PROFIL Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Keponakan Gus Dur Bergelar Panglima Santri, Mantan Menteri
Sepak terjang Muhaimin yang dinilai dapat mkenjadi panutan politik bagi kader PKB dan kaum Nahdliyin ini membuatnya diberikan gelar Panglima Santri.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Tepat hari ini Abdul Muhaimin Iskandar atau biasa dipanggil dengan Cak Imin berusia 55 tahun.
Di Twitter Cak Imin menjadi tren dengan banyaknya pengguna yang mengucapkan ulang tahun kepadanya.
Cak Imin lahir di Jombang pada 24 September 1966.
Dia merupakan anak Muhammad Iskandar, seorang durriyah (keluarga) Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur.
Kakeknya adalah KH Bisri Syamsuri, salah seorang ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Beristrikan Rustini Murtadho, Cak Imin dikaruniai tiga orang anak.
Di akun Instagram pribadinya dia pun kerap mengunggah kegemarannya berolahraga sepeda.
Selain itu, dia juga menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin mengonsumsi sayuran hijau dan nasi merah.
Pendidikan formalnya bermula dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Yogyakarta.
Setelah lulus dari Aliyah tahun 1985, Muhaimin Iskandar melanjutkan pendidikan sarjananya di FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) dan selesai pada usia 26 tahun.
Dia melanjutkan masternya 10 tahun kemudian di Universitas Indonesia (UI) bidang komunikasi dan lulus pada tahun 2001.
Pada tahun 2017, Muhaimin Iskandar memperoleh doctor honoris causa dari Universitas Airlangga Surabaya.
Cak Imin menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau pada periode 22 Oktober 2009 – 1 Oktober 2014.
Sebelum itu, dia telah memiliki banyak pengalaman berorganisasi dan menekuni berbagai karier politik.
Aktivis, pengurus partai, anggota dewan hingga ketua partai pernah didudukinya sejak tahun 2005.
Jasanya yang besar bagi perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang naik menjadi 9,04 persen membuat Muhaimin kembali menjabat Ketua Umum PKB Muktamar Bali 1 September 2014.
Penentuan kembali posisinya tersebut dilakukan secara aklamasi.
Sepak terjangnya yang dinilai dapat mkenjadi panutan politik bagi kader PKB dan kaum Nahdliyin ini membuatnya diberikan gelar Panglima Santri.
Meski demikian, Muhaimin sempat berseteru dengan pamannya sendiri yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena dinilai mendua dengan pihak istana.
Hingga kini anak Gus Dur, Yenny Wahid, pun masih mengungkit tentang tindakannya tersebut.