10 TAHUN Tanpa Jembatan, Bocah SD Terpaksa Seberangi Sungai ke Sekolah dengan Styrofoam Bekas

Video tersebut disertai penjelasan bahwa lokasinya berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Editor: Wiedarto
Tangkap layar video
Anak SD di Desa Kuala 12, Kecamatan Tulung Selapan, menggunakan kotak styrofoam bekas untuk menyeberang sungai. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG--Baru-baru ini viral di media sosial video yang memperlihatkan tiga anak laki-laki berseragam sekolah dasar (SD) menggunakan styrofoam untuk menyeberang sungai.

Dalam video itu, tampak ketiga anak tersebut berada dalam masing-masing kotak styrofoam warna putih berukuran kecil.  Video tersebut disertai penjelasan bahwa lokasinya berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Video tersebut memperlihatkan tiga anak itu sedang mendayung dengan menggunakan styrofoam berbentuk kotak berwarna putih.  Ketiga anak itu mengayuh styrofoam untuk menuju ke seberang, yaitu tempat mereka bersekolah dI SDN 1 Kuala 12, Kecamatan Tulung Selapan.

Anak SD di Desa Kuala 12, Kecamatan Tulung Selapan, menggunakan kotak styrofoam bekas untuk menyeberang sungai.

Mengutip Kompas.com, diketahui lokasi sungai tersebut berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Mereka adalah siswa SDN 1 Kuala 12, Kecamatan Tulung Selapan yang ingin menyeberang sungai.

Warga yang menyaksikan video itu merasa khawatir, karena mendayung dengan hanya menggunakan styorofoam sangat berbahaya.

Lantas, bagaimana fakta sebenarnya terkait viralnya video tiga murid SD yang menyeberang sungai dengan styrofoam tersebut?

Warga sudah biasa melihat anak menyebrang dengan styrofoam

Saat dikonfirmasi, Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan Desa Kuala 12 Adi Perdana mengatakan, kejadian tersebut sudah biasa bagi warga asli desa tersebut.

Menurutnya, anak-anak di desa mereka memang sudah biasa memanfaatkan kotak styrofoam sebagai perahu akan pergi ke sekolah.

Biasanya sebagian murid juga diantar dan jemput oleh orangtuanya menggunakan perahu atau speed boat.

Namun, kadang anak-anak menolak diantar dan memilih melewati sungai dengan styrofoam.

"Sudah 10 tahun ini anak-anak memanfaatkan kotak itu untuk bermain di sungai. Biasanya bisa sampai 7 atau 8 orang yang bermain menggunakan kotak itu," kata Adi Perdana melalui sambungan telepon, Sabtu (25/9/2021).

Menurut Adi, saat sekolah tatap muka dimulai kembali, anak-anak kembali memanfaatkan kotak styrofoam untuk berangkat ke sekolah sebagai pengganti perahu.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved