Misteri Kematian Iwan, Disebut Bunuh Diri Tusuk Leher Sendiri Tapi Keluarga Curiga, Makam Dibongkar

Ibunda Iwan juga menambahkan selain itu walupun usianya masih terbilang masih muda, Iwan juga sudah bekerja sebagai buruh pertanian.

Editor: Hendra Kusuma
TRIBUN SUMSEL/SAHRI ROMADON
Kuburan Iwan Pemuda Empat Lawang dibongkar 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kini, kematian Iwan Pemuda Empat Lawang Sumatera Selatan yang Disebut Bunuh Diri Tusuk Leher Sendiri Jumat (28/05/21) lalu, kini menjadi misteri.

Sebab, keluarga curiga dengan kondisi terakhir korban, sehingga meminta aparat kemudian membongkar makam dan melakukan otopsi.

Tentunya otopsi untuk kepentingan penyidikan apakah benar Iwan Pemuda Empat Lawang itu bunuh diri dengan cara menusuk lehernya sendiri dengan parang?

Hal inilah yang kini masih Misteri atas Kematian Iwan Pemuda Empat Lawang tersebut.

Maka itu, setelah 62 hari pasca dikuburkan jenazah korban bunuh diri dibongkar oleh Pihak kepolisian atas dasar permintaan dari keluarga.

Tentunya proses otopsi dilakukan atas jenazah Iwan (18) berjalan dengan lancar walaupun kondisi jenazah sudah mulai membusuk, adapun alasan baru dilakukan autopsi setelah 62 hari jenazah dikubur karena permintaan keluarga yang ingin melakukan peringatan 40 hari terlebih dahulu.

"Keluarga meminta autopsi dilakukan setelah selesai peringatan 40 hari meninggalnya korban, kamipun menyetujui permintaan tersebut", Kata Syahrianto, Kapolsek Pendopo.

Sementara itu, derdasarkan keterangan Sukri paman korban, iwan meninggalkan kedua orang tuanya, 2 orang kakak perempuan dan 1 orang adik laki-laki.

"Orang tua almarhum bekerja sebagai petani kopi, kedua kakak perempuannya sudah menikah, satu lagi adiknya perempuannya masih sekolah kelas 4 SD" Kata Sukri.

Seperti diketahui, proses ottopsi telah kamis (29/07/2021) lalu dan kini menunggu hasilnya.

Seperti diketahui, dilakukan ekhumasi atau gali kubur ini dilakukan atas dasar permintaan keluarga Iwan karena keluarga Iwan menilai ada kejanggalan atas kematian anak laki-laki tertuanya tersebut, selain itu pada saat kritis Iwan menyampaikan sebuah pesan.

"Anak saya anak baik-baik, tidak suka berkelahi, tidak banyak tingkah laku, dengan orang lain ramah", Kata Ibunda Iwan.

Ibunda Iwan juga menambahkan selain itu walupun usianya masih terbilang masih muda, Iwan juga sudah bekerja sebagai buruh pertanian.

"Kalau anak saya butuh uang tidak selalu minta dengan saya ataupun bapaknya, dia juga suka sering mengambil upahan, akan sesekali juga minta uang ke saya", Jelasnya.

Dikabarkan sebelumnya Iwan melakukan bunuh diri dengan menggunakan parang di rumah Dendi Zuriansyah (33), warga desa Muara Karang yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah almarhum.

Dimana Iwan melakulan bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri menggunakan pisau atau parang.

Saat kejadian berlangsung di rumah Dendi Zuriansyah juga ada beberapa teman Iwan yakni Rio Fernando (19) Karan Deswal Konika (17) dan M. Arbiyansa (17).

Nyawa Iwan gagal diselamatkan setelah mendapat pertolongan di klinik Zahira Medika kecamatan Pendopo dan RSUD Tebing Tinggi Empat Lawan karena kehilangan banyak darah.

Hasil Otopsi Satu dua hari

Satreskrim Polres Empat Lawang lakukan ekshumasi jenazah M. Agus Setiawan alias Iwan (18) warga desa Muara Karang, kecamatan Pendopo, kabupaten Empat Lawang yang akhiri hidupnya dengan cara menggorok leher sendiri menggunakan parang, Jumat (28/05/21) lalu.

Adapun otopsi ini dilakukan atas dasar permintaan keluarga Iwan, dimana pada proses otopsi Satreskrim Polres Empat Lawang mendatangkan tim otopsi dari Bidokes Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dibawah pimpinan Kompol dr. Mansuri, yang merupakan dokter Forensik dari Polda Sumatera Selatan.

"Saat sedang kritis anak saya sempat berpesan sesuatu, kalau bukan karena pesan itu keluarga besar kami tidak akan melakukan otopsi kepada jenazah anak saya", Kata Ibunda Iwan.

Proses otopsi jenazah Iwan sendiri dilakukan setelah 62 hari jenazah iwan ditanam di liang lahat, dimana berdasarkan penuturan pihak kepolisian diduga ada kejanggalan pada kematian almarhum.

"Otopsi dilakukan atas dasar permintaan keluarga almarhum, selain itu diduga ada kejanggalan akan tetapi untuk hasil pastinya kita lihat nanti", Kata Kanit Pidum Satrekrim Polres Empat Lawang, IPDA Yopi Maswan S.H saat ditemui di lokasi.

Berdasarkan hasil wawancara tribunsumsel.com dengan Kompol dr. Mansuri mengatakan proses otopsi berjalan lancar akan tetapi memang sangat disayangkan karena dilakukan setelah sekitar 62 hari setelah jenazah dikubur jadi bisa dikatakan agak terlambat.

"Hari ini kita lakukan ekhumasi atau gali kubur atas dasar permintaan Polres Empat Lawang, proses pemeriksaan jenazah berjalan lancar akan tetapi hal seperti ini lebih baik dilakukan diawal" Katanya.

Untuk hasil pemeriksaan Mansuri mengatakan akan keluar 1 hingga 2 pekan sejak otopsi dilakukan.(TRIBUN SUMSEL/SAHRI ROMADON)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved