Mengenal Adis Karim Owner Rumah Songket Adis Palembang, Eks Pegawai Bank yang 3 Tahun Pasang Surut
Adis merupakan putri dari seorang penenun kain songket tradisional yang memiliki darah asli keturunan Palembang.
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Chairul Nisyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Fashionista Palembang diyakini sudah tak asing lagi mendengar nama Adis Karim.
Kecintaan wanita bernama lengkap Nyayu Nur Komaria Dipl Ecomm, SKom ini terhadap songket sudah tak diragukan lagi.
Adis sudah sangat dekat dengan kerajinan songket sejak tahun 1998.
Bagaimana tidak, dirinya merupakan putri dari seorang penenun kain songket tradisional yang memiliki darah asli keturunan Palembang.
Sempat bekerja di bank milik BUMN, namun pada akhirnya pemilik Rumah Songket Adis ini memutuskan untuk keluar dan memilih untuk mengembangkan usaha yang dirintis oleh sang ibu di tahun 2006.
Ditemui di Rumah Songket Adis, wanita yang juga gemar menggambar ini mengatakan jika dirinya benar-benar merintis usaha dari bawah.
"Saya 2006 mulai mencoba mengembangkan usaha songket yang sudah menjadi kain khas Palembang ini. Mengalami pasang surut keadaan saya lalui, sampai tahun 2009, mulai terlihat dari usaha saya ini," ujarnya pada Sripoku.com, Senin (11/10/2021).
Dirinya bercerita memulai penjualan dengan memanfaatkan sosial media yang ada saat itu.
"Dulu sosial media yang ada baru frienster, saya jualan dari sana. Dan juga membuat blogspot sendiri mengenai songket-songket," ujarnya.
Meski demikian, menjual dari Friendster belum benar-benar memiliki dampak yang nyata, pasalnya saat itu, masyarakat belum banyak menggunakan internet.
Maka dari itu Adis kerap kali mempromosikan produknya melalui media cetak atau koran.
Sudah banyak pelanggan dari karya-karya yang dimunculkan di Rumah Songket Adis, yang berlokasi di komplek Ilir Barat Permai, Jalan Radial, Komplek Ramayana itu.
Menjaga motif dan kualitas menjadi hal yang sangat diperhatikan wanita kelahiran 1984 ini.
Salah satu yang benar-benar dijaga oleh Rumah Songket Adis yakni, motif yang menggunakan pakem lama, seperti detail yang memiliki arti dan filosofi masing-masing.
"Songket itu karya seninyang memiliki arti dalam setiap motif nya. Hal itu pula yang hingga saat ini, kami pertahankan keberadaannya," ujar Adis.
Adis mengatakan, jika Songket yang ada di Rumah Songket Adis, adalah benar-benar songketnya khas Palembang.
Selain menjaga kebudayaan dengan tetap mempertahankan proses pembuatan songket yang tradisional dengan cara ditenun secara manual oleh pengrajin.
Rumah Songket Adis juga sejak tahun 2012 mulai mengembangkan produknya dengan mengikuti perkembangan zaman.
"Tidak hanya berkutat dengan satu brand saja, Adis songket juga merancang fashionnya sendiri, dengan tetap menggunakan acuan, bahan songket, jumputan, dan blongsong yang merupakan khasnya Kota Palembang," ujar Adis.
Adis yang ditemui dibutiknya tersebut berharap agar kerajinan khas palembang ini dapat terus bertahan dikerasnya perubahan zaman.
Selain itu, Adis juga berharap para pemuda pemudi tidak beranggapan Kain Songket hanya sebagai kain kuno yang hanya digunakan oleh orang tua semata.
Namun songket adalah sebuah kebudayaan yang harus dijaga kelestariannya, dan dapat digunakan sebagai bahan fashion yang modis, dan dapat mengikuti perubahan zaman.
"Jadi songket bukan hanya sebatas kain trasional saja. Namun dari songket dapat ditemukan pada fashion yang bisa diterima oleh semua kalangan, baik pada anak-anak, remaja, hingga orang tua pun dapat menggunakannya," ujar Adis, Senin (11/10/2021).
Hal membanggakan dari Rumah Songket Adis yakni, karya-karya dari Adis Karim ini telah mendunia.
Setidaknya Adis telah berhasil memperkenalkan kain khas Palembang ini ke 6 negara didunia, yang diantaranya adalah Amerika Serikat dan Uzbekistan.
Menurutnya, perkembangan usahanya tersebut tidak lepas dari dukungan rekan-rekan media.
Yang diantaranya adalah Media Sriwijaya Post.
"Peran media sangat besar atas perkembangan usaha saya dibidang industri Kain Khas Palembang ini," ujarnya.
Sebelum adanya media online, sosial media, media cetak adalah satu-satunya yang menjadi sarana mempromosikan produk dan karya-karya tangannya yang kini telah mendunia.
"Saya sama Sriwijaya Post itu sudah menjalin hubungan baik selama 12 tahun lamanya. Sedikit banyak Sriwijaya Post punya andil atas perkembangan usaha saya ini," ujar Adis
Pada perayaan HUT ke 34 Tahun Sriwijaya Post dirinya mengucapkan selamat ulang tahun, serta sukses, berjaya selalu pada media terbesar di Kota Palembang ini.
"Semoga menjadi media pemersatu bangsa, menjadi media yang sealu terdepan dalam memberikan informasi akurat, serta berjaya selalu," ujar Adis.