Juz Amma
Apa Itu Surat-surat Mufashal yang Cocok Dibaca Saat Sholat Isya? Ini 5 Bacaan Juz Amma Surat Pendek
Saat menunaikan sholat kita wajib membaca surat Al-Fatihah, adapun sebagai tambahan sunnah yakni dianjurkan untuk membaca surat-surat pendek Juz Amma.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Berikut ini bacaan dan keutamaan Juz Amma surat pendek yang disebut sebagai surat-surat mufashal
Banyak surat dalam kitab suci Alquran yang termasuk Juz Amma atau juz 30.
Semua surat dalam Alquran memiliki keistimewaan dan keutamaannya masing-masing.
Namun, Juz Amma yang berisi surat-surat pendek di dalamnya lebih sering dibaca ketika sholat.
Seringkali kita membaca surat pendek baik sholat sunnah maupun wajib.
Begitu pula saat menunaikan sholat secara berjemaah, imam sholat juga membaca surat pendek maupun panjang.
Hal ini tergantung situasi dan kondisi saat sholat berlangsung.
Setiap surat sebenarnya memiliki keistimewaan masing-masing.
Adapun surat-surat tertentu yang dibaca saat sholat merupakan yang sering dibawa oleh Nabi.
Berikut ini Bacaan Juz Amma Surat Pendek Lengkap Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Arti serta Keutamaannya.
Baca juga: Keutamaan Juz Amma surat Al-Buruj Acapkali Dibaca Nabi Saat Sholat Isya, Lengkap 22 Ayat & Artinya
5 Surat Pendek yang Dibaca Sholat Isya
Berikut ini keutamaan surat Al Infitar menurut Ustaz Firanda Andirja dilansir melalui kanal YouTube Firanda Andirja.
Surat Al Infitar bercerita tentang dahsyatnya hari kiamat sebagaimana dalam hadis,
kata Nabi Shalallahu'alaiwassalam barangsiapa yang suka untuk melihat hari kiamat seakan-akan dia melihat dengan matanya, maka bacalah surat At-Takwir, surat Al Infitar, dan surat Al Insyiqaq.
Surat Al Infitar berbeda dengan surat At Takwir.
Adapun dalam surat At Takwir yang terdiri dari 12 ayat, 6 ayat pertama menceritakan tentang sebelum ditiupkan sangkakala.
Dan 6 ayat berikutnya bercerita tentang setelah ditiupkan sangkakala.
Adapun dalam surat Al Infitar hanya menyebutkan tentang dahsyatnya hari kiamat, itu setelah ditiupkan sangkakala.
Tujuannya adalah untuk mencela orang-orang kafir, yang mereka kafir kepada Allah padahal telah diberikan kenikmatan yang banyak oleh Allah Subhanahuwata'ala.
Adapun keutamaan surat Al Infitar datang dalam sebagian hadis Muah bin Jabal radiyallahu anhu,
kebiasaan beliau kalau sudah sholat Isya' bersama Nabi Shalallahu'alaihiwassalam, beliau pulang ke kampungnya kemudian mengimami sholat lagi.
Jadi, sholat sunnah bagi dia, tetapi bagi makmumnya adalah sholat wajib.
Dia sholat bersama Nabi Shalallahu'alaiwassalam menjadi makmum setelah itu dia pulang ke kampungnya sholat Isya'.
Tetapi, dia membaca terlalu lama dan membaca surat Al Baqarah.
Sehingga orang-orang di belakang beliau gelisah.
Sampai ada salah seorang dari mereka karena kelamaan akhirnya dia menyelesaikan sendiri.
Jadi Muah masih berdiri, dia rukuk, selesaikan sendiri hingga salam.
Sahabat ini karena dia ada keperluan, dia tidak bertahan sampai selesai, dia melanjutkan sendiri.
Tatkala kabar ini sampai kepada Muah, Muah berkata itu orang munafik.
Akhirnya perkataan Muah yang mengatakan munafik ini sampai kepada sahabat tersebut.
Maka sahabat tersebut pun yang menyelesaikan sendiri dan melapor kepada Nabi Shalallahu'alaiwassalam tentang perkataan Muah.
Maka Muah bin Jabal pun dipanggil oleh Nabi Shalallahu'alaihiwassalam, Nabi berkata ya Muah apakah kau ingin menjadi pembuat fitnah wahai Muah, jangan sholat lama-lama bacanya.
Kalau kamu sholat sendiri tidak apa-apa, kalau kamu jadi imam jangan merepotkan orang yang di belakang.
Kata Nabi, di belakang engkau ada orang sakit, ada orang lemah, kemudian ada juga orang yang punya keperluan.
Maka, kata Nabi Shalallahu'alaiwassalam kalau kau jadi imam bacalah surat Asy Syams kemudian baca Al-A'la, kemudian baca Al Alaq, kemudian surat Al Lail.
Dalam riwayat yang lain kata Nabi Shalallahu'alaihiwassalam, bacalah surat Al Infitar.
Inilah yang disebut oleh para ulama surat-surat mufashal yang tengah-tengah cocok dibaca tatkala sholat Isya.
Surat Mufashal diambil dari kata al-Fashl (الفصل) yang artinya batas.
Disebut al-Mufashal dari kata al-Fashl yang artinya sekat/pembatas.
Sehingga dinamakan mufashal karena ayatnya pendek-pendek.
Ada juga yang mengatakan, dinamakan Mufashal karena suratnya pendek-pendek, sehingga banyak pemisah basmalahnya.
Kemudian, menurut pendapat yang kuat, dimulai dari surat Qaf hingga surat an-Nas. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/393).
Surat Asy-Syams
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ
wasy-syamsi wa ḍuḥāhā
1. Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari,
وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ
wal-qamari iżā talāhā
2. demi bulan apabila mengiringinya,
وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ
wan-nahāri iżā jallāhā
3. demi siang apabila menampakkannya,
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ
wal-laili iżā yagsyāhā
4. demi malam apabila menutupinya (gelap gulita),
وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ
was-samā`i wa mā banāhā
5. demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan),
وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ
wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā
6. demi bumi serta penghamparannya,
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ
wa nafsiw wa mā sawwāhā
7. demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya,
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
fa al-hamahā fujụrahā wa taqwāhā
8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
qad aflaḥa man zakkāhā
9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
wa qad khāba man dassāhā
10. dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ
każżabaṡ ṡamụdu biṭagwāhā
11. (Kaum) samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas (zalim),
اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ
iżimba'aṡa asyqāhā
12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,
فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ
fa qāla lahum rasụlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhālalu
13. Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina dari Allah ini dengan minumannya.”
فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ
fa każżabụhu fa 'aqarụhā fa damdama 'alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā
14. Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah),
وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا
wa lā yakhāfu 'uqbāhā
15. dan Dia tidak takut terhadap akibatnya.
Surat Al A'la
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
sabbiḥisma rabbikal-a'lā
1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
allażī khalaqa fa sawwā
2. Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
wallażī qaddara fa hadā
3. Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
wallażī akhrajal-mar'ā
4. dan Yang menumbuhkan rerumputan,
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
fa ja'alahụ guṡā`an aḥwā
5. lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
sanuqri`uka fa lā tansā
6. Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
illā mā syā`allāh, innahụ ya'lamul-jahra wa mā yakhfā
7. kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
wa nuyassiruka lil-yusrā
8. Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
fa żakkir in nafa'atiż-żikrā
9. oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
sayażżakkaru may yakhsyā
10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
wa yatajannabuhal-asyqā
11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
allażī yaṣlan-nāral-kubrā
12. (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā
13. selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
qad aflaḥa man tazakkā
14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
wa żakarasma rabbihī fa ṣallā
15. dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā
16. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
wal-ākhiratu khairuw wa abqā
17. padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā
18. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā
19. (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
Surat Al 'Alaq (العلق - Segumpal Darah)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
iqra` bismi rabbikallażī khalaq
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
khalaqal-insāna min 'alaq
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
iqra` wa rabbukal-akram
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
allażī 'allama bil-qalam
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
'allamal-insāna mā lam ya'lam
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ
kallā innal-insāna layaṭgā
6. Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰىۗ
ar ra`āhustagnā
7. apabila melihat dirinya serba cukup.
اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰىۗ
inna ilā rabbikar-ruj'ā
8. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).
اَرَاَيْتَ الَّذِيْ يَنْهٰىۙ
a ra`aitallażī yan-hā
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?
عَبْدًا اِذَا صَلّٰىۗ
'abdan iżā ṣallā
10. seorang hamba ketika dia melaksanakan salat,
اَرَاَيْتَ اِنْ كَانَ عَلَى الْهُدٰىٓۙ
a ra`aita ing kāna 'alal-hudā
11. bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang salat itu) berada di atas kebenaran (petunjuk),
اَوْ اَمَرَ بِالتَّقْوٰىۗ
au amara bit-taqwā
12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
اَرَاَيْتَ اِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۗ
a ra`aita ing każżaba wa tawallā
13. Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling?
اَلَمْ يَعْلَمْ بِاَنَّ اللّٰهَ يَرٰىۗ
a lam ya'lam bi`annallāha yarā
14. Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
كَلَّا لَىِٕنْ لَّمْ يَنْتَهِ ەۙ لَنَسْفَعًاۢ بِالنَّاصِيَةِۙ
kallā la`il lam yantahi lanasfa'am bin-nāṣiyah
15. Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (ke dalam neraka),
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍۚ
nāṣiyating kāżibatin khāṭi`ah
16. yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهٗۙ
falyad'u nādiyah
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَۙ
sanad'uz-zabāniyah
18. Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa),
كَلَّاۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩
kallā, lā tuṭi'hu wasjud waqtarib
19. sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).
Surat Al Lail l (:الّيل, al-Layl, "Malam")
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ
wal-laili iżā yagsyā
1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ
wan-nahāri iżā tajallā
2. demi siang apabila terang benderang,
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىٓ ۙ
wa mā khalaqaż-żakara wal-unṡā
3. demi penciptaan laki-laki dan perempuan,
اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ
inna sa'yakum lasyattā
4. sungguh, usahamu memang beraneka macam.
فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ
fa ammā man a'ṭā wattaqā
5. Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ
wa ṣaddaqa bil-ḥusnā
6. dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ
fa sanuyassiruhụ lil-yusrā
7. maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),
وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ
wa ammā mam bakhila wastagnā
8. dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),
وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ
wa każżaba bil-ḥusnā
9. serta mendustakan (pahala) yang terbaik,
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ
fa sanuyassiruhụ lil-'usrā
10. maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan),
وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ
wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā
11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.
اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدٰىۖ
inna 'alainā lal-hudā
12. Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk,
وَاِنَّ لَنَا لَلْاٰخِرَةَ وَالْاُوْلٰىۗ
wa inna lanā lal-ākhirata wal-ụlā
13. dan sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia itu.
فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّٰىۚ
fa anżartukum nāran talaẓẓā
14. Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala,
لَا يَصْلٰىهَآ اِلَّا الْاَشْقَىۙ
lā yaṣlāhā illal-asyqā
15. yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka,
الَّذِيْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۗ
allażī każżaba wa tawallā
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ
wa sayujannabuhal-atqā
17. Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa,
الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ
allażī yu`tī mālahụ yatazakkā
18. yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya),
وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ
wa mā li`aḥadin 'indahụ min ni'matin tujzā
19. dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya,
اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚi
llabtigā`a waj-hi rabbihil-a'lā
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi.
وَلَسَوْفَ يَرْضٰى
wa lasaufa yarḍā
21. Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna).
Surat Al-Infitar
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ
iżas-samā`unfaṭarat
1. Apabila langit terbelah,
وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ
wa iżal-kawākibuntaṡarat
2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ
wa iżal-biḥāru fujjirat
3. dan apabila lautan dijadikan meluap,
وَاِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْۙ
wa iżal-qubụru bu'ṡirat
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَاَخَّرَتْۗ
'alimat nafsum mā qaddamat wa akhkharat
5. (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya).
يٰٓاَيُّهَا الْاِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِۙ
yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm
6. Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia,
الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوّٰىكَ فَعَدَلَكَۙ
allażī khalaqaka fa sawwāka fa 'adalak
7. yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
فِيْٓ اَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَاۤءَ رَكَّبَكَۗ
fī ayyi ṣụratim mā syā`a rakkabak
8. dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu.
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُوْنَ بِالدِّيْنِۙ
kallā bal tukażżibụna bid-dīn
9. Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ
wa inna 'alaikum laḥāfiẓīn
10. Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
كِرَامًا كَاتِبِيْنَۙ
kirāmang kātibīn
11. yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu),
يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ
ya'lamụna mā taf'alụn
12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ
innal-abrāra lafī na'īm
13. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,
• Bacaan Surat Az Zalzalah (Juz Amma) 8 Ayat Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya
وَّاِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ
wa innal-fujjāra lafī jaḥīm
14. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّيْنِ
yaṣlaunahā yaumad-dīn
15. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَاۤىِٕبِيْنَۗ
wa mā hum 'an-hā bigā`ibīn
16. Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِۙ
wa mā adrāka mā yaumud-dīn
17. Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
ثُمَّ مَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِۗ
ṡumma mā adrāka mā yaumud-dīn
18. Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۗوَالْاَمْرُ يَوْمَىِٕذٍ لِّلّٰهِ
yauma lā tamliku nafsul linafsin syai`ā, wal-amru yauma`iżil lillāh
19. (Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.