Berita Religi
HATI-HATI Apabila Banyak Cicak di Rumah Itu Artinya Pertanda Allah Tunjukkan Hal Ini Kepada Manusia
Perlu berhati-hati jika banyak cicak di rumah juga menandakan adanya jin, benarkah demikian?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Apabila banyak ciciak di rumah sebaiknya kamu hati-hati karena ada pertanda berikut ini.
Cicak merupakan salah satu hewan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya ia akan menempel di dinding-dinding rumah atau dibalik langit-langit rumah tempatnya bersembunyi.
Bahkan ada anggapan jika kejatuhan cicak akan dianggap sial.
Apalagi cicak juga dikenal merupakan hewan yang kotor dan membawa penyakit.
Sehingga ada sebuah hadits yang mengajurkan untuk membunuh cicak.
Bahkan barangsiapa yang membunuh cicak akan mendapatkan pahala kebaikan.
Tak hanya itu saja, perlu berhati-hati jika banyak cicak di rumah juga menandakan adanya jin, benarkah demikian?
Berikut ulasan selengkapnya yang diterangkan oleh Ustaz Adi Hidayat melalui tayangan YouTube TemanIslam.
"Soal hadits yang intinya menyebutkan bahwa membunuh cicak atau tokek mendapat pahala, baik sekali pukulan, dua kali sampai empat kali, karena memang jika seperti itu terlihat kejam menurut saya, bagaimana ustaz?," tanya seorang jemaah pada Ustaz Adi Hidayat.
"Sebelum masuk ke cicak harus dipahami dulu hikmah Allah ketika menciptakan suatu makhluk apapun itu setidaknya terdiri dari tiga hal," ucap Ustaz Adi Hidayat.
1. Ada ujian kemaslahatan
Makhluk itu diciptakan supaya kita mengambil kemaslahatannya saja.
Seperti saat Allah menciptakan lebah misalnya, ketika diciptakan buat supaya kita mengambil madunya.
Kita tidak pernah mempermasalahkan lebahnya.
Diambil manfaatnya dari madu dan sengatannya untuk obat dan sebagainya.
Jadi hewan ini ketika diciptakan oleh Allah Subhanahuwata'ala emang penciptaannya adalah ujian maslahat untuk manusia, supaya kita mendapat maslahat dari situ.
Setiap kalian ambil niat karena Allah, ada pahala di situ.
Dan lebah menunaikan tugasnya sesuai dengan izin Allah Subhanahuwata'ala dan perintah-Nya.
2. Ada sebagian yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai ujian yang menghadirkan mudharat disini
Hal ini bertujuan supaya kita mengetahui ada keburukan yang harus dihindari.
Misal nyamuk diciptakan oleh Allah Subhanahuwata'ala.
Ketika diciptakan mohon maaf untuk menunjukkan bahwa ada lingkungan yang kotor di situ.
Yang tidak bagus, ada penyakit yang harus dihindari.
Makanya ketika dia ditunjukkan oleh Allah, dia muncul fitrahnya memang mesti dieksekusi atau dibunuh.
Kenapa dia mesti dibunuh? Karena di lingkungan itu ada yang kotor dan dia pun membawa kotoran yang mungkin bisa berpindah satu dengan yang lainnya.
Jadi pelayanan kehidupannya tasbihnya kepada Allah, memang khidmatnya untuk menunjuk tanda-tanda yang kotor pada diri saya (nyamuk).
Ada sesuatu yang buruk di lingkungan anda.
Jadi nyamuk ketika datang membawa sesuatu yang baik di kehidupan kita cuma dilihat dari persepsi yang kotor.
Kita bunuh nyamuk di situ menghilangkan kotoran yang ada di dalamnya.
Tapi diciptakan oleh Allah menandakan ada sesuatu yang harus kita hindari, untuk kebaikan kita.
Makanya ketika Allah menciptakan nyamuk ataupun lalat, Maa syaa Allah turun ayat di stu yakni Q.S Al Baqarah ayat 26.
Innallāha lā yastahyī ay yadriba masalam mā ba'udatan fa mā fauqahā, fa ammallażīna āmanu fa ya'lamuna annahul-haqqu mir rabbihim, wa ammallażīna kafaru fa yaquluna māżā arādallāhu bihāżā masalā, yudillu bihī kasīraw wa yahdī bihī kasīrā, wa mā yudillu bihī illal-fāsiqīn
Artinya :
Allah sering membuat perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran dan hakikat yang luhur, dengan bermacam makhluk hidup, baik kecil maupun besar. Orang-orang kafir mencibir ketika Allah mengambil perumpamaan berupa makhluk kecil yang dipandang remeh seperti lalat dan laba-laba.
"Allah itu nggak pernah punya sepasang makhluk, kalaupun harus membuat perumpaan dengan menciptakan nyamuk karena dibalik itu pasti ada kemaslahatan untuk kita," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Persoalannya bukan bunuh atau tidak bunuh, itua da ujian bagi kita yang menampilkan mudharat disitu yang harus kemudian kita hilangkan, kalau Allah nggak tampakkan maka bahaya bagi kehidupan kita, termasuk cicak," terangnya.
"Cicak masuk pada ujian mudharat disamping ujian keimanan, ada mudharat bukankah ketika cicak datang menandakan bahwa banyak kotoran yang ada di situ, ada bakteri di sekitarnya, yang dimakan pun yang kotor juga," lanjutnya.
Jadi ini menandakan ketika cicak hadir itu diciptakan oleh Allah bukan diciptakan untuk dibunuh, diciptakan untuk menandakan ada mudharat di sekitaran itu dengan kotoran-kotoran.
Maka ia diciptakan oleh Allah untuk menunjukkan ini ada yang kotor, ada yang nggak bagus termasuk dirinya sendiri.
"Maka Nabi menyampaikan riwayat Saad bin Abi Waqqas bahwa Nabi Sholallahu'alaihiwasallam memerintahkan untuk membunuh cicak dan ada pahala di situ," tutur Ustaz Adi Hidayat.
Bunuhnya cicak itu seperti kita membunuh nyamuk, untuk menunjukkan ada kotoran-kotoran di situ yang hikmahnya harus kita jauhkan, emang diciptakannya untuk menunjukkan itu dan harus dibunuh dia.
"Ketika anda bunuh itu bukan cuma dapet pahala, tapi menghilangkan keburukan-keburukan yang mungkin muncul, termasuk di situ mengusir keadaan-keadaan jin, karena jin senang di tempat yang kotor," tambahnya.
"Makanya saya bisa katakan kalau ada cicak di beberapa tempat itu jin biasanya ada juga di situ, karena senang di tempat-tempat yang kotor," sambungnya.
Dan Nabi menyebutnya dengan hewan fasik kecil.
Selain membawa kotoran, dia pernah juga meniup-niup api yang sedang membakar Nabi Ibrahim supaya semakin menyala.
Diharapkan menjadi dingin dan teduh ini malah ditiup-tiup oleh hewan ini.
"Makanya ketika anda membunuhnya bukan cuma menghilangkan kotoran ditambah ada pahalanya di situ, pahalanya dengan sekali pukul ada seratus kebaikan berdasarkan hadits riwayat Al-Bukhori dan Muslim No. 3359," terangnya.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua.” (HR. Muslim, no. 2240)
Dari Ummu Syarik –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, ‘dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim ‘alaihis salam-” (HR. Bukhari, no. 3359)
Kata Imam Nawawi, dalam satu riwayat disebutkan bahwa membunuh cicak akan mendapatkan 100 kebaikan. Dalam riwayat lain disebutkan 70 kebaikan. Kesimpulan dari Imam Nawawi, semakin besar kebaikan atau pahala dilihat dari niat dan keikhlasan, juga dilihat dari makin sempurna atau kurang keadaannya. Seratus kebaikan yang disebut adalah jika sempurna, tujuh puluh jika niatannya untuk selain Allah, (Syarh Shahih Muslim, 14: 210-211).
3. Ujian yang sifatnya penujukkan karakter
Misal saat Allah menciptakan monyet yang tercantum dalam Q.S Al Baqarah ayat 65
Wa laqad 'alimtumul laziina'-tadaw minkum fis Sabti faqulnaa lahum kuunuu qiradatan khaasi'iin
Artinya :
Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina!"
Monyet diciptakan untuk menunjukkan karakter yang muncul pada masyarakat Yahudi.
"Kenapa Yahudi dikutuk menjadi kera? Kami pernah punya kajian tafsir di Tripoli, saya mintakan kepada murid-murid kami untuk praktek langsung di kebun binatang, jadi kita bagi kelompok keluarkan semua ayat-ayat Quran yang terdapat kata binatang di situ," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
"Ada monyet, unta, gajah, ada macem-macem terus kita bikin kelompok dianalisis, apa keistimewaan dan keunikan hewan-hewan tersebut dan dipresentasikan," lanjutnya.
"Begitu ada kelompok monyet presentasi dia sampaikan pesan ketika kami lemparkan kera itu dengan satu makanan, dia tangkap dengan tangan kanannya, kemudian kami lempar lagi dia tangkep dengan tangan kirinya, lempar lagi tangkep dengan kakinya, lempar lagi tangkep dengan kaki satunya lagi," tambahnya.
"Begitu ada kawanan lainnya masuk dia akan usir nggak boleh, kalau dia sudah nggak suka dengan makanan dia, dia akan datang ke tempat yang lain, dia akan obrak-abrik tempat itu," jelasnya.
"Sama kan menunjukkan karakter, makanya ketika dikeluarkan dari Quran itu nggak mungkin, nggak ada yang kosong dari faedah, patsi ada kebaikan-kebaikan yang akan didapatkan," papar Ustaz Adi Hidayat.