Berita Religi
Benarkah Mayit Disiksa karena Tangisan Keluarganya? Begini Penjelasan Hal yang Tak Boleh Dilakukan
Kepergian orang yang dicintai untuk selama-lamanya memang memilukan. Namun, benarkah tangisan keluarga bisa membuat si mayit disiksa?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Apakah benar mayit akan disiksa lantaran tangisan keluarganya? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Setiap manusia yang bernyawa pasti merasakan mati.
Takdir kematian merupakan hal yang pasti terjadi pada setiap makhluk Allah.
Apalagi perkara ajal merupakan suatu hal yang tak dapat ditawar-tawar.
Maka urusan dunia sudah tak lagi berguna setelah ajal tiba.
Akan tetapi, hanya amalan dan ibadah lah yang akan menemani hingga akhirat menyambutnya.
Serta beruntunglah orang yang semasa hidupnya menabung amalan dengan cara yang baik.
Perbuatan baik yang dilakukannya apalagi berguna bagi sesama akan menjadikan amal jariyah.
Yakni amalan yang terus mengalir meskipun orangnya telah meninggal dunia.
Kepergian orang yang dicintai memang memilukan.
Namun, benarkah tangisan keluarga bisa membuat si mayit disiksa?
Berikut ini penjelasan Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan yang dibagikan melalui kanal YouTube PAMTV.
Baca juga: Apa Hukumnya Mencium Kening Jenazah? Benarkah Wudhu Mayat Bisa Batal? Ternyata Begini Penjelasannya
Berangkat dari pertanyaan dari seorang jemaah mengenai makna hadits yang disabdakan Nabi Sholallahu'alaihi wa sallam,
"Sesungguhnya mayit benar-benar akan disiksa lantaran tangisan keluarganya kepadanya."
Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan pun menjelaskan yakni orang mati merasakan sakit.
Orang mati merasakan sakit lantaran tangisan keluarganya kepadanya.
Maksud dari siksa di sini adalah ia merasakan sakit lantaran tangisan keluarganya kepadanya.
Oleh karena itu tidak boleh meninggikan suara dalam menangis terhadap orang mati.
Ia juga menerangkan diperkenankan untuk menangisi selama tidak meninggikan suara.
"Adapun tangisan yang tidak dengan meninggikan suara maka tidak apa-apa," terangnya.
Nabi Sholallahu'alaihi wa sallam juga menangis ketika putranya yang bernama Ibrahim wafat, beliau bersabda:
"Air mata boleh mengalir dan hati boleh bersedih, tetapi kita tidak boleh berkata-kata kecuali yang diridhai Rabb kita Subhanahuwata'ala."
Demikianlah mengenai tangisan keluarga yang menjadi penyebab mayat disiksa.
Semoga kita semua menghadapi berbagai cobaan dengan lapang dada.
Karena segala sesuatu yang berlebihan (al-ghuluw) adalah tidak baik.
Rasulullah pernah bersabda: "Sebaik-baik urusan ialah yang dilakukan dengan biasa-bisa atau sedang-sedang saja, sekalipun itu sedikit".
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/penguburan-jenazah.jpg)