Apa Itu Tumor Payudara yang Diidap Marshanda, Kenali Gejalanya Bisa Jadi Ganas

Mengidap tumor payudara, Marshanda tak ingin membuat orang lain khawatir karena keadaannya.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Fadhila Rahma

SRIPOKU.COM - Lama tak terdengar kabarnya di dunia hiburan, Marshanda mengungkapkan kondisinya dalam keterpurukan.

Mantan istri Ben Kasyafani itu ternyata saat ini sedang mengidap penyakit tumor payudara.

Mengidap tumor payudara, Marshanda saat ini sedang berada di Singapura untuk memperjuangkan hidupnya.

Tumor payudara yang diidap Marshanda ini ternyata sudah lama.

Mantan istri Ben Kasyafani mengungkapkan jika ia sudah sakit tumor payudara sejak 1 tahun yang lalu.

Mengidap tumor payudara, Marshanda tak ingin membuat orang lain khawatir karena keadaannya.

Baca juga: IDAP Tumor Payudara, Tangis Marshanda Pecah, Eks Ben Ben Kasyafani Beri Wasiat: Pengen Bisa Pergi!

Ia meminta agar semua orang dapat mendoakannya.

Lantas apa itu Tumor Payudara? apakah ini penyakit ganas yang bisa menyebabkan kematian? berikut penjelasannya.

Pengertian 

Melansir Alo Dokter, jangan langsung panik bila Anda menemukan benjolan di sekitar payudara.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Pada banyak kasus, benjolan tersebut merupakan tumor payudara yang bersifat jinak dan umumnya muncul karena perubahan hormon menjelang menstruasi atau mendekati menopause.

Tumor payudara umumnya ditandai dengan tumbuhnya benjolan di sekitar payudara.

Sebagian besar benjolan di payudara dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dan tidak berisiko menjadi kanker payudara.

Meski demikian, bukannya tidak mungkin benjolan di payudara berkembang menjadi tumor ganas penyebab kanker.

Umumnya, benjolan karena tumor jinak bertekstur lunak, bentuknya teratur, dan mudah digerakkan.

Sementara itu, tumor yang berpotensi menjadi kanker payudara biasanya memilki bentuk yang tidak teratur, padat, dan tidak dapat digerakkan.

Ciri-ciri

Ciri-ciri benjolan tumor payudara jinak, yakni:

Batasan tumor jelas

Teraba kenyal dan lunak

Mudah digerakan

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Sementara, ciri-ciri benjolan pada kanker payudara yakni:

Benjolan cenderung  tidak jelas

Tidak bulat

Tidak rata

Berikut ini beberapa gejala kanker payudara yang patut diwaspadai:

Payudara cenderung asimetris dan ada perbedaan bentuk yang ekstrem

Puting jadi terbalik atau melesak ke dalam

Ada warna kemerahan atau pun rash di kulit payudata atau di sekitar puting

Kulit payudara seperti kulit jeruk atau cekung seperti lesung pipi

Kulit payudara seperti tebal dan bersisik

Cairan bisa berupa darah atau cairan keruh

Jenis-Jenis dan Penyebab Tumor Payudara Jinak

Berikut ini adalah beberapa jenis tumor payudara jinak yang umum ditemui, beserta penyebabnya:

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

1. Fibroadenoma

Fibroadenoma merupakan jenis tumor payudara jinak yang paling sering dialami oleh wanita muda usia 15-35 tahun.

Fibroadenoma terjadi ketika sel-sel di kelenjar dan jaringan ikat di payudara tumbuh secara berlebihan.

Penyebabnya diduga adalah pengaruh hormon di dalam tubuh wanita.

Benjolan akibat fibroadenoma umumnya dapat hilang dengan sendirinya, tapi terkadang ada juga yang menetap dan membesar.

2. Fibrokistik

Jika benjolan di payudara Anda hilang-timbul sesuai siklus menstruasi, kemungkinan penyebabnya adalah fibrokistik.

Munculnya benjolan akibat fibrokistik ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama siklus menstruasi.

Kondisi ini umumnya dialami oleh wanita berusia 20-50 tahun.

3. Kista payudara

Kista payudara merupakan benjolan berisi cairan yang bisa terbentuk pada salah satu atau kedua payudara. Benjolan ini tidak bersifat kanker, sehingga tak perlu terlalu dikhawatirkan. Wanita dari segala usia rentan untuk mengalami kista payudara, tapi paling sering dialami oleh wanita usia 35-50 tahun.

ilustrasi
Sumbere: https://covid19.go.id/

Penyebab Tumor Payudara

berikut beberapa penyebab munculnya benjolan atau tumor nonkanker payudara:

Perubahan jaringan payudara.

Infeksi payudara.

Jaringan parut akibat cedera payudara.

Fluktuasi hormon, terutama selama menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Obat-obatan yang mungkin menyebabkan tumor atau sakit pada payudara, seperti pil KB dan terapi hormon.

Minuman berkafein.

Cara Mencegah

Berikut ini adalah beragam cara mencegah atau mengurangi risiko kanker payudara yang dapat dilakukan dilansir Kompas.com.

1. Batasi alkohol

Semakin banyak alkohol yang Anda minum, maka kian besar pula risiko Anda terkena kanker payudara.

 

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh alkohol pada risiko kanker payudara, Anda direkomendasikan untuk dapat membatasi konsumsi alkohol.

Hal itu dikarenakan, bahkan dalam jumlah kecil saja, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker payudara.

2. Jangan merokok

Bukti menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pramenopause.

3. Kendalikan berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara. Ini terutama benar jika obesitas terjadi di kemudian hari, terutama setelah menopause.

4. Aktif secara fisik

Aktivitas fisik dapat membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat, yang membantu mencegah kanker payudara.

Kebanyakan orang dewasa yang sehat harus menargetkan setidaknya 150 menit seminggu aktivitas aerobik sedang atau 75 menit aktivitas aerobik berat setiap minggu, ditambah latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu.

5. Menyusui

Bagi seorang ibu, menyusui mungkin memainkan peran dalam pencegahan kanker payudara.

Semakin lama Anda menyusui, semakin besar efek perlindungannya.

6. Batasi dosis dan durasi terapi hormon

Terapi hormon kombinasi selama lebih dari tiga sampai lima tahun meningkatkan risiko kanker payudara.

Jika Anda menggunakan terapi hormon untuk gejala menopause, tanyakan kepada dokter tentang pilihan lain.

Anda mungkin dapat mengelola gejala Anda dengan terapi dan pengobatan nonhormonal.

Jika Anda memutuskan bahwa manfaat terapi hormon jangka pendek lebih besar daripada risikonya, gunakan dosis terendah yang sesuai untuk Anda dan terus minta dokter memantau lamanya waktu Anda mengonsumsi hormon.

7. Hindari paparan radiasi dan pencemaran lingkungan

Metode pencitraan medis, seperti CT-scan menggunakan radiasi dosis tinggi.

Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan, beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara kanker payudara dan paparan radiasi kumulatif selama hidup.

Jadi, untuk mencegah kanker payudara, kurangi eksposur Anda dengan melakukan tes seperti itu hanya jika benar-benar diperlukan.

9. Makan makanan yang sehat

Makan makanan yang sehat dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Misalnya, wanita yang mengonsumsi makanan Mediterania yang dilengkapi dengan minyak zaitun extra-virgin dan kacang-kacangan campuran mungkin memiliki penurunan risiko kanker payudara.

Diet Mediterania sebagian besar berfokus pada makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, dan kacang-kacangan.

Orang yang mengikuti diet Mediterania memilih lemak sehat, seperti minyak zaitun, dan lebih memilih makan ikan daripada daging merah.

Menjaga berat badan yang sehat juga merupakan faktor kunci dalam pencegahan kanker payudara.

10. Pemilihan kontrasepsi yang tepat

Ada beberapa bukti mengungkap bahwa kontrasepsi hormonal seperti penggunaan pil KB dan IUD yang melepaskan hormon, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Tapi perlu diingat, risikonya tergolong sangat kecil dan berkurang setelah Anda berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal.

Baca juga: Im Gonna Die Marshanda Divonis Tumor Payudara, Pilu Permintaan Terakhirnya Ini: Kalau Gue Mati

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved