Berita Sriwijaya FC

Isi Waktu Libur, Kiper Sriwijaya FC  Ini Main Game PUBG untuk Obati Rindu Pulang ke Ternate

Kiper Tim Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak yang tidak pulang kampung ke Ternate, untuk mengisi waktu suntuknya dengan nonton video dan main game PUBG

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Tiga kiper Sriwijaya FC antara lain Rudi Nurdin Rajak, Riski Darmawan, dan Hendra Mole terus giat diasah kemampuannya latihan di Stadion Atletik Luar JSC Palembang. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Kiper Tim Sriwijaya FC Rudi Nurdin Rajak yang tidak pulang kampung ke Ternate Maluku Utara pada libur jelang Hari Raya Idul Adha mengaku, mengisi waktu suntuknya dengan nonton video dan main game PUBG di Wisma Atlet JSC Palembang, Kamis (29/7/2021). 

"Kalau lagi suntuk, saya nonton video. Kalau gak main game PUBG."

"Cuma setengah jam aja buat ngisi waktu kosong aja. Banyak teman saya dari Maluku main game PUBG bareng," ungkap Kiper SFC Rudi Nurdin Rajak

Rudi yang musim lalu sering dijuluki Kurnia Meiganya SFC (Mantan kiper Timnas U19 dan pernah memperkuat Arema Malang Kunia Neiga Hermansyah) mengaku tidak merasa sendirian di Mess SFC kali ini. 

"Ada teman di Mess Wisma Atlet ini dengan bang Khairul ofisial SFC, keluar makan bareng," kata 
Kiper yang mengenakan kostum nomor punggung 20.

Bujangan kelahiran Maregam Tidore Selatan Kota Tidore Provinsi Maluku Utara, 2 April 1999 ini mengaku mendapat kabar Sriwijaya FC batal memulai latihan lagi.

Semestinya para penggawa Sriwijaya FC bakal kembali merumput pasca libur Idul Adha 1442 H, Selasa (27/7/2021).

"Di grup whatsapp dikabarin tanggal 27 itu gak jadi latihan. Kita sih ngikutin aja. Kalau PPKM dilanjutin, pastinya latihannya kapan belum jelas juga. 

Sedih sih enggak. Kepastian Liga-nya dulu. Liga belum jelas juga. Semoga Liga bisa jelas sehingga kita bisa berkumpul lagi," tutur Rudi. 

Ia mengaku terpikir bakal pulang kampung manakala ada kepastian jika Liga 2 ditunda untuk jangka waktu yang panjang. 

"Kalau jangkanya pendek, saya masih bertahan di Palembang. Tapi kalau jangkanya panjang terpaksa pulang ke Ternate (Maluku Utara). Mau pulang ke sana kan ribet. Harus PCR juga," terangnya. 

Selama bertahan di Palembang, Rudi menjalankan program dari coach yakni latihan yang divideokan untuk dilaporkan ke Tim Pelatih. 

"Selama di Palembang, ada program dari coach dijalankan setiap sore. Kalau gak diajak Akbar Zakaria ikut game bareng di Lapangan Atletik Luar JSC," paparnya. 

Berat pertimbangan Rudi membuatnya menunda pulang kampung karena menilai tanggung sebab perjalanan untuk mencapai Ternate Maluku Utara butuh waktu perjalanan dua hari. Bolak balik empat hari. 

Selain menilai masa liburnya pendek tak sebanding dengan waktu perjalanan bolak-balik, juga besarnya ongkos dan mesti tes covid. 

"Belum lagi biayanya bolak balik bisa Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Terus harus tes antigen dan PCR. Pokoknya ribet," katanya. 

Terakhir Rudi berharap agar kompetisi Liga 2 ini segera cepat digelar karena ia prihatin melihat insan sepakbola yang menggantungkan nasibnya dari kompetisi ini. 

"Harapannya sih semoga kompetisi Liga bisa cepat mulai. Sayang juga buat insan sepakbola, apalagi teman-teman kan yang sudah berkeluarga untuk menafkahi anak istri dari main sepakbola ini. Kalau kompetisi gak jelas, dapat uangnya dari mana," pungkasnya. 
Rudi merupakan salah satu dari 3 kiper asuhan pelatih kiper Ferry Rotinsulu. Dua kiper lainnya yakni Hendra Mole, dan Risky Darmawan. 

Rudi yang jebolan PPLP Maluku Utara memiliki kiper yang diidolakannya selama ini yakni oach Ferry Rotinsulu dan kiper Barcelona Marc Andre Ter Stegen. 

"Saya sendiri dipanggil coach Ferry masuk ke Sriwijaya mungkin karena pernah sama-sama di Lampung sakti jadi bisa melihat permainan saya," kata Anak ketiga dari 4 bersaudara buah kasih pasangan Nurdin Rajak dan Jamilah Sulaiman. 

Rudi Nurdin Rajak yang menjadi penunggu Mess Sriwijaya FC, Wisma Atlet Komplek Jakabaring Sport City ternyata punya kenangan dengan tempat ini di masa kecilnya.

"Saya dari kecil kelas 6 sudah ikut O2SN Tingkat Nasional 2012 tandingnya di Palembang dan nginap di wisma atlet. Saya lupu tandingnya di lapangan mana. Kita Maluku Utara kalah sama Bali," bebernya. 

Mantan kiper utama Persikat Tegal tim Liga 3 yang berhasil membawanya naik kasta lolos Liga 2 ini. Selama duduk di bangku SMP, Rudi mengaku fokus sekolah. Habis itu ia terjun ke PPLP Maluku Utara setara SMA 2014-2015. Pas di situ dapat juara 2 tingkat PPLP Nasional 2016.

"Saya kelas 2 SMA itu habis itu POPWIL di Papua dapat juara 2. Pada saat kelas 3 ikut Kejurnas PPLP ke Pekanbaru sampai di 8 besar Tahun 2017. Baru 2018 ikut PONAS di Semarang, kalah di 8 besar," terangnya.

Lulus dari PPLP, Rudi terjun di Persikabo Bogor langsung dilihat dipantau coach Indra Sjafrie TC di Yogyakarta sampai sebulan dan sayangnya ketika diumumkan tidak lolos dalam seleksi Timnas U-19.

"Pemain bola semua mau dipanggil timnas tapi untuk itu mesti latihan lebih serius maksimal biar bisa dilirik. Yang terpenting fokus di Sriwijaya mudah-mudahan naik kasta," ujarnya.

Ia pun hijrah ke Tim Lampung Sakti kalahnya di babak 16 besar dan bertemu coach Ferry Rotinsulu Tahun 2018.

"Di Lampung Sakti saya jadinKiper kedua. Pada musim kemarin 2019 barulah main di Persikat Tegal sampai lolos naik Liga 2. Di Persikat Tegal saya jadi Kiper pertama," paparnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved