Apakah Orang yang Telah Meninggal Sadar Bahwa Dirinya Sudah Mati? Ternyata Inilah yang Dialaminya
Fase kehidupan di dunia ialah saling menguburkan dan mendoakan hingga akhirnya tiba giliran antara ditinggal atau meninggalkan.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Apakah orang yang telah meninggal itu sadar dirinya sudah mati? Berikut ini penjelasannya.
Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kematian akan datang padanya.
Karena maut merupakan salah satu perkara yang menjadi rahasia Ilahi.
Maka dari itu, manusia diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini dengan mempersiapkan bekal kematian.
Karena tidak ada yang bisa menolong di akhirat kecuali ibadah dan amalan selama hidup di dunia.
Terkadang manusia juga sering mendengar berita kematian manusia lainnya.
Hal ini sebagai peringatan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Karena hidup di dunia ini hanyalah sementara dan kehidupan yang abadi ialah di akhirat nanti.
Sementara manusia yang masih hidup di dunia bertugas untuk memandikan, menyolatkan serta menguburkan manusia yang telah meninggal dunia.
Begitulah fase kehidupan di dunia yakni saling menguburkan dan mendoakan hingga akhirnya tiba giliran.
Lantas, apakah orang yang meninggal itu menyadari jika dirinya telah mati?
Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai manusia yang menyadari atau tidak kematiannya dibagikan melalui kanal YouTube Cahaya Islam.
Baca juga: Bagaimana Nasib Orang yang Meninggal Kecelakaan? Begini Kondisi Ruhnya Kata Ustaz Khalid Basalamah
Orang yang meninggal awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sudah mati.
Ia merasa dirinya sedang bermimpi mati.
Ia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati, hingga diturunkan ke dalam kubur.
Ia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah.
Ia berteriak-terika tapi tidak ada yang mendengarkan teriakkannya.
Beberapa waktu kemudian, saat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian di bawah tanah, Allah mengembalikan rohnya.
Dia membuka mata dan terbangun dari mimpi buruknya.
Dia senang dan bersyukur bahwa ternyata apa yang diamali hanyalah sebuah mimpi buruk.
Dan kini ia sudah bangun dari tidurnya, kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya dengan kaget.
"Dimana bajuku, kemana celanaku", lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah "dimanakah aku, tempat apa ini, kenapa bau tanah dan lumpur".
Kemudian ia mulai menyadari bahwa dirinya ada di bawah tanah.
Dan yang sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi.
Akhirnya ia pun sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati.
Berteriaklah ia sekeras-kerasnya memanggil orang terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkannya.
Ibu, ayah, kakek, nenek, kakak maupun sahabatnya tidak ada seorang pun yang menjawab.
Ia yang selama ini lupa pada Allah pun ingat bahwa Allah adalah satu-satunya harapan.
Menangislah ia sambil meminta ampun, "ya Allah, ya Allah ampuni aku ya Allah."
Ia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya.
JIka ia orang baik, maka muncullah dua malaikat dengan wajah tersenyum dan mendudukkannya dan menenangkannya.
Jika dia orang buruk maka dua malaikat akan menambah ketakutan dan akan menyiksanya sesuai keburukannya.
Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
"Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan Nabi, bukan Malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib- Syarah Ihya)."
Al-bazar meriwayatkan dalam kitab la'alil masnunah bahwa jika seseorang mati atau meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba-tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
Setelah dikuburkan dan orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat yaitu malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan tersebut agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan akan berkata bahwa orang yang meninggal tersebut adalah sahabatnya dan dalam keadaan bagaimanapun ia tidak akan meninggalkan orang yang mati tersebut.
Si tampan ini tidak akan meninggalkan orang tersebut sampai orang tersebut masuk ke surga.
Dan ternyata si tampan ini adalah Al Quran yang selama hidup dibaca oleh orang tersebut.
Si tampan pun berkata "Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepada dia lakukanlah pekerjaan kalian, aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, lalu dia berpaling kepada sahabatnya dan berkata 'aku adalah Al-Qur'an yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan, jangan khawatir setelah pertanyaan munkar dan nakit ini engkau tidak akan mengalami kesulitan.'"
Sete;ah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, dia menhampar tempat tidur dan permadani sutra yang penuh dengan kasturi dari mua'lil a'la.
Demikianlah penjelasan mengenai apakah orang meninggal sadar bahwa dirinya telah tiada sebagaimana disampaikan di atas.
