Berita Religi
Sholat Terus Tapi Sia-sia dan Tidak Diterima oleh Allah, Ternyata Ini Penyebab yang Dianggap Sepele
Ada banyak orang yang mengerjakan sholat tapi sia-sia belaka bahkan tidak diterima oleh Allah Subhanahuwata'ala, apa penyebabnya? Berikut ulasannya.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Apa penyebab sholat jadi sia-sia dan tidak diterima oleh Allah? Berikut penjelasan Syekh Ali Jaber rahimahullah.
Sholat menjadi ibadah paling utama yang diperhitungkan pada hari kiamat kelak.
Sehingga bagi siapa saja yang tidak melaksanakan sholat, maka tinggal menungggu azab yang nantinya.
Namun, Allah Maha Pengampun dan menerima taubat.
Jadi, sbeelum terlambat dan ajal belum datang, maka perbaikilah ibadah terutama sholat.
Karena ada banyak orang yang mengerjakan sholat tapi sia-sia belaka bahkan tidak diterima oleh Allah Subhanahuwata'ala.
Apalagi orang yang tidak mengerjakan sholat sama sekali.
Oleh sebab itu, pahami hal berikut ini agar sholat yang dikerjakan diterima oleh Allah dan tidak sia-sia belaka.
Berikut ini pemahaman penting mengenai sholat agar diterima oleh Allah yang dibagikan oleh Syekh Ali Jaber melalui kanal YouTube Kompilasi Taushiyah.
Baca juga: Apakah Sholat Harus Diulang Apabila tidak Khusyuk dan Pikiran Melayang-layang? Begini Penjelasannya
Sholat dilakukan bukan hanya bertujuan sebagai pengugugur kewajiban ibadah.
Melainkan, sholat dilakukan untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Maka apabila orang yang sholat namun masih bermaksiat, maka ada yang salah dari sholatnya.
Apalagi jika menunda-nunda sholat ketika sudah mendengar seruan adzan, hendaknya segera ditunaikan kewajiban tersebut.
Menurut Syekh Ali Jaber, mengerjakan sholat dan mendirikan sholat itu tidak sama.
Ada dua orang yang mengerjakan sholat. Mereka sama-sama rukuk dan sujud, tapi satu diterima dan satu tidak.
Hal ini dikarenakan yang satu menghadap Allah dengan hatinya dan yang satu hanya menghadap Allah dengan fisiknya saja.
Orang yang menghadap Allah dengan hatinya, maka nikmat dalam sholatnya.
Ia bisa tenang dalam bacaannya dan tenang dalam gerakannya.
Hal ini jelas berbeda dengan orang yang mengerjakan sholat dengan terburu-buru.
Banyak orang yang sholatnya begitu cepat, seolah-olah ada perlombaannya.
Hal seperti inilah yang menyebabkan seseorang tidak merasa nyaman atau nikmat dalam sholatnya.
Sebenarnya, tidak ada perintah dalam Al-Qur'an maupun hadits untuk mengerjakan sholat dengan khusyu.
Hal ini dikarenakan khusyu merupakan sebuah hasil dari sholat yang tenang.
Jadi, khusyu ini merupakan sifat dari seorang mukmin yang mengerjakan sholat dengan tuma'ninah.
Dahulu, ada sahabat yang sholat di masjid. Selesai sholat, ia pergi untuk menemui Rasulullah dan ingin bersalaman.
Rasulullah tidak menjawab dan memerintahkan sahabat tersebut untuk sholat karena Rasulullah mengatakan sahabat tersebut belum sholat.
Sahabat itu sholat lagi dan menghadap lagi, namun jawaban Rasulullah masih sama hingga terulang sampai tiga kali.
Sahabat tersebut lalu berkata, jika hanya ini yang mampu dikerjakannya dan kemudian meminta Rasulullah untuk mengajarinya.
Rasulullah kemudian berkata jika berdiri, maka berdirilah dengan tuma'ninah.
Ya, tuma'ninah merupakan salah satu rukun dalam sholat yang apabila tidak dilakukan, maka sholat tidak sah.
Dengan ikhtiar tuma'ninah atau tenang dalam sholat, maka nantinya khusyu bisa dirasakan.