Berita Palembang
Waspada Peningkatan Kasus DBD di Palembang, Sudah Banyak Kasus Ditemukan : Jangan Lengah
Tingginya curah hujan yang terjadi di Kota Palembang di awal tahun 2022, ikut berdampak pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM -- Tingginya curah hujan yang terjadi di Kota Palembang di awal tahun 2022, ikut berdampak pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat menjadi pembina apel pagi di Puskesmas Plaju, Senin (10/1/2022), Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Palembang, Ratu Dewa memberikan pesan terutama untuk semua Puskesmas dan Camat untuk jangan sampai lengah terhadap perkembangan kasus DBD.
"Kita tidak boleh lengah dan harus waspada terhadap perkembangan kasus DBD, maka dari itu saya mengajak semua tenaga kesehatan, camat dan lurah untuk menjaga kebersihan lingkungan," katanya
Sekda mengatakan, imbauannya ini bukan tanpa alasan karena berkaca dari perkembangan tren kasus DBD dari 2017-2022 mengalami peningkatan mencapai 246 kasus.
"Di Januari ini saja sudah ada lima kasus, dan paling tinggi terjadi di Kecamatan Sako, Ilir Timur II, dan Ilir Barat I. Saya imbau agar kita semua peduli terhadap perkembangan kasus DBD ini," ujarnya.
Menurut Dewa, lokasi-lokasi yang termasuk memiliki tren kasus cukup tinggi dikarenakan kawasan itu adalah daerah pemukiman padat penduduk.
Sehingga, warga sekitar juga diharap ikut berpartisipasi menjaga lingkungan agar terhindar dari DBD.
"Dari Dinkes sudah melaksanakan tahapan imbauan ke tingkat kecamatan, kelurahan hingga RT/RW memberikan edukasi agar benar-benar masyarakat menjaga kebersihan dan rutin fogging dll," katanya.
Di sisi lain, peningkatan kasus itu juga beriringan dengan musim pancaroba yang terjadi di Kota Palembang.
Memiliki sanitasi lingkungan yang baik, serta menerapkan tata laksana 3 M dapat membantu menghindarkan dari serangan nyamuk Aedes Aegepti.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesahatan Kota Palembang, dr Fenty Aprina Mkes mengatakan biasanya peningkatan kasus terjadi saat curah hujan yang tinggi.
Karenanya, langkah preventif harus dilakukan. Bila terjadi kasus disuatu daerah maka harus segera dilakukan fogging dan tata laksana penanganan DBD.
"Fogging itu dilakukan bukan harus untuk tindakan preventif saja, namun saat ada kasus, laporan dan penyelidikan epideomologi maka dilakukan fogging," jelasnya.
Masyarakat sebaiknya mengenali gejala DBD sehingga penangana n dini bisa segera dilakukan.