Aldiron Plaza Cinde Segera Lanjut Pasca Mangkrak 2 Tahun, Pedagang: Tak Harus Mewah, Penting Jadi

Pembangunan Aldiron Plaza Cinde yang disebut-sebut akan menggantikan Pasar Cinde hingga saat ini tidak memperlihatkan progres signifikan.

Penulis: Oki Pramadani | Editor: Refly Permana
sripoku.com/oki
Lokasi yang disebut-sebut bakal dijadikannya tempat Aldiron Plaza Cinde, Selasa (29/12/2021). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejak dilakukan pembongkaran lebih dari empat tahun yang lalu, pembangunan Pasar Cinde di  Palembang tidak kunjung usai.

Dari pantaun Sripoku.com, pembangunan Aldiron Plaza Cinde yang disebut-sebut akan menggantikan Pasar Cinde hingga saat ini tidak memperlihatkan progres signifikan.

Bahkan aktifvtas pengerjaan pembangunan pasar juga tidak ada saat Sripoku.com mendatangi lokasi pada Rabu (29/12/2021).

Pantauan di lapangan, terlihat hanya air yang menggenang di lokasi pembangunan, lumut dan rumput juga telah lebat tumbuh di lokasi pembangunan.

Salain itu, tembok penutup pengerjaan proyek juga sudah tampak banyak yang hampir roboh.

Tak terlihat ada aktivitas di dalam lokasi pembangunan Aldiron Plaza Cinde.

Berdasarkan keterangan Iwan yang berdagang di Pasar Cinde namun di luar lokasi pembangunan Aldiron Plaza Cinde, bahwa pengerjaan pembangunan pasar sudah lebih dari dua tahun tidak dilakukan.

"Sudah lebih dari dua tahun proyek ini terbengkalai," ungkapnya.

Iwan juga mengungkapkan, menurut kabar yang ia dapat bahwa nantinya akan ada pembangunan sementara di Pasar Cinde, agar para pedagang bisa berjualan kembali di dalam pasar.

Salah satu pedagang Pasar Cinde, Yusri mengatakan saat ini pedagang Pasar Cinde sudah banyak gulung tikar karena Pasar Cinde saat ini sepi.

“Sebelum kami dipindahkan dari tempat yang baru, jualan kami masih ramai padahal saat masih ditempat yang lama dulu kami berjualan masih ramai,” keluhnya.

Ia juga mengeluhkan tempat berjualan saat ini kerap kali setiap hujan atap-atap tempat jualan selalu bocor dan banjir.

“Kalau hujan deras di sini selalu banjir, bisa lebih dari mata kaki banjirnya. Bahkan ketika hujan cukup lama air bisa masuk ke dalam kios-kios tempat kami berjualan,” ungkapnya.

Menurut Yusri, pembongkaran pasar Cinde yang dilakukan beberapa tahun yang lalu banyak ditentang para pedagang, namun pemerintah tetap memaksakan untuk melakukan pembongkaran.

“Dulu kami menolak untuk dipindahkan ke kios sementara yang berada di samping gedung. Akan tetapi ketika kami menolak ada saja intimidasi dari oknum, seperti listrik yang dimatikan bahkan kios kami dikunci,” cerita dia.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved