Serie A

Jelang Genoa Vs Roma, Mou Bahkan Tak Ingat Pernah 'Bunuh' Karir Shevchenko, 2 Pemain Positif Covid

Laga ini akan menjadi duel pertama Shevchenko sebagai pelatih melawan Mourinho. Keduanya pernah menjadi pasangan pelatih dan pemain di Chelsea.

Penulis: Refly Permana | Editor: Refly Permana
asroma.com
Jose Mourinho usai laga Verona melawan AS Roma. 

SRIPOKU.COM - AS Roma akan berupaya meraih tiga poin setelah dua kekalahan beruntun.

Anak asuh Jose Mourinho akan bertandang ke kandang Genoa malam nanti.

Calon lawan tengah bersemangat karena baru saja mendapat pelatih baru yang sewaktu aktif jadi pemain bisa dikatakan sebagai seorang legenda.

Dia adalah Andriy Shevchenko.

Laga ini akan menjadi duel pertama Shevchenko sebagai pelatih melawan Mourinho.

Keduanya pernah bekerja sama dalam satu tim, yakni ketika berada di Chelsea.

Siapa sangka, Mou bahkan tak ingat pernah menjadi pelatih Shevchenko di klub tersebut.

Sejak di Chelsea dan Mourinho, karir sepakbola Shevchenko kala itu mendadak tenggelam.

Mourinho mengatakan, ia dan Shevchenko pasti mempunya persoalan yang sama, yakni sama-sama buta kekuatan lawan.

Mou mengakui, meski Shevchenko sudah pernah menjadi pelatih Ukraina, ia tak tahu persis seperti apa strategi yang biasa diterapkan legenda Ukraina tersebut.

Mourinho yakin, Shevchenko juga akan mengalami hal serupa.

“Tetapi masalah terbesar bagi kami berdua adalah bahwa kami tidak akan memiliki banyak pemain kunci.

Itu masalah terbesar saya," kata pelatih asal Portugal, dikutip dari situs resmi AS Roma.

Beberapa pemain Roma memang dikabarkan menderita cedera, terutama barisan pertahanan.

Kabar terbaru, dua gelandang mereka dipastikan positif Covid-19 sehingga tidak bisa bermain malam nanti.

"Kami tidak memiliki bek kiri yang tersedia untuk kami; Spinazzola, Vina dan Calafiori semuanya absen.

Ini akan sulit, karena pada akhirnya kedua belah pihak membutuhkan poin," kata mantan pelatih Manchester United ini.

Lalu, wartawan menanyakan sejauh mana Mourinho mengenal Shevchenko.

Mengejutkan, karena pria yang diluki The Special One tidak menyinggung kerja sama mereka sewakti di Chelsea.

Dikatakan, Mou, ia pertama kali melihat Shevchenko saat dirinya masih menjadi bagian dari anggota pelatih Barcelona.

“Setelah itu, dia membuat sejarah. Tidak banyak lagi yang bisa dikatakan.

Ketika Anda memenangkan Ballon d'Or, ketika Anda memenangkan Liga Champions dan begitu banyak gelar lainnya, Andalah yang membuat sejarah.

Dan sejarah itu fantastis, cocok untuk pemain yang fantastis," kata Mou.

Lalu, Mou mengatakan Shevchenko juga sebagai pelatih yang sejauh ini sudah memperlihatkan tugas yang baik.

“Sebagai pelatih kepala Ukraina, dia melakukannya dengan sangat, sangat baik.

Dia menunjukkan bahwa dia memiliki ide yang jelas, filosofi, dan kepemimpinan juga.  Mungkin itu tipe kepemimpinan yang diam, karena dia tipe pelatihnya," kata Mou.

Laga ini tak salah jika dikatakan bakal jadi momen pembalasan untuk legenda sepakbola Ukraina tersebut terhadap pelatih Roma, Jose Mourinho.

Pasalnya, Mourinho membuat 'keganasan' Shevchenko sebagai salah satu striker tertajam di dunia mendadak menjadi 'macan ompong' ketika dirinya bergabung dengan The Blues.

Di musim 2006/2007, Mourinho yang melatih Chelsea merekrut Shevchenko dari AC Milan.

Selama Rossonneri, siapa yang tak kenal akan ketajaman Shevchenko.

Ia menjadi andalan klub asal Milan untuk mengoyak gawang para lawannya.

Berangkat dari latar belakang tersebut, Chelsea memutuskan merekrut legenda Dynamo Kyiv ini.

Padahal, di lini depan Chelsea saat itu sudah bermaterikan striker tangguh bernama Didier Drogba.

Alhasil, Shevchenko yang kala itu baru berusia 29 tahun hanya menjadi pelapis striker asal Pantai Gading tersebut.

Striker yang datang berstatuskan pemain dengan jumlah gol mentereng mendadak bak pemain antah berantah di tangan Mourinho.

Musim perdana bersama Chelsea di 2006/2007, Shevchenko hanya bisa mencetak empat gol di Liga Primer Inggris.

Musim selanjutnya, tak ada yang berubah.

Justru, Shevchenko semakin sulit menjadi striker inti karena Drogba masih on fire.

Malah, Mourinho yang masih menjadi pelatih mendatangkan Nicolas Anelka dari Bolton Wanderers.

Alhasil, tiga striker kelas wahid di masa jayanya ini harus bersaing memperebutkan satu tempat sebagai striker tengah.

Mirip Cristiano Ronaldo, Pesepakbola Cantik Paris Saint Germain Ini Terbang dari Kerumunan Pemain

Tentunya, pilihan itu jatuh pada Drogba yang di akhir musim mencetak delapan gol di Liga Primer Inggris.

Sementara Shevchenko, hanya berhasil mencetak lima gol.

Dua musim yang menurut sejumlah pihak gagal dijalani Shevchenko dan membuatnya dipinjamkan kembali ke Milan.

Dan, semua ketajaman Shevchenko seakan benar-benar sudah berakhir.

Meski bersama klub yang berjasa membesarkan namanya, Shevchenko sudah tak setajam sebelum datang ke tanah Inggris.

Ia lantas dikembalikan Milan ke Chelsea setelah menjalani masa pinjaman satu musim.

Kini, Shevchenko yang sudah alih profesi menjadi pelatih akan head to head dengan Mourinho yang notabene pernah melatihnya dua musim di Chelsea.

Membawa nama Genoa, Shevchenko akan berupaya membawa klubnya meraih kemenangan.

Terlebih, semasa menjadi bermain, Roma termasuk salah tim yang paling sering dibobol Shevchenko.

Dari total 13 pertemuan, pria yang identik dengan nomor punggung tujuh ini berhasil mencetak delapan gol.

Rinciannya, tujuh gol di ajang Serie A dan satu di ajang Coppa Italia.

Fans Genoa tentunya berharap Shenvchenko bisa menularkan ketajamannya itu karena Genoa tengah dalam tren buruk karena kini berada di peringkat 17.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved