Berita Palembang
IPTU Jhony Palapa, Si Peci Merah Komandan Beguyur Bae Polrestabes Palembang yang Ditakuti Penjahat
SIAPA yang tak kenal dengan si Peci merah, yang ditakuti para pelaku kejahatan di kota Palembang, khususnya para pelaku 3c (Curas, curat dan curanmor)
Penulis: Andi Wijaya | Editor: Yandi Triansyah
SIAPA yang tak kenal dengan si Peci merah, yang ditakuti para pelaku kejahatan di kota Palembang, khususnya para pelaku 3c (Curas, curat dan curanmor).
Ia adalah H Jhony Palapa SH MH, berpangkat Iptu, menjabat sebagai Kasubnit Ospnal ranmor (tim beguyur Bae) Polrestabes Palembang.
Pria kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 17 Februari 1978 ini, tak segan segan melumpuhkan para pelaku kejahatan, jika saat dilakukan penangkapan pelaku melawan petugas dan hendak Kabur.
Ketika diajak berbincang oleh wartawan Sriwijaya Post Andika wijaya, terkait perjalanannya, Jhony Palapa pun membuka dirinya untuk menceritakan pengalamannya.
Bang menjadi seorang polisi apakah memang cita cita dari kecil.
-- Benar cita cita menjadi seorang polisi merupakan cita cita saya dari kecil. Ini karena melihat sosok sang ayah, seorang TNI AD, setiap kali melihat ayah berpakaian dinas, terlihat gagah. cita-cita menjadi polisi tumbuh, saat saya tamat SMA 1995-1996, dari SMA Xavarius 1 Baturaja,
Lalu, saya mendaftar polisi semaba PK tahun 1996, sekali tes langsung lulus, dan mengikuti pendidikan tahun 1997 di SPN Bentung.
Nah begitu lulus Abang dulu ditempatkan di mana?
--Saya begitu lulus tahun 1998 di tempatkan di Poltabes Palembang, selama setahun tugas di Sahbara, 1999 langsung ditempatkan dibuser.
Ini karena keinginan saya sendiri menjadi anggota buser. Lantaran banyak tantangan di lapangan, seperti ungkap kasus 3c, kejahatan di kota Palembang.
Kemudian saya di tempatkan di Polsek IB 2 Palembang, di sana juga sama menjadi anggota Buser mulai dari tahun 2000-2008, lalu dari 2008 hingga 2015, saya pindah lagi menjadi Anggota tim Riksa Polsek Kemuning hingga akhirnya pada tahun itu saya bisa mengikuti tes pendidikan perwira Sip (sekolah inpektur polisi).
3. Kan Abang banyak dinas di Reskrim, adakah story' yang mengancam jiwa Abang sendiri
--Saya lulus Sip 2015, berpangkat IPDA, saya ditempatkan di PS (penjabat sementara) Kanit Reskrim Polsek IB II, Palembang. Lalu saya saat itu melakukan ungkap kasus, awalnya saya ingin melakukan ungkap kasus 365 (Curas), yang saat itu LP ada di Polsek IB 2 Palembang. Kemudian mendapatkan informasi pelaku Curas ini ada di tempat hiburan malam MM (mahkota emas).
Saat sedang melakukan penyelidikan. Tiba tiba ada seorang laki laki, yang membuat kerusuhan (onar), dengan melepaskan tembakan di parkiran MM, spotan saat itu saya mencari arah bunyi letusan senjata api itu. Lalu melihat seorang lelaki laki yang sedang berjalan meneteng senpi ke arah kasir MM.
Saya teriak Polisi, namun pelaku berbalik arah, langsung mengacungkan senpinya ke arah saya. Spotan saya langsung mengeluarkan senjata api juga, dan menembakan peluru. Ini saya lakukan karena diskresi kepolisian pengancam jiwa saya dan orang lain. Sama sama melepaskan tembakan, pelaku lari bersembunyi di balik mobil, saya tetap siaga. Saat pelaku hendak menembak kembali ke arah saya, saat itu saya lakukan penembakan kembali.
Setelah pelaku terkapar keluarlah seorang laki laki yang merupakan adik pelaku, yang mengatakan itu kakaknya. Kemudian keluar security yang mengatakan pelaku ini merupakan pelaku pengancaman yang mengunakan senpi bersama adiknya kemarin.
Saat dilakukan pengecekan data, ternyata benar pelaku merupakan resedivis DPO narkoba Polda Sumsel dan narkoba Polresta Palembang dan ada laporan polisi mengenai laporan pengancaman dengan senjata tajam dan senpi.
Abang kan dikenal dengan si peci merah saat melakukan penangkapan dan penyelidikan selalu mengunakan peci merah
--Story dulu awalnya saya berangkat umroh, biasa orang umroh indetik dengan peci berwana hitam dan putih. Biar saat terlihat sama istri yang sedang sama sama ibadah umroh, dan tidak terpisah dari rombongan, dan apabila terpisah sang istri cepat mencari saya. Hingga sekarang saya nyaman memakainya, tidak mistik mistik.
Jabatan sekarang menjadi kasubnit ospnal ranmor Polrestabes Palembang dan pimpin tim buguyur Bae. Tentunya bagaimana cara Anda mengungkap kasus.
- jika ada laporan masuk, tentunya terkhusus laporan curanmor, anggota langsung turun ke TKP. Melakukan olah TKP, mencari saksi, barang bukti lain. Dan mengamati situasi disekitar TKP. Apakah ada CCTV atau tidak.
Di sana kita langsung melakukan penyelidikan. Jika dari CCTV itu pelaku terlihat, lalu kita amati gerak gerik pelaku, pelaku ini pasti ada ciri khas, motor yang digunakan. Daris ana kita bisa melakukan pengungkapan.
6. Apa yang menjadi motivasi Anggota agar terus melakukan pengungkapan.
Untuk setiap 1 orang anggota Ospnal saat bebankan dalam 1 orang 1 ungkap kasus, jadi jumlah anggota Ospnal 16 orang, ungkap kasus harus ada 16 kasus selama 1 bulan.
Jika tidak ada ungkap kasus, jika bebankan untuk stay di Mako memantau jika ada kejadian dan LP masuk.
Bagaimana membagi waktu dengan keluarga karena kita ketahui anggota reskrim sangat sibuk.
-.Saya pasti meluangkan waktu untuk keluarga Isti dan anak, namun setelah berhasil pengukapan kasus. Karena menjadi anggota Ospnal waktu yang paling banyak di lapangan tidak kenal waktu, kadang subuh, malam. Pagi.
8. Apakah moto yang selalu dipegang.
Pantang pulang sebelum behasil. Beguyur Bae dalam arti satu persatu pelaku kejahatan di kota Palembang 3c akan kami tangkap. Kemana pun dia berlari dan bersembunyi, karena kami sudah terlatih untuk mencari dan menemukan (tangkap). pelaku tersebut.
Nama : H Jhony palapa SH MH
Lahir : Tanjung karang, Lampung, 17 Februari 1978
Putra dari alm H muhamad Zayadi Ab
Ibu Hj Kartini
Putra kedua dari 4 bersaudara.
. Istri Hj Dona Riza
1. Anak.
Muhamad Atha pauzan
2. M al-ramadan
3. M Afif Rajab
4. Aisyah Putri palapa
5. Aliya Putri palapa
Jabatan : Kasubnit Ospnal Ranmor Polrestabes, Palembang