Gunung Api Dempo Level Waspada

Jalur Pendakian Gunung Dempo Pagaralam Disarankan Ditutup Sementara, Dampak GAD Naik Level Waspada

Meningkatnya status GAD ini disebabkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Api tersebut sejak tanggal 4 Januari 2022 lalu.

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Wawan Septiawan
Tampak Gunung Api Dempo (GAD) yang terlihat dari kawasan Kabupaten Empat Lawang. 

SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Naiknya status Gunung Api Dempo (GAD) Kota Pagar Alam Sumatera Selatan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) menjadi perhatian berbagai pihak.

 


Hal ini mengingat meningkatnya status GAD ini disebabkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Api tersebut sejak tanggal 4 Januari 2022 lalu.

 

Bahkan sampai saat ini Gempa Tremor masih terus terekam dialam Siesmigraf baik yang digital maupun manual.


Melihat kondisi ini pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) X Dempo Kota Pagar Alam meminta untuk sementara jalur pendakian menuju puncak Gunung Dempo ditutup sementara.

 

Hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.


"Kami sudah meminta Balai Regestrasi Dempo (BRIGADE) untuk menutup jalur pendakian sementara waktu.

Hal ini disebabkan saat ini Gunung Api Dempo statusnya berada dilevel waspada," ujar Kepala KPH X Dempo Heri kepada sripoku.com, Sabtu (8/1/2022).


Hal senada dikatakan Kepala BPBD Provinsi Ansori saat dihubungi sripoku.com, pihaknya meminta jalur pendakian menuju puncak Dempo ditutup sementara.


"Harus ditutup, pasalnya kita tidak bisa memprediksi alam.

 

Memang saat ini radius aman yaitu radius 1 kilometer dari bibir kawah Gunung Api Dempo.

 

Namun yang dikhwatirkan awan panas atau gas beracun jika ada hembusan di Gunung Api Dempo tersebut," tegasnya.


Dijelaskan Ansori bahwa untuk aktivitas wisata dan masyarakat Pagar Alam masih normal namun harus tetap waspada. 


"Pariwisata yang radiusnya lebih dari 1 kilometer dari bibir kawah merapi Dempo tetap aman dikunjungi.

 

 

Namun harus tetap waspada pasalnya alam tidak bisa kita tebak," jelasnya.

 

Gunung Dempo Naik Level Waspada

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menaikkan level tingkat aktivitas Gunung Api Dempo (GAD) Pagaralam Sumatera Selatan menjadi Level II (Waspada) dari sebelumnya Level I (Normal). 

Peningkatan status Gunung Api Dempo ini terhitung sejak hari ini, Jumat tanggal 7 Januari 2022, pukul 16.00 WIB.

Ditingkatnya status GAD dari Level I menjadi Level II berdasarkan hasil pemantauan visual dan kegempaan, serta potensi ancaman bahaya.

Untuk itu tingkat aktivitas GAD dinaikkan dari Level I menjadi Level II (Waspada).

Pihak Pos Pemantau GAD Kota Pagaralam Megian membenarkan jika status GAD saat ini naik dari level I atau aktif normal menjadi level II atau waspada.

"Benar status GAD naik menjadi level II atau waspada. Hal ini setelah pihak Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menaikkan level tingkat aktivitas Gunung Api Dempo (GAD) melalui surat resmi," ujarnya.

Namun pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik.

Pasalnya, meningkatnya level ini pasalnya kenaikkan level ini hanya karena GAD sedikit ada aktivitas hembusan.

"Namun masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki untuk tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah, serta arah bukaan kawah sejauh 2 km ke sektor utara," imbaunya.

Masyarakat diminta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas GAD dan mengikuti arahan dari instansi yang berwenang.

"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah daerah yaitu BPBD serta pihak terkait lainnya," ungkapnya.

Berdasarkan data yang dihimpun sripoku.com dari Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa berdasarkan pengamatan visual selama 1 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, pada saat cuaca cerah tidak teramati adanya hembusan gas/asap dari arah kawah/puncak. 

Pada tanggal 3 Januari 2022 teramati hembusan gas dari arah kawah/puncak berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 150 meter dari atas puncak. Hembusan tidak berlangsung menerus, pada 4 hingga 6 Januari 2022 tidak teramati hembusan gas dari arah kawah/puncak.

Sedangkan rekaman kegempaan menunjukkan jenis gempa yang terekam selama periode 1 Desember 2021 hingga 6 Januari 2022 yaitu Gempa Hembusan, Low Frequency, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, Tektonik Jauh dan Tremor Menerus. Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 - 2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada tanggal 4 hingga 6 Januari 2022.

Pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikan aktivitas hembusan gas dari kawah/puncak, seiring dengan kemunculan getaran Tremor yang mengindikasikan adanya kenaikan fluida (gas, cairan, batuan padat) ke kedalaman lebih dangkal. 

Penghitungan energi gempa G. Dempo dari tanggal 1 hingga 6 Januari 2022 menunjukkan adanya peningkatan pada gempa frekuensi rendah sejak tanggal 3 Januari 2022, yang berasosiasi dengan adanya input fluida yang bersifat mendadak dan terespon langsung ke permukaan.

Mengenai potensi bahaya yang ada, Andiani mengatakan, potensi ancaman bahaya yang ada saat ini adalah erupsi freatik yang menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak. Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved