Seperti Apa Rasa Buah Matoa yang Sering Terlihat Dijual di Tepi Jalan Demang Lebar Daun Palembang?

Akhir-akhir ini, jenis buah yang diperdagangkan di lokasi tersebut bertambah dengan kehadiran pedagang buah matoa.

Penulis: jihan alfarizi | Editor: Refly Permana
sripoku.com/jihan
Penjual buah matoa di Jalan Demang Lebar Daun. Minggu (14/11/2021).  

Laporan wartawan Sripoku.com, Jihan Alfarizi

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bagi masyarakat Palembang yang biasa melintas di Jalan Demang Lebar Daun seringkali melihat sejumlah pedagang buah di dekat SPBU dekat Lampu Merah Parameswara.

Akhir-akhir ini, jenis buah yang diperdagangkan di lokasi tersebut bertambah dengan kehadiran pedagang buah matoa.

Per harinya, biasa terlihat tiga hingga pedagang yang beroperasi berdeka-dekatan di lokasi ini.

Buah matoa yang mereka jual sudah dipisah-pisahkan dalam suatu bungkus yang terbuat dari jaring.

Lantas, seperti apa rasa buah matoa ini sendiri?

Pantauan Sripoku.com di lokasi ini, terlihat hanya satu pedagang buah matoa yang beroperasi pada Minggu (14/11/2021) sore.

Nama wanita yang menjual matoa ini adalah Okta.

Dikatakannya, matoa merupakan buah asli Indonesia, tepatnya dari tanah Papua.

Matoa ini sejenis kelengkeng atau leci.

"Banyak orang yang masih belum mengetahui dengan buah ini karena sulit dijumpai," kata Okta.

Okta mengatakan, ada beberapa manfaat buah matoa bagi yang memakannya, seperti menyembuhkan penyakit ginjal, menurunkan tekanan darah tinggi, menghambat pertumbuhan kanker, dan masih banyak lagi.

"Untuk kecantikan juga bisa karena bisa mencerahkan dan menyehatkan kulit, sama mengatasi wajah berjerawat," kata Okta.

Okta menjelaskan, rasa buah matoa ini seperti buah leci, durian, rambutan. Dan harganya 45 ribu sampai 50 ribu.

"Kalau rasanya manis seperti buah durian, leci macem-macem mas tergantung kita yang menilai jadi buah ini termasuk unik," tambahnya.

Okta menjelaskan setiap harinya ia membawa buah matoa untuk dijual sebanyak 50 kg atau 50 kantong.

"Dari rumah saya bawa buah ini untuk dijual 50kg, sekantongnya beratnya 1kg," kata Okta.

Perempuan ini sudah berdagang di sini sekitar dua bulan. Ia berjualan mulai dari jam 09.00 - 18.00 WIB. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved