Berita Religi
Apakah Sholat Harus Diulang Apabila tidak Khusyuk dan Pikiran Melayang-layang? Begini Penjelasannya
Sholat merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim. Sholat juga amalan yang pertama kali dihisab, maka semestinya sungguh-sungguh mengerjakannya.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Jika sholat tidak khusyuk dan pikiran melayang-layang apakah harus diulang? Berikut penjelasan selengkapnya.
Sholat merupakan ibadah paling utama bagi umat Islam.
Dan sholat memiliki rukun serta syarat sebagai penetuan sah tidaknya dikerjakan.
Sholat juga ibadah yang waktunya telah ditentukan.
Hal ini sebagaimana tercantum dalam Alquran surat An-Nisa ayat 103,
Artinya:
"Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu (wajib) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa:103)
Dalam pelaksanaan sholat setiap muslim ditekankan untuk khusyu karena khusyuk merupakan ruh sholat.
Namun seringkali pikiran lain muncul saat melaksanakan sholat.
Entah itu soal pekerjaan, keluarga atau lainnya yang membuat kekhusyukkan menjadi terganggu.
Lalu apakah sholat harus diulang apabila saat sholat pikiran melayang-layang?
Berikut ini penjelasannya yang dibagikan melalui kanal YouTube Nasihat Muslim.
Baca juga: Kisah Lelaki Tidak Sholat Malam Tidak Puasa Tapi Jadi Ahli Surga, Ternyata Ini Amalan Sebelum Tidur
Jumhur ulama mengatakan hukumnya anjuran dan tidak wajib diulang.
Karena mustahil seseorang bisa khusyuk dengan sempurna dalam sholat.
"Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari masjid sambil terkentut, hingga dia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati hamba yang sedang sholat, 'ingat ini.. 'ingat itu.. padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan dalam sholatnya." (HR. Bukhari, Ahmad)
Dalam hadits ini Rasulullah menyebutkan kondisi orang yang digoda setan dalam sholat, hingga pikirannya melayang-layang sampai dia lupa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan.
Artinya dia tidakh khusyuk dalam sholatnya, namun Rasulullah tidak memerintahkan agar sholatnya diulang hanya saja pahalanya berkurang bahkan bisa jadi tidak ada.
"Ketika seseorang selesai dari sholatnya, pahala yang dia dapatkan hanya 1/10 sholatnya, atau 1/9, atau 1/8, atau 1/7, atau 1/6, atau 1/5, atau 1/4, atau 1/3, atau setengahnya." (HR. Abu Daud)
Kamu tidak mendapat pahala dari sholatmu selain apa yang kamu renungkan dari sholatmu.
Kekhusyukan yang sempurna memang tidak menjadi kewajiban karena hampir tidak mungkin manusia bisa melakukannya.
Adanya kondisi tidak khusyuk selama tidak dominan maka sholatnya tetap sah, namun bukan berarti kita mengabaikannya.
Kita mesti mengupayakannya minimal kita berusaha merenungi dan meresapi setiap bacaan yang dilafalkan.
Dan jangan lupa untuk melakukan sholat rawatib, yang mana bisa menjadi pelengkap untuk bagian dari sholat kita yang kurang.
Demikianlah penyebab sholat yang dilakukan tidak khusyuk dan pikiran melayang-layang.
Smeoga kita bisa berusaha untuk fokus beribadah kepada Allah.
Karena Allah menyukai hamba yang bersungguh-sungguh terutama dalam ibadah.