Wong Kito
PROFIL Baharudin, Salah Satu dari 5 Bakal Calon Walikota Palembang dari PKS, 'Saya tidak Ada Ambisi'
Baharudin yang merupakan salah satu dari lima tokoh potensial untuk dicalonkan partai maju pada Pilwako Palembang 2024
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beberapa hari yang lalu Ketua DPD PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kota Palembang, Ir. H. Baharudin, MM memperkenalkan 5 Balonkada Palembang 2024 mendatang hasil pemilihan raya kader (PEMIRA).
Adapun para Balonkada Palembang tersebut, berdasarkan abjad Baharudin (Ketua DPD Palembang) Mgs Syaiful Padli (anggota DPRD Sumsel), Mohd Iqbal Romzi (mantan anggota DPR RI) , Muhammad Hibbani (anggota DPRD Palembang) dan Yulfa Cindosari (anggota DPRD Palembang).
Baharudin yang merupakan salah satu dari lima tokoh potensial untuk dicalonkan partai maju pada Pilwako Palembang 2024, menjelaskan uniknya di partai ini para kandidat tanpa ambisi untuk menjegal kandidat lainnya, melainkan sebaliknya justru saling support.
"Kita di PKS bahasanya diamanahkan oleh partai. Samikna Waatokna. Kita siap walaupun kita tidak punya ambisi ya. Tapi ketika partai menugaskan, mengamanahkan, maka kita Samikna Waatokna. Kami dengar, kami taat," ungkap pria kelahiran Palembang, 27 Maret 1968 kepada Sripoku.com, Rabu (30/3/2022).
Baharudin yang tercatat pernah menjadi anggota Fraksi PKS DPRD Sumatera Selatan (2004 - 2009) menjelaskan Pemira melalui e-voting didapatlah lima orang tersebut yang akan dicalonkan menjadi calon walikota atau calon wakil walikota Palembang.
"Namanya politik dinamis. Kita berusaha, ke depan kita tidak bisa memprediksi secara pasti. Tapi kita terus bekerja melengkapi segala sesuatunya sehingga kesiapan kita untuk masa mendalami konstelasi politik itu jadi siap dan lebih bisa menjadi harapan para kader," terang bapak lima anak (1. Aliyah Nafilah SAB. 2. M. Syahid Khalid, SH. 3. Rumaisa Salsabila 4. Qisti Fatiyyah 5. M. Zidan Al-Farisi) buah pernikahannya dengan Trisinarti, SE, MSi.
Baharudin yang memiliki motto menjadi pemimpin yang visioner, religius, membawa kemajuan dan dapat menjawab tantangan zaman di era teknologi dan informasi, mengaku pihaknya tetap akan melihat peta politik seperti apa.
"Tapi yang jelas kita punya cita-cita seperti itu. Walaupun nanti peta politik selalu berubah. Kita lihatlah seperti apa ketika konstelasi politik nanti hari H-nya," terang Bahar yang merupakan Ketua Yayasan Ash-Shaff (SIT Bina Ilmi) (2009-Sekarang).
Baharudin yang merupakan alumni S1 Fakultas Teknik Sipil Universitas Taman Siswa (1993), S2 SDM Universitas Bina Darma (2006), dan mengenyam Pendidikan Non Formal di Lemhanas RI mengatakan sebagai orang teknik sipil sehingga yang namanya desain, konsultan, kontraktor itu sudah menjadi hobi walaupun telah menjadi orang partai politik, tetapi menjadi profesi yang tetap dijalani.
Banyak tokoh politik di Sumsel seperti Ir H Eddy Santana MT, Ir H Syahrial Oesman MM, Ir H Ishak Mekki MM basicnya dari disiplin ilmu insinyur teknik sipil, ternyata ini juga menginspirasi Baharudin untuk mengeksplore ilmunya jika nantinya bernasib menjadi Walikota Palembang.
"Orang teknik ini kan berpikir engineering. Mungkin bertahap berpikirnya. Ya itulah membuat potensi orang-orang teknik sipil berpikirnya terstruktur seperti profesinya. Saya pikir paslah orang sipil karena kalau kita merencanakan sebuah daerah tidak luput dari sebuah perencanaan, master plan. Dan itu tidak asing lagi bagi orang-orang teknik sipil," jelas Bahar yang masih menjabat Direkrut Utama CV. Oisty Berkah Mulia (2011- sekarang).
Baharudin mengaku kelahiran Palembang dibesarkan di Pangkalanbalai Banyuasin, sedangkan keluarga orangtuanya asal Komering. Bapaknya Sukabumi Komering OKU dan Ibu Gunung Batu OKU.
Ia menyebut Kota Palembang ini sebetulnya kota besar, kota sejarah Kerajaan Sriwijaya, Palembang Darussalam yang luasnya luar biasa sampai ke Madagaskar.
Menurutnya ini potensi yang harus dioptimalkan.
Misalnya di tengah Kota Palembang ada Sungai Musi yang sangat bersejarah. Itu perlu dibuat wisata Musi.
"Selama ini kita mencari wisata susah, ramai-ramai malah Lampung. Karena di Palembang belum ada wisata yang terpadu. Yang kira-kira kalau orang masuk akan puas dan akan kembali lagi. Mungkin itu PR juga untuk Pemkot Palembang untuk mengoptimalisasi wisata Sungai Musi dikaitkan dengan sejarah kebesaran Kerajaan Sriwijaya dan kebesaran Palembang Darussalam," paparnya.
Bahar yang pernah menjadi staff PT Intan Sekunyit Indonesia (1989-2003) mengaku belum banyak keluarga yang tahu jika partai telah menunjuknya menjadi salah satu tokoh PKS untuk dimajukan pada Pilwako Palembang.
"Kalau saya segala sesuatunya itu mengalir saja karena ketika kita melakukan sesuatu maka kita melibatkan yang memberikan sesuatu, Allah. Saya mempercayai itu ketika Allah memberikan yang terbaik maka dijalani saja. Jadi saya tidak ada ambisi, saya pun mengalir saja apapun adanya dan keluarga pun tidak banyak yang dikasih tahu. Mungkin istri yang baru dikasih tahu. Istri pun tahu dari Medsos," bebernya.
Bahar yang pernah menjadi Ketua DPC IT1 Partai Keadilan Palembang (1999) berpesan mengajak kader bekerja sekuat tenaga semaksimal mungkin untuk membesarkan partai ini sehingga partai ini benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat, bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Ia yang juga pernah menjadi Ketua Bidang DPW PKS SumSel ( 2002-2019) mengatakan akan memberikan edukasi kepada kader tentang pentingnya mengikuti pesta demokrasi untuk menempatkan kadernya di eksekutif sehingga bisa menyalurkan aspirasi kader, menyalurkan visi misi PKS masuk ke Palembang yang religius.
"Perlu kita harapkan sehingga mindset itu akan menjadi mindset semua kader akhirnya menjadi punya semangat yang sama dan itulah kekuatannya," pungkasnya.
Target untuk mendudukkan kader di eksekutif ini bukan tanpa alasan karena PKS memiliki lima kursi di DPRD Palembang sehingga akan membuka peluang bagi PKS untuk mendorong kadernya untuk mencalonkan diri pada pilkada Palembang.
Apalagi PKS partai kader militan. Untuk kader itu khususnya di perkotaan sehingga kalau bicara Palembang maka banyak kader sehingga mesin politik di Palembang punya potensi besar.