Q n A

Mimpi Pesilat Juara Dunia Sumsel Terwujud, Berhasil Dirikan Padepokan, Ini Kunci Suksesnya

Merintis prestasi hingga menjadi pesilat juara dunia, mendapatkan jabatan pekerjaan di Bank Daerah, eksis menjadi pelatih hingga akhirnya terwujud mim

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Pelatih Pelatda PON XX dan mantan atlet pencaksilat Sumsel, Abas Akbar SE MM. 

SRIPO: Coba diceritakan bagaimana suka dukanya Abas Akbar dari sejak jadi pesilat cilik hingga bisa sukses eksis seperti sekarang ini? 

ABAS: Suka duka ya seimbang. Dari kecil saya jadi pesilat dididik oleh ayah untuk disiplin. Dari kelas enam SD saya mulai latihan di Jakarta. Lalu saya belajar dan terus belajar hingga jadi juara di nasional, juara junior nasional. 

Baca juga: Didukung 9 Perguruan Silat, Sholehien Kembali Terpilih Sebagai Ketua IPSI OKU Selatan

Lalu saya kembali ke daerah saya di Bangka. Saya tetap berlatih. Dan saya balik ke tempat saya kuliah di Palembang. Saya menjadi atlet Sumsel. Dulu Palembang dan Bangka masih bersatu Sumbagsel. Jadi saya majunya di Sumsel. Saya berlatih terus sampai juara dunia empat kali, juara SEA Games lima kali. Dan tentunya juara PON. 

SRIPO: Tentunya tidak gampang menjadikan diri sebagai juara dunia dan kesuksesan itu juga seiring dengan kesuksesan di kehidupan Anda. Bagaimana Anda bisa mewujudkan keduanya? 

ABAS: Ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pencak Silat sudah menjadi kehidupan saya. Dengan saya berprestasi, saya mudah dapat pekerjaan, mudah dapat beasiswa kuliah. 

Selain bersilat, saya memupuk bagaimana saya bisa sekolah sampai S2 di ekonomi. Saya tidak meninggalkan kuliah, tapi juga selalu berprestasi. Alhamdulillah sampai saya finish di atlet. 

Saya sekarang di kepelatihan sudah membawa atlet sampai ke PON. Atlet saya juga sudah ada yang meraih medali emas di PON dan sampai ajang internasional. Saya sudah jadi pelatih dunia, pelatih SEA Games, Asian Games. Saya sudah lalui semua menjadi pelatih dan atlet. Baik di tingkat regional, Asia hingga dunia. 

Kalau dukanya, masih ada yang belum ada perhatian full kepada saya, kepada mantan-mantan atlet. Saya melihat kawan-kawan saya yang belum diperhatikan.

Tentunya saya bersyukur bisa bekerja di BSB, bisa kuliah S2, dan kantor saya peduli sangat mendukung dengan memberikan saya dispensasi melatih PON, diberi bantuan untuk saya berangkat-berangkat oleh direksi-direksi. Diberikan peralatan, support motivasi sampai diberikan bonus juga dari kantor. 

Sehingga itu yang membuat saya bangga dengan kantor saya, bangga juga dengan pencak Silat. Diberi reward dari kantor dengan diberi jabatan sehingga memotivasi saya. Bagaiamana bekerja keras di kantor dan bekerja keras melatih menciptakan atlet-atlet. 

Senangnya juga namanya pencak Silat sekarang Indonesia sudah ada sistemnya reward. Kita juara, kita dapat bonus. Reward ini saya punya manajemen saving. Karena saya kuliah di ekonomi, bekerja di bank. 

Memanage bagaimana masa depan kehidupan saya untuk saving. Bagaimana merintis masa depan saya. Jadi saya punya Tabungan-tabungan yang siap untuk anak, istri saya, generasi keturunan saya. Sehingga anak-anak saya mampu untuk saya sekolahkan yang baik tentunya. 

Ini kepada atlet-atlet juga saya tanamkan bagaimana menjadi seorang atlet dan meningkatkan harkat dan martabat nantinya. Tentunya suka dukanya kita lalui dengan sabar, dengan tawakal dan selalu berdoa. Intinya nikmati hidup ini suka dukanya. 

Namanya pencak Silat ada benturan, keseleo, Kadang-kadang ada robek, jahitan, gigi patah itu biasa. Dan kadang-kadang kita menerima reward yang tidak sesuai. Kita telan semua baik yang besar maupun yang kecil. Itulah berkah kita sebagai membangun daerah, membela bangsa. 

Intinya semua dari manajemen atlet itu sendiri bagaimana memenej pada saat dia mempunyai bonus yang besar, dia selalu sekolah, selalu menabung, tidak sombong, menata hidupnya bahwa dia harus sekolah. Karena saya dulu pernah mengingat bahwa saya tidak mau dibelikan ikan. Akan tetapi saya minta diberikan kailnya. Makanya saya diterima di kerjaan. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved