Berita OKI
BPBD OKI Gerak Cepat Antisipasi Karhutlah, Siagakan 34 Personil dan 50 Pompa
Dalam upaya menyikapi musim kemarau yang akan tiba, diperkirakan akan dimulai pada dua bulan ke depan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Editor:
Odi Aria
SRIPOKU.COM/IST BPBD OKU Selatan
Karhutla : Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kelurahan Kisau Kecamatan Muaradua OKU Selatan, yang terjadi Sabtu (2/11/2019) malam.
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Dalam upaya menyikapi musim kemarau yang akan tiba, diperkirakan akan dimulai pada dua bulan ke depan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Ogan Komering Ilir mulai bergerak lebih dini.
Bukan tanpa alasan, hadirnya musim kemarau mendatangkan potensia bencana kebakaran hutan lahan dan kebun (karhutlahbun) mengingat luasnya lahan gambut di wilayah bumi Benda Seguguk.
Kepala BPBD kabupaten OKI, Listiadi Martin mengungkapkan hari ini pihaknya menggelar sosialisasi pencegahan kebakaran lahan daerah rawan bencana di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada Kamis (10/3/2022) sore.
"Kegiatan ini merupakan salah satu program BPBD tahun 2022 yakni sosialisasi lebih dini untuk mempersiapkan pasokan kita dalam menghadapi musim kemarau dan kemungkinan terburuknya adanya kebakaran,"
"Artinya kegiatan ini kita merefresh kinerja anggota, baik dari semangat serta sistem kerja kolaboratif operasional dari berbagai pihak," terang Listiadi saat diwawancarai Tribunsumsel.com.
Dengan adanya sosialisasi serta pengaturan ulang sistem kinerja dalam menyikapi karhutlah, Listiadi berharap ada konsep-konsep yang bertitik tumpu pada kondisi alam.
"Tantangan terbesar kita adalah kondisi alam karena OKI memiliki potensi bentangan lahan gambut yang begitu luas, ditambah rata-rata tidak ada akses masuk ke lahan tersebut,"
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
"Nantinya titik yang secara maksimal dijaga adalah daerah rawan bencana, di mana ada sebanyak 63 desa rawan bencana yang tersebar di 11 kecamatan di OKI," ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai kesiapan peralatan dan personil, Listiadi merasa jika hal tersebut sudah cukup memadai.
"Terlebih kita telah mendapat support dari Bapak Gubernur Sumsel, dengan dibantu patroli heli termasuk armada air dan alat-alat yang sifatnya survival,"
"Seperti mesin-mesin yang berguna untuk membuka lahan sehingga bisa menuju titik lokasi jika terjadi kebakaran," ungkapnya.
Dikatakan Listiadi jika kondisi lahan gambut sampai hari ini masih basah. Dikarenakan batas status siaga bencana banjir dan tanah longsor sampai bulan April setelah itu akan langsung disambung dengan karhutlah.
"Bapak Bupati sudah mengamanatkan kepada kita untuk sesegera mungkin melaksanakan apel kesiapsiagaan dengan berbagai unsur stake holder dalam menyikapi musim kemarau,"
Masih kata Listiadi, dalam menyikapi kebakaran lahan khususnya pada musim kemarau, sistemnya yaitu 70 persen upaya pencegahan sisanya baru penanggulangan.
"Dalam hal ini, jumlah total personil di BPBD OKI ini ada 34 orang dan 50 pompa. Nantinya akan lebih besar karena dibentuk tim satuan tugas gabungan," katanya.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Diwawancarai di lokasi yang sama, Kepala Balai Wilayah Sumatera Daops Manggala Agni XVII/OKI, Candra Irfansyah menjelaskan pihaknya memiliki jumlah personil sebanyak 61 orang yang terbagi kedalam 4 regu.
"Kami juga didukung sarana dan prasarana pemadaman seperti 1 unit pompa portabel dan 2 unit pompa jinjing yang melekat di masing-masing regu. Sampai hari ini sudah bisa kita pastikan semua alat transportasi maupun pompa-pompa layak dan baik untuk digunakan," sebut Candra.
Sesuai dengan filosofi pengendalian pemadaman kebakaran lahan, terdapat beberapa tingkatan seperti pencegahan, penanggulangan dan penanganan pasca terbakar.
"Misalnya kegiatan pencegahan dilakukan dengan patroli dan anggota juga membawa peralatan tangan seperti garukan, sekop, cangkul dan lainnya yang berguna jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran," bebernya.
Dijelaskan saat ini terdapat satu regu (terdiri dari 15 personil) telah disiagakan di pondok kerja di Desa Riding, Kecamatan Tulung Selapan.
"Jadi kita sedang mendekatkan personil dan peralatan kelokasi-lokasi rawan karhutlah. Target kita dengan adanya pondok kerja di Desa Riding bisa menghandle secara cepat di 4 Kecamatan seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Pampangan dan Air Sugihan," katanya.

Update 10 Maret 2022. (https://covid19.go.id/)
Berita Terkait