Pembunuh Siswi di Palembang Ditangkap

BREAKING NEWS: Penikam Siswi di Jalan Faqih Usman Ditangkap, Ini Wajahnya, Pelakunya Ada Dua Orang

Pasca satu bulan berlalu, Satreskrim Polrestabes Palembang berhasil menangkap satu dari dua pelaku yang ikut serta menyebabkan korban akhirnya tewas.

Editor: Refly Permana
sripoku.com/fadl
Ayah korban penikaman di Jalan Faqih Usman memperlihatkan foto anaknya yang tewas akibat kejadian tersebut. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Siswi ditikam di Jalan Faqih Usman pada 18 September 2021 pukul 20.30 lalu.

Pasca satu bulan berlalu, Satreskrim Polrestabes Palembang berhasil menangkap satu dari dua pelaku yang ikut serta menyebabkan korban akhirnya tewas tersebut.

Sayang, seorang pelaku yang diduga sebagai otak masih belum berhasil ditangkap.

Saat ini, tersangka bernama Alex sudah diamankan di Mapolrestabes Palembang setelah ditangkap di tempat persembunyiannya pada Rabu (20/10/2021) pagi.

"Benar, satu dari dua tersangka sudah berhasil kita amankan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi, didampingi Kanit Reskrim, AKP Robert Sihombing.

Saat ini, petugas masih melakukan pemeriksaan itensif terhadap penggangguran berusia 22 tahun tersebut, termasuk mendalami motif tersangka melakukan aksinya terhadap korban.

Ketika diamankan, warga Lorong Hijrah, Kecamatan SU I ini terlihat memakai baju bermotif batik berwarna hijau.

Wajah satu dari dua penikam siswi di Jalan Faqih Usman.
Wajah satu dari dua penikam siswi di Jalan Faqih Usman. (handout/sripoku.com)

Sekedar mengingatkan, siswi ditikam di Jalan Faqih Usman, Seberang Ulu I, Palembang Sabtu (18/9/2021) malam.

Korban berinsial Ja (15) itu menderita luka tusuk di bagian leher. Meski sempat dibawa ke RSUD Bari Palembang, nyawa warga Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir itu tak bisa diselamatkan.

Informasi yang dihimpun Sripoku.com, saat kejadian, korban berada di motor bersama tiga temannya yang masih remaja, yakni dua remaja pria dan dua remaja perempuan.

Mereka naik dua motor dan masing-masing berboncengan dua orang.

Kedua temannya yang berada di motor lain melihat pelaku sudah di tepi jalan mendekati motor yang ditempati korban dan seorang temannya.

Sial untuk korban, pelaku berjumlah dua orang itu menikam korban dan tepat mengenai lehernya.

Teman korban langsung memacu motor untuk menjauhi keberadaan para pelaku.

Karena melihat korban mengeluarkan banyak darah dari bahunya, langsung membawa korban RSUD Bari Palembang

Setibanya di RSUD Bari, sempat mendapatkan perawatan tetapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.

Ja diketahui tinggal bersama orangtuanya yang ada di Desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.

Ayah Ja, Endang, mengatakan kaget bukan kepalang begitu mendengar musibah yang menerpa putrinya.

Terlebih, ia sudah sepekan tidak bertemu dengan korban lantaran harus menjalani pekerjaan di wilayah Kabupaten OKI.

Mau COD di Palembang, Cerita Rekan dari Siswi yang Ditikam di Jalan Faqih Usman Palembang

“Terakhir ketemu keadaannya sehat-sehat saja, tiba-tiba ada kabar musibah seperti ini,” kata Endang usai melakukan pemakaman di TPU Talang Keramuan Pemulutan, Minggu (19/9/2021).

Endang menceritakan, Ja dikenal sebagai anak yang nurut kepada orangtuanya. Meski ia dan istri terkadang jarang di rumah karena pekerjaan, Ja tidak pernah terdengar terlibat suatu masalah.

Sehari-harinya, kata Endang, Ja tinggal bersama dua saudarinya.

“Kalau kami ada di rumah sebelum kejadian, mungkin sudah dicegah untuk tidak pergi malam,” kata Endang.

Di kesempatan itu juga, Endang meminta kapada pihak Kopolisian untuk menangkap pelaku menuntaskan apa motif dari pelaku.

“Cukup anak saya saja yang menjadi korban jangan sampai ada korban lagi seperti yang dialami anak saya,” pungkasnya seraya menahan air matanya.

Tiga hari pasca kejadian, WH masih tak bisa melupakan peristiwa tersebut.

Sebagai informasi, WH adalah teman sekaligus sosok yang membonceng Ja sebelum kejadian tragis itu tiba.

Hingga saat ini, warga Kabupaten Ogan Ilir itu masih mengalami trauma.

“Aku dak galak terulang lagi pergi malem-malem, takut nian (Saya tidak mau lagi pergi malam, takut),” kata WH dengan logat khas Palembang, Selasa (21/9/2021).

Mengenai kejadian tersebut, WH mengatakan, ia akan menemani Ja COD di kawasan Jembatan Musi VI.

Siapa sangka, WH ternyata sempat menolak permintaan Ja untuk mengantar.

Dikatakan WH ke Ja, saat itu sudah malam dan motornya juga tidak memiliki bahan bakar yang banyak.

Namun, karena kasihan kepada Ja akhirnya WH mengantarkan.

“Sampai saat ini saya masih teringat Ja, aku tidak mau lagi nganteri malam jauh-jauh ke Palembang,” kata WH.

Sementara itu, M teman korban lainnya yang juga ada di sekitar lokasi kejadian, saat dijumpai di rumah duka di Desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, mengatakan ia saat kejadian sebenarnya menemani Ja untuk ke Palembang.

Mereka berdua juga ditemani oleh dua remaja pria dan naik dua motor, dimana Ja dan M berada di motor yang berbeda.

"Saat itu, korban mau COD tak jauh dari lokasi kejadian. Katanya, minta ditemani beli sepatu," kata M, Mingu (19/9/2021).

Mengenai Ja, M mengaku sudah lama kenal karena rumah mereka yang berdekatan.

Semasa hidupnya, M menilai sosok yang dikenal periang dan lucu.

"Kami juga tidak pernah punya masalah," kata M.

Saat kejadian, ia dan rekan-rekan langsung kabur ketika Ja terkena tikaman pelaku.

Tak beberapa lama kemudian, mereka minta bantuan warga setempat untuk mengantar Ja ke rumah sakit.

"Namun, kami terlambat karena dia keburu meninggal," kata M.

Menurut M, pelaku dengan orang yang menawarkan barang secara COD ke korban adalah sosok yang berbeda.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved