Berita Religi

Wajibkah Perempuan Berbakti Pada Orangtua Setelah Menikah? Ini Kata Buya Yahya Dua Pahala Istimewa

Saat menikah, suami dan istri memiliki tugas dan kewajiban yang baru. Lantas apakah seorang wanita tidak lagi berkewajiban berbakti pada orang tua?

Penulis: Tria Agustina | Editor: Yandi Triansyah
Tangkap layar YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya 

SRIPOKU.COM - Apakah wajib perempuan berbakti pada orang tua setelah menikah? Berikut ini penjelasan Buya Yahya.

Saat menikah, bukan hanya status menjadi suami atau istri yang berubah.

Melainkan pula tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai dua manusia yang memulai hidup baru juga berubah.

Seorang suami memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga dan membimbing istri serta anaknay.

Sementara seorang istri juga memiliki kewajiban untuk patuh dan taat kepada suaminya.

Karena setelah menikah surga seorang istri terletak pada suaminya.

Lantas, apakah kewajiban seorang perempuan sudha tidak ada lagi terhadap orang tua setelah menikah?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya yang dibagikan melalui kanal YouTube Buya Yahya.

Baca juga: Bolehkah Adik Ipar Laki-laki Tinggal Serumah dengan Istri? Ini Kata Buya Yahya Akan Ditolong Allah

Terkait kewajiban istri kepada orang tuanya setelah menikah diawali dengan pertanyaan ini.

"Apakah sudah nggak ada kewajiban berbakti kepada orang tua jika anak sudah bersuami?," tanya seorang jemaah.

Menanggapi hal ini, Buya Yahya memberikan jawaban tegas dan meluruskan kesalahpahaman yang keliru dari seorang suami.

"Selagi anda menjadi anak tetep berbakti kepada orang tua, kecuali sudah berubah tidak jadi anak, jadi batu," ungkap Buya Yahya.

"Anda tetep manusia anaknya ibumu, punya kewajiban berbakti, nggak ada kewajiban berbakti dari mana?," tutur Buya Yahya.

Dalam hal ini Buya Yahya menyampaikan jika seorang wanita masih memiliki kewajiban berbakti kepada orang tua meski telah menikah.

Hanya saja, ia memiliki kewajiban yang lebih besar terhadap suaminya, bukan berarti tidak boleh berbakti kepada orang tua.

"Anda harus mendahulukan bakti anda kepada suami, nah di sini ada rentetannya, maka suami yang baik, istrimu itu tetep punya kewajiban berbakti kepada ibundanya dan ayahandanya," terang Buya Yahya.

Maka, dalam hal ini Buya Yahya berpesan kepada para suami agar istrinya tetap diberikan pemahaman mengenai kewajiban terhadap orang tua.

Oleh sebab itu, ini merupakan kesempatan bagi suami yang cerdas dan hebat.

"Maka dari itu, karena kewajiban istri itu menjadi lebih besar kepada suami daripada ke ibu bapaknya, maka suami yang hebat adalah memberi kesempatan bahkan memerintahkan dan mengajari istrinya agar berbakti kepada bapak ibunya," jelas Buya Yahya.

Maka dari itu, seorang istri memiliki dua pahala istimewa yakni pahala bakti kepada orang tua dan pahala patu kepada suaminya.

"Suaminya ini ahli surga pasti, denger para suami, ada suami yang melarang istrinya berbakti kepada bapak ibunya, naudzubillah," terang Buya Yahya.

Oleh karena itu, seorang istri memang memiliki kewajiban besar terhadap suaminya, bahkan yang diutamakan suaminya.

Namun, bakti kepada orang tua harus tetap terjaga dengan cara suaminya yang membuka pintu untuk hal tersebut.

"Dalam bahasa sederhana begini wahai istriku kemanapun, apapun urusan keluar, kamu harus izin kepadaku, tapi kalo untuk ngabdi kepada bapak ibu bebas," jelas Buya Yahya.

"Artinya suami yang baik memberikan kesempatan kepada istri yang lahir dari seorang wanita, dia bukan lahir dari batu, kadang suami tidak menghargai orang tuanya," tegas Buya Yahya.

Demikianlah penjelasan mengenai bakti seorang istri kepada suami dan orang tua sebagaimana disampaikan Buya Yahya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved