Berita Religi

Apa Perbedaan Fakir dan Miskin? Ternyata Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad Ibarat Orang yang Mati

Di dalam kehidupan ini tidak semua yang diinginkan bisa terpenuhi. Karena harus mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, itulah guna sikap qona'ah.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/Tria Agustina
Perbedaan Fakir dan Miskin 

SRIPOKU.COM - Apa perbedaan fakir dan miskin? Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad.

Dalam kehidupan ini ada banyak ujian yang diberikan Allah untuk manusia.

Di antara ujiannya yakni berupa harta yang melimpah maupun harta yang secukupnya.

Harta yang melimpah termasuk ke dalam ujian karena Allah ingin kita berbagi kepada yang membutuhkan.

Sementara harta yang berkecukupan diberikan kepada manusia agar senantiasa merasa bersyukur.

Adapun terkait harta dan kebutuhan dalam hidup ada sebutan bagi golongan orang yang fakir dan miskin.

Lantas, apa perbedaan fakir dan miskin?

Berikut ini penjelasan Ustaz Abdul Somad yang diabagikan melalui kanal YouTube Khalifah Aswaja.

Baca juga: Perbedaan Arti Amal dan Ibadah yang Sering Salah Kaprah, Ternyata Begini Penjelasan dan Maknanya

Fakir adalah orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.

Sedangkan, miskin adalah mereka yang mempunyai harta dan pekerjaan, namun tidak mencukupi kebutuhan primer mereka.

"Ada pendapat yang mengatakan orang fakir itu mati. Lantas apa bedanya fakir sama miskin?," ujar Ustaz Abdul Somad.

Ia pun menjabarkan perbedaan antara fakir dan miskin.

"Kalau miskin, dia masih ada pemasukan," jelasnya.

Hal ini disebutkan dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 79.

Artinya:

Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

"Orang miskin masih punya perahu, artinya apa masih punya pemasukan," tutur Ustaz Abdul Somad.

"Orang fakir tak ada pemasukan sama sekali," lanjutnya.

"Janda tua umur 70, anak meninggal, suami tak ada, pemasukan tak ada itu fakir," sambungnya.

"Masih muda masih bisa buka laundry cuci kecil-kecilan namanya miskin, nggak bisa pemasukan menutupi kebutuhan sehari-hari," jelasnya.

Sehingga Ustaz Abdul Somad menjelaskan jika orang yang fakir sama seperti orang yang mati.

Ibaratnya jika tidak ada yang menolong dan memberi maka, maka mereka bisa meninggal.

Kecuali dihidupkan Allah hatinya dengan sifat qona'ah (selalu merasa cukup).

"Ada rasa qona'ah dalam hatinya, merasa cukup, dia tidak meminta-minta," ungkapnya.

Maka Ustaz Abdul Somad berpesan bagi yang fakir hidupkan hati dengan qona'ah.

Maka jangan sampai orang yang sudah mati hatinya naik ke lantai 12 melihat ke bawah seperti sejengkal, lalu terjun.

Sementara itu, bagi yang memiliki rezeki yang lebih ini merupakan kesempatan untuk berbagi.

Qona'ah pun akan menjadikan kita sebagai pribadi yang selalu bersyukur.

Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam bersabda :

“Jadilah kamu orang yang wara karena dengan demikian kamu menjadi orang yang lebih banyak beribadah. Dan jadilah kamu orang yang bersikap qanaah maka dengan demikian kamu menjadi manusia yang lebih banyak bersyukur.” (HR Baihaqi)

Itulah perbedaan fakir dan miskin serta cara menyikapinya yang dijelaskan Ustaz Abdul Somad.

Semoga kita senantiasa diberikan kelapangan dan hidayah oleh Allah.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved