman dimaksud.
Bahwa sampai dengan saat ini semua surat pengoperan hak atas Roni dan Kartono masih dipegang dan dikuasai Roni dan Kartono.
Bahwa Roni dan Kartono, melalui surat kuasa hukum kembali mempertanyakan tindak lanjut penyelesaian lahan milik Roni dan Kartono yang dikuasai PT. TBL tersebut namun tidak mendapatkan respon positif dari PT. TBL dan hanya bersikeras meyakini masalah tersebut sudah selesai.
Bahwa permasalahan tersebut juga kembali dipertanyakan oleh Roni dan kartono melalui surat yang ditujukan ke Bupati Banyuasin, kapolres Banyuasin, Kepala Kantor Pertanahan Banyuasin namun sampai dengan saat ini belum ada tindaklanjut.
Bahwa karena belum adanya penyelesaian atas lahan milik Roni dan Kartono yang dikuasi oleh PT. TBL tersebut, maka Roni, Kartono dan masyarakat yang yang diakui oleh Pemkab Banyuasin sebagai pemilik lahan yang sah TBL, harus memperjuangkan sendiri lahan tersebut.
Bahwa karena belum adanya penyelesaian atas lahan milik Roni dan Kartono yang dikuasi oleh PT. TBL tersebut, maka Roni, Kartono dan masyarakat yang yang diakui oleh Pemkab Banyuasin sebagai pemilik lahan yang saat ini oleh TBL, harus memperjuangkan sendiri lahan tersebut.
Roni mengaku pihaknya cuma meminta hak mereka selaku para pemilik lahan yang sah berdasarkan sesuai surat pengoperan hak dari warga Sebokor.
"Kembalikan hak kami saja. Yang kita patok ini, tanah kita. Memang milik kita, surat di kita semua. Selama ini lahan kita ini belum pernah memberikan kuasa ke siapa-siapa dijadikan plasma atau apa.
Setelah itu kita lihat lahan sudah dikuasai oleh PT TBL. Maka kami menuntut hak kamilah supaya diselesaikan secara baik," kata Roni.
Samin, warga yang juga merupakan bagian pemilik lahan mengaku mengetahui jelas permasalahan pengusaaan lahan oleh PT TBL ini.
"Ya kita selalu perwakilan dari warga Sebokor, mengklarifikasi tentang lahan memang benar bahwa lahannya Pak Kartono dan Pak Roni ini berada di Desa Sebokor.
Sesuai dengan legalitas yang dimiliki Pak Kartono dan Pak Roni ini berada di Desa Sebokor.
Dan keduanya mereka tidak pernah ada perjanjian tukar guling Desa Sebokor ke Desa Sebubuk. Maka dari itu Pak Roni dengan Kartono Wijaya mematok lahan sesuai dengan tanah yang dibeli di Sebokor.
Yang ada perjanjian itu adalah saudara Ahua kepada perusahaan tukar guling dari Desa Sebokor ke Desa Sebubuk. Kita sebagai saksi dari masyarakat Sebokor, kota memberikan kesaksian yang benar.
Kades Sebokor, Amir Yudiansyah mengaku
permasalahan ini kurang begitu paham dan belum dipelajari juga.