Virus Corona di Musirawas

Polres Musi Rawas Salurkan 10 Ton Beras untuk Warga Terdampak Covid-19

Polres Musi Rawas menyalurkan 2000 kampil beras untuk masyarakat terdampak covid 19 di wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI
Penyerahan secara simbolis bantuan 2000 kampil beras dari Polres Musi Rawas untuk masyarakat terdampak covid 19 di wilayah Kabupaten Musi Rawas, Kamis (19/8/2021). 
 
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Polres Musi Rawas menyalurkan 2000 kampil beras untuk masyarakat terdampak covid 19 di wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.
Masing-masing kampil seberat 5 kg dengan total sebanyak 10 ton.
Bantuan secara simbolis dilepas langsung oleh Kapolres Musi Rawas AKBP Efrannedy, dari halaman Mapolres setempat Kamis (19/8/2021).
"Hari ini alhamdulillah melalui Polres Musi Rawas mendapatkan sedikit bantuan dari bapak Kapolda Sumsel berupa bantuan beras sebanyak 10 ton yang terbagi dalam bentuk 5 kg per sak (kampil) atau 2000 sak beras," kata Kapolres Musi Rawas AKBP Efrannedy. 
"Hari ini kita laksanakan seremonial pelepasan bantuan ini. Saya berpesan kepada rekan-rekan saya para bhabin dan babinsa. Anda adalah penjuru terdepan dalam pengendalian covid 19 lakukan tugas ini dengan penuh rasa bangga, penuh tanggung jawab dan amanah," sambungnya.
Dalam kesempatan itu kapolres juga menyampaikan, bahwa saat ini cenderung terjadi peningkatan (covid 19).
Baik yang terkonfirmasi positif, dimana sampai saat ini, jumlah orang yang terkonfirmasi positif covid 19 di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 2309 orang.
Dari jumlah tersebut, 2044 orang diantaranya dinyatakan sembuh, yang masih menjalani perawatan sebanyak 50 orang, isolasi mandiri 135 orang dan meninggal dunia 79 orang.
"Ini yang terdata. Tapi saya sangat percaya dan yakin banyak sekali black number atau data-data yang tidak tercatat. Karena sejak satu tahun lebih masih banyak sekali orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan isu ditambah kepentingan lain," katanya.
Dikatakan, hal ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat sehingga banyak yang menyembunyikan dirinya atau keluarganya terpapar covid 19.
Dan masih menganggap virus ini adalah penyakit sebuah aib. Dikhawatirkan kata kapolres bila ada keluarga yang meninggal dan dinyatakan covid tak ada orang yang mau datang (melayat-red).
Namun kondisi seperti ini menurutnya merupakan sebuah bom waktu. Karena dengan varian baru yang begitu cepat penyebarannya dan beragam efeknya dapat mengancam keselamatan warga.
Terbukti katanya, Musi Rawas sudah menerapkan PPKM selama tiga minggu dan sebentar lagi satu bulan. 
"Dan konfirmasi rata-rata kita masih jauh diatas rata rata. Ini butuh kerja keras butuh sinergitas kita semua untuk ikut sama-sama prihatin,  bahu membahu melaksanakan kegiatan 3T, testing tracking treatmen," katanya.
"Saya selalu konfirmasi Dinkes (Dinas Kesehatan) mengapa konfirmasi rate kita terakhir itu tertinggi. Karena memang ada ketakutan dari warga bila dilakukan swab. Padahal swab ini upaya kita untuk melihat sejauh mana penyebaran covid 19 ada di wilayah kita," lanjutnya.
Dengan upaya itu (swab) katanya, pemerintah daerah bisa merumuskan, menentukan dan menyiapkan langkah strategis untuk kegiatan pengendalian.
Berikut juga kegiatan pendukung yang tetap mampu menjaga stabilitas kegiatan perekonomian.
"Karena, wabah ini harus kita atasi, tapi ekonomi juga tetap harus bergerak," ujarnya.
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved