Apresiasi Perempuan Mandiri, Ini 10 Kartini Versi Perempuan Level Up
Shandy Purnamasari mengundang para perempuan dari berbagai profesi sebagai 10 Kartini versi Perempuan Level Up.
Penulis: Inang Jalaludin Shofihara | Editor: AMALIA PURNAMA SARI
Beragam kegiatan juga akan diadakan demi membekali para perempuan lewat kelas Pengenalan Diri, kelas Bisnis Dasar, dan kelas Sosial Media.
Tak hanya itu, nantinya akan ada kegiatan lain sesuai permintaan anggota, seperti kelas belajar makeup dan lainnya yang dilakukan berkala mulai Mei mendatang.
10 Kartini versi Perempuan Level Up

1. Rousantya (29 tahun) Bidan
Seorang Bidan yang bekerja di rumah sakit swasta ini telah membantu menangani lebih dari 500 kelahiran. Rousantya juga pernah membantu kelahiran ibu-ibu tunawisma secara cuma-cuma sampai proses pemulihannya sempurna.
2. Yelis Safitri (30 tahun) Penulis program TV
Yelis adalah seorang perempuan muda yang bekerja sebagai penulis. Baginya profesi penulis sering sekali diabaikan padahal, penulis adalah batang tubuh sebuah karya.
3. Dwina Anggita Lubis (33 tahun) Makeup artist
Perempuan yang disapa Gita ini sudah menekuni dunia tata rias selama delapan tahun. Selama pandemi, pekerjaannya nyaris tidak menghasilkan namun dirinya tetap semangat dan menekuni profesinya, serta mencari peluang baru dengan membuka kelas-kelas make up.
4. Tirkem (45 tahun) Buruh cuci
Ibu Tirkem mulanya adalah pengusaha warteg yang kemudian terlibas pandemi. Akhirnya dirinya menyambung kehidupan dengan menjadi buruh cuci di komplek perumahannya untuk menghidupi keluarganya.
5. Halimah (60 tahun) Penjahit
Sudah menjadi penjahit sejak tahun 1978, Halimah merasa bersyukur dengan talenta yang dimiliki karena dirinya dapat membiayai keluarganya bahkan sejak suaminya sudah tidak lagi memiliki penghasilan selama puluhan tahun. Halimah berperan sebagai ibu dan pencari nafkah.
6. Eka (31 tahun) Pengemudi ojek online
Eka adalah mantan pekerja instansi pemerintah yang dirumahkan. Dirinya menjajal sebagai pengemudi ojek online karena ratusan surat lamarannya tidak ada yang menerimanya. Eka merasa lebih baik tetap bekerja meski resikonya sangat tinggi.
7. Sari (46 tahun) Pekerja rumah tangga