Berita Selebriti
Geram Tak Terbendung Gus Miftah, Kecam Aksi Guru Pesantren Cabuli 12 Santriwati dengan Satu Kata
Baru-baru ini kasus pencabulan di Kota Bandung, Jawa Barat yang melibatkan seorang guru Pondok Pesantren, bernama Herry Wirawan berhasil memancing ama
Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM - Baru-baru ini kasus pencabulan di Kota Bandung, Jawa Barat yang melibatkan seorang guru Pondok Pesantren, bernama Herry Wirawan berhasil memancing amarah publik.
Bagaimana tidak, pelaku yang tokoh penting di Pondok Pesantren justru mencabuli korban sejumlah 12 santriwati berkisar usia 15-17 tahun.
Bahkan, beberapa di antaranya telah melahirkan anak.
Tentu ini mendapatkan kecaman dari banyak pihak.
Salah satunya dari pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Gus Miftah.

Tampak Gus Miftah meluapkan emosinya melalaui sebuah unggahan di Instagramnya.
Gus Miftah mengecam aksi pencabulan guru pesantren kepada 12 santriwati hingga hamil, emosi tak terbendung.
Dalam unggahannya itu, pendakwah yang kerap memakai kacamata hitam itu membagikan video pemberitaan soal kasus pencabulan itu.
Dia menyebut institusi yang digunakan Herry Wirawan untuk menggaet korbannya bukanlah pondok pesantren melainkan boarding school (sekolah asrama).
"Satu kata BA JI N*AN.
Nakalmu nggak mutu cuk," tulis Gus Miftah dalam unggahan tersebut, dikutip pada Sabtu (11/12/2021).
Lalu Gus Miftah mengingatkan salah satu kutipan yang kerap dia sampaikan.
Pada kalimatnya itu, dia menyinggung tentang surga yang nanitnya justru dihuni oleh ahli maksiat yang bertobat, bukannya orang yang tersesat.
“Saya jadi ingat quote saya ‘Pada akhirnya syurga akan ditempati oleh ahli maksiat yang bertaubat, bukan orang yang Sok suci namun akhirnya tersesat’,” tandasnya.
Tak jauh berbeda dengan Gus Miftah, warganet juga meluapkan emosinya kepada Herry Wirawan melalui kolom komentar.
Tak sedikit dari mereka meminta hukuman berat bagi sang pelaku yang sudah merusak kehidupan 12 korbannya.
“Seketika air mata jatuh, sedih rasanya,” ujar seorang warganet.
“Menjelekkan nama baik guru ngaji,” imbuh warganet lain.
“Greget pengen nampol mukanya, sok alim jebul penjahat kelamin,” timpal warganet lainnya.