Sejak Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Harga Sapi Naik, Tapi Peternak Sepi Pesanan
Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) memicu kenaikan harga jual sapi.
"Sudah divaksin juga, kami ini bisanya hanya pencegahan kalau pengobatan susah," paparnya.
Selain itu, harga kambing saat ini naik, kambing kacang tahun lalu Rp 2 juta, sekarang paling murah Rp 2,5 juta.
"Apalagi kambing etawa sampai Rp 6 juta, kalau blasteran Rp 4 juta, sekarang naik masyarakat beli banyak barang tidka ada," ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau memutus rantai penyebaran yakni dengan pemberian vaksin.
Kepala Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, Eka Ardi Aguscik mengatakan rencana vaksin, di Kota Lubuklinggau menjadi prioritas ketiga bukan yang utama.
"Prioritas pertama vaksin yaitu wilayah yang paling banyak terjangkit. Dan wilayah kedua untuk di vaksin yakni populasi yang hewan ternaknya banyak," ungkapnya belum lama ini.
Sebab, di Lubuklinggau populasi hewan kurang dari 1.000 ekor sapi itulah sebab di Lubuklinggau bukan utama, apalagi tambahan kasus tidak ada lagi. Sebab sudah putus penularannya.
"Sekarang kita tetap menunggu jadwal vaksin dan jumlah dosis yang diterima. Ada informasi kemungkinan sekitar minggu depan vaksin hewan ternak dikirim," ujarnya.
Sementara, untuk lalulintas hewan di Lubuklinggau, Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau, telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk mengantisipasi masuknya ternak terjangkit (PMK).
Salah satu SOP itu mengharuskan hewan ternak yang akan masuk ke wilayah Kota Lubuklinggau harus menjalani karantina selama 1-14 hari.
"Hanya saja karena kita (Kota Lubuklinggau) tidak punya tempat karantina khusus, maka hewan ternak yang baru datang di karantina di kandang masing-masing dengan cara dipisah dengan yang lama," ungkapnya.