Harga Tiket Bus Jurusan Palembang ke Pulau Jawa Naik 2 Kali Lipat, Penumpang: Mahal Banget
Harga tiket bus di beberapa PO Palembang terpantau mengalami kenaikan yang cukup tinggi setelah sempat vakum akibat pandemi selama hampir 2 tahun
Penulis: Merry Lestari | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com Merry Lestari
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Harga tiket bus di beberapa PO Palembang terpantau mengalami kenaikan yang cukup tinggi setelah sempat vakum akibat pandemi selama hampir 2 tahun lalu, Kamis (28/4/2022).
Hal tersebut seperti diungkap salah satu pengelola PO Handoyo yang berlokasi di Jalan Kolonel H Burlian KM 10 Palembang.
"Harga tiket jelas naik karena inikan udah masuk puncak arus mudik," ungkap Dio saat ditemui Sripoku.com.
Kenaikan harga tiket bus di PO Handoyo terbilang cukup tinggi, dari harga normal yang biasanya sekitar Rp450.000 untuk tujuan Jawa, kini naik mencapai Rp650.000-an.
Bahkan menurut salah satu penumpang, ia harus mengeluarkan uang hampir 700 ribuan untuk naik bus dengan tujuannya ke Jawa Timur.
"Saya mau ke Jawa Timur, kalau untuk ongkosnya tadi beli tiket Rp695.000," ungkap Andrian yang saat itu sedang menunggu jadwal keberangkatan bus yang akan ditumpanginya.
Selain di PO Handoyo, kenaikan harga tiket juga terjadi di PO Lorena yang juga berlokasi di Jalan Kolonel H Burlian KM 10 Palembang.
Hal tersebut diungkap Titi, salah satu petugas PO Bus di loket pembelian tiket.
Menurut Titi harga tiket bus di PO Lorena akan terus berubah semakin mendekati hari lebaran.
"Setiap Hari kita ada kenaikan, semakin deket lebaran semakin naik," ungkapnya saat ditemui SRIPOKU.COM.
Harga tiket tujuan Jakarta - Bogor yang semula berkisar antara Rp420.000 kini naik menjadi sekitar Rp500.000-an. Bahkan salah satu penumpang tujuan Bogor mengungkap harga tiket yang baru saja dibelinya seharga Rp600.000.
"Iya udah mahal banget, biasanya Rp340.000 sekarang naik Rp600.000," ungkap salah satu penumpang.
Namun, mahalnya harga tiket di sejumlah PO Bus yang ada di Palembang saat ini tak menyurutkan niat dan antusias masyarakat yang ingin melakukan perjalanan mudik ke kampung halamannya.
Terlebih mengingat 2 tahun sebelumnya pemerintah mengeluarkan aturan terkait larangan mudik lebaran, akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.