Mengapa Nasi Padang Lebih Banyak Dibungkus Ketimbang Makan di Tempat, Ini 2 Versinya yang Terkenal
Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa nasi padang yang dibungkus itu lebih banyak porsinya ketimbang makan di tempat.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Nasi bungkus identik dengan nasi padang. Tentunya nasi padang menjadi pilihan sebagian banyak orang untuk makan siang atau pun makan malam.
Hal ini tentunya karena penjual nasi padang sangat mudah dijumpai. Baik di pinggiran jalan maupun di tengah-tengah pemukiman warga.
Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa nasi padang yang dibungkus itu lebih banyak porsinya ketimbang makan di tempat.
Biasanya penjual nasi Padang selalu memberikan porsi nasi lebih banyak saat dibungkus. Makan di tempat diberi 1 centong nasi, untuk bungkus diberi 2 centong nasi.
Mengapa hal ini terjadi dan apa yang menjadi alasannya ?
Berikut Sripoku.com merangkumnya dari berbagi sumber dan menjadi kisah yang terkenal.
Versi : Saudagar Belanda Vs Rakyat Jelata
Kisahya dimulai pada zaman Belanda.
Pada masa itu, restoran Padang dipercaya sebagai restoran kaum elite.
Jadi banyak saudagar Indonesia atau orang Belanda yang makan di sana.
Karena itu, rakyat jelata jadi segan untuk makan nasi Padang di tempat.
Padahal restoran Padang pada masa itu sudah punya harga yang murah, lho.
Mengetahui hal itu, pemilik restoran Padang pun berinisiatif memberi porsi nasi lebih kepada rakyat jelata yang membungkus.
Tujuannya agar cukup dimakan sampai dua orang mengingat jaman dulu orang pribumi sangat miskin.
Jadi porsi nasi yang dibungkus ini menunjukkan kebaikan hati pemilik restoran Padang pada zaman dulu.